Liputan6.com, Jakarta - Jelang libur Lebaran, sejumlah sektor saham diprediksi mengalami kenaikan cukup signifikan, salah satu sektor yang diprediksi mengalami kenaikan ialah konsumsi.
Hal ini tak terlepas dari keinginan masyarakat untuk melakukan pembelian. Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menjelaskan, sektor konsumsi biasanya akan mengalami kenaikan karena fokus belanja masyarakat meningkat
"Biasanya kalau sektor konsumsi ada kenaikan, karena fokus masyarakat meningkat, meskipun tidak sebesar tahun tahun sebelumnya," katanya kepada Liputan6.com, ditulis Rabu (5/5/2021).
Advertisement
Selain itu, Wawan menyebut, kenaikan pembelian kendaraan bermotor jelang Lebaran juga menjadi sentimen positif bagi sektor otomotif. Oleh karena itu, investor juga bisa mencermati beberapa perusahaan otomotif.
"Keuangan memang disarankan, kita juga melihat adanya peningkatan penjualan kendaraan bermotor. Lalu ketiga saham konsumsi atau telekomunikasi TBIG," ujarnya.
Tak hanya itu, Wawan juga menegaskan investasi saham yang baik tidak hanya melihat dalam perusahaan untuk waktu pendek tapi juga perkembangan jangka panjang.
"Jadi memang kalau mau investasi saham baiknya itu dalam jangka yang cukup panjang. Sebaiknya di atas tiga tahun," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Strategi Investasi di Pasar Modal Jelang Libur Lebaran
Sebelumnya, jelang Lebaran, sejumlah persiapan banyak dilakukan masyarakat Indonesia, tak terkecuali investasi di pasar modal. Melihat hal ini ada sejumlah persiapan yang bisa dipersiapkan investor.
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menyebut, investor sebaiknya mempersiapkan dana kas apabila ingin tetap melakukan investasi jelang Lebaran.
"Yang pasti harus sediakan cash ya, jadi kalau bicara investasi, sekarang sudah banyak yang bisa dilakukan secara online, jadi bisa melakukan transaksi di hari yang sama meskipun hari libur, Itu juga bisa menjadi pilihan," katanya kepada Liputan6.com, Selasa, 4 Mei 2021.
Selain itu, Wawan juga menyebut, harapan ada perbaikan di pasar saham juga bisa terjadi usai Lebaran. Hal ini juga harus harus menjadi perhatian pemerintah terlebih sentimen negatif seperti peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara masih terjadi.
"Memang untuk kasus COVID-19 saat ini masih terus meningkat, terutama di India ini rentan sekali masuk ke Indonesia. Tapi selama ini bisa dikontrol oleh pemerintah dan tak ada lonjakan saya rasa tak akan menjadi sentimen negatif untuk pasar saham," ujarnya.
Untuk investasi jangka panjang, saham big cap atau kapitalisasi besar masih menjadi pilihan untuk para investor. Sedangkan untuk investor moderat, obligasi negara juga bisa dilirik karena adanya sejumlah dorongan.
"Sebenarnya yang masih menarik itu pendapatan tetap khususnya di obligasi negara karena kalau dengan level sekarang pun buat di bulan April ada penguatan 6,4 persen selama 10 tahun itu masih tinggi harusnya sekitar 6 persen. Jadi akan ada potensi kenaikan harga sampai akhir tahun nanti," tuturnya.
Advertisement