Laju IHSG Labil, Investor Asing Buru Saham BBRI hingga ADHI

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat terbatas 0,06 persen ke posisi 5.973,98 pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa, 6 April 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Apr 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2021, 09:16 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuaktif pada perdagangan saham Selasa, (6/4/2021). Sempat dibuka menghijau, IHSG berbalik arah ke zona merah.

Pada  pra pembukaan perdagangan saham, IHSG naik tipis 0,06 persen atau 3,75 poin ke posisi 5.973,98. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik tipis 0,05 persen atau 2,6 poin ke posisi 5.973. Indeks saham LQ45 melemah  0,36 persen ke posisi 892. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Tak lama kemudian, IHSG berbalik arah ke zona merah, kemudian kembali menghijau.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.979,25 dan terendah 5.944,42. Sebanyak 160 saham melemah sehingga menekan IHSG. 129 saham menguat dan 194 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 67.831 kali dengan volume perdagangan saham 1,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 700,4 miliar.

Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham tambang naik 0,26 persen, sektor saham perdagangan mendaki 0,41 persen dan sektor saham infrastruktur naik 0,20 persen.

Sektor saham konstruksi pimpin pelemahan dengan turun 1,27 persen. Diikuti sektor saham pertanian susut 0,57 persen dan sektor saham aneka industri tergelincir 0,40 persen.

Mengutip laporan Ashmore Asset Management Indonesia, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street ditutup menguat hingga capai rekor tertinggi pada perdagangan saham Senin, 5 April 2021. Hal ini seiring pelaku pasar merespons positif laporan data tenaga kerja yang kuat dan kemajuan program vaksinasi COVID-19.

10 dari 11 kelompok industri menguat yang didorong sektor saham layanan konsumen dan komunikasi. Sedangkan sektor saham energi turun.

Selain itu, data ekonomi lainnya yang menguat seperti data manufaktur. Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, tarif pajak perusahaan yang diselaraskan di seluruh ekonomi utama dunia, bagian dari upaya memulihkan kepemimpinan global dan kredibilitas dengan sekutu AS setelah pendekatan sepihak di era Trump.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gerak Saham

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saham-saham yang catat top gainers antara lain saham PTIS naik 24,14 persen, saham TFAS melonjak 22,17 persen, saham INDX meroket 20,45 persen, saham ZBRA meroket 18,52 persen dan saham MINA menanjak 17,57 persen.

Lalu saham-saham yang tertekan antara lain saham APEX turun 6,92 persen, saham AGRS merosot 6,9 persen, saham LAND susut 6,9 persen, saham BNBA tergelincir 6,71 persen, dan saham MAYA merosot 6,64 persen.

Pada awal sesi perdagangan, investor asing membeli saham BBRI Rp 6,7 miliar, saham INCO sebesar Rp 2,5 miliar, dan saham ADHI sebesar Rp 1,9 miliar.

Selain itu, saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham BBCA sebesar Rp 34,3 miliar, saham NFCX sebesar Rp 19,3 miliar, dan saham BMRI sebesar Rp 6,8 miliar.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,30 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,89 persen dan indeks saham Shanghai tergelincir 0,05 persen. Selain itu, indeks saham Singapura naik 0,01 persen dan indeks saham Taiwan naik 1,24 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya