Liputan6.com, Jakarta - Saham emiten farmasi yaitu PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) melonjak signifikan mulai sesi kedua perdagangan saham Selasa, (16/2/2021).
Harga saham emiten farmasi ini terjadi di tengah kenaikan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kabar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) resmi memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) kepada vaksin yang diproduksi PT Bio Farma pada Selasa, 16 Februari 2021.
Baca Juga
Mengutip data RTI pukul 14.23 WIB, saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melonjak 7,38 persen ke posisi Rp 3.930 per saham.
Advertisement
Saham KAEF sempat dibuka stagnan di posisi 3.660 per saham. Saham KAEF sempat berada di level tertinggi 4.030 per saham dan terendah 3.630 per saham.
Total frekuensi perdagangan saham 18.072 kali dengan nilai transaksi Rp 185,5 miliar. Harga saham PT Indofarma Tbk (INAF) juga naik 7,85 persen ke posisi Rp 3.570 per saham.
Saham INAF sempat di level tertinggi 3.620 dan terendah 3.290 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.807 kali dengan nilai transaksi Rp 40,9 miliar.
Selain itu, saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) naik 7,42 persen ke posisi 2.460 per saham. Saham IRRA dibuka naik 30 poin ke posisi 2.320 per saham. Saham IRRA sempat di level tertinggi 2.520 dan terendah 2.260 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 23.053 kali dengan nilai transaksi Rp 186,4 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak IHSG
Sementara itu, IHSG naik 0,26 persen ke posisi 6.286. Indeks saham LQ45 melemah 0,10 persen ke posisi 957. Sebanyak 207 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 260 saham melemah dan 165 saham di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1.179.336 kali dengan nilai transaksi Rp 11,2 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat dan melemah. Sektor saham pertanian naik 0,70 persen dan memimpin penguatan. Diikuti sektor saham keuangan menguat 0,66 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,61 persen.
Advertisement
Vaksin COVID-19 Produksi Bio Farma Dapat Izin BPOM
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) kepada vaksin yang diproduksi PT Bio Farma hari ini, Selasa (16/2/2021).
Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, vaksin ini diberi nama Vaksin Covid-19 dan sudah dapat digunakan dalam program vaksinasi nasional.
"Kami apresiasi dan ucapkan terima kasih kepada Bio Farma yang telah mengikuti timeline sehingga EUA untuk vaksin yang diproduksi Bio Farma pada hari ini sudah bisa disetujui," ujar Penny dalam konferensi pers virtual, Selasa, 16 Februari 2021.
Penny menjelaskan, vaksin ini memiliki bentuk persediaan vial 5 ml berisi 10 dosis vaksin per vial yang merupakan virus yang diinaktivasi. Vaksin ini dikemas dalam 10 vial per box dengan suhu 2 hingga 8 derajat Celsius.
Kemudian, setiap vial dilengkapi dengan barcode 2D yang berisi identitas vaksin agar tidak bisa dipalsukan.
"Pemberian EUA kepada vaksin ini terpisah karena perbedaan tempat produksi dan kemasannya," kata Penny.
Amankan Vaksin COVID-19
Indonesia, melalui jalur diplomasi, termasuk salah satu negara yang tercepat untuk mendapatkan akses vaksin Covid-19 dari berbagai produsen, baik secara bilateral, maupun melalui Multilateral (COVAX).
Bio Farma sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan satu-satunya produsen vaksin di Indonesia berencana akan melakukan produksi Vaksin Covid-19, guna memenuhi kebutuhan supply Vaksin Covid-19 Pemerintah untuk melakukan vaksinasi secara nasional. Sebagai tahap awal pengadaan vaksin didapat dari Sinovac.
"Untuk dapat mendatangkan vaksin-vaksin ini, Bio Farma tentu memerlukan modal kerja untuk pembelian importasi bulk Vaksin Covid-19 dari Sinovac yang didapat dari sumber pendanaan pihak ketiga (Perbankan)," ujar Juru Bicara sekaligus Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto dalam keterangannya, Selasa (16/2/2021).
Adapun jenis pendanaan yang diperlukan adalah fasilitas pembiayaan modal kerja revolving dalam valuta US Dollars (USD) dan sub limit fasilitas Trade Financing dengan skema clean basis.
Sebagai tindak lanjut atas kebutuhan pendanaan tersebut, Bio Farma menjalin kerjasama pembiayaan kepada HIMBARA dan Bank Swasta Nasional yang terdiri dari Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, Maybank, Danamon dan HSBC.
"Terkait dengan kemitraan yang terjalin antara Maybank Indonesia dengan produsen dan distributor produk farmasi milik negara PT Bio Farma (Persero) dilakukan melalui unit usaha syariah Maybank Indonesia dengan menyediakan fasilitas pembiayaan berbasis Syariah kepada Bio Farma atas peran sentralnya dalam penanggulangan Covid-19 melalui pengadaan vaksin," lanjutnya.
Advertisement
Selanjutnya
Sebagaimana diketahui, pengadaan vaksin untuk tahap awal ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU antara Bio Farma dengan Sinovac sebagai penyedia bulk dan Vaksin COVID-19 di Tiongkok pada tanggal 20 Agustus 2020 dengan disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi, serta penandatanganan Local Manufacturing Agreement of COVID-19 Vaccine pada tanggal 28 September 2020.
"Saat ini, jumlah produsen vaksin Covid-19 di dunia sangat terbatas, sedangkan permintaan vaksin Covid-19, melebihi persediaannya, oleh karenanya, kita memerlukan supply vaksin dari berbagai sumber. Indonesia sendiri, untuk pengadaan vaksin Covid-19, diberikan kepada Bio Farma," ujar Bambang.
Bambang menambahkan, pengadaan tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2020 dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Dari Permenkes tersebut vaksin Covid-19 akan didapat dari hasil produksi PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech dan Sinovac Life Sciences Co., Ltd dan Novavax. Distribusinya akan dilaksanakan oleh Holding BUMN Farmasi, seperti Bio Farma, Kimia Farma dan Indofarma.
Sementara itu, untuk tahap awal, pada bulan Januari - Februari 2021, sebanyak satu juta tenaga kesehatan sudah mendapatkan vaksin Coronavac dari Sinovac. Berikutnya sebanyak 17 juta lebih petugas pelayan publik seperti TNI, POLRI, akan mendapatkan vaksin Covid-19 pada bulan Februari - Maret 2021.