Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra memastikan Garuda Indonesia akan tetap terbang dalam kondisi apapun. Hal ini disampaikan Irfan menyusul kabar mengenai kondisi keuangan GIAA yang terpukul.
"Kita ingin mengatakan bahwa Garuda Indonesia ini akan tetap melakukan penerbangan dalam kondisi apapun. Termasuk setelah kita bicara tentang hal-hal (kondisi Perseroan) ini," kata Irfan dalam diskusi virtual, Selasa (25/5/2021).
Irfan sebelumnya telah menyampaikan kepada karyawan dalam rapat internal mengenai kondisi Perusahaan saat ini. Salah satunya, Garuda Indonesia diketahui memiliki utang sekitar Rp 70 triliun atau USD 4,9 miliar. Utang tersebut meningkat lebih dari Rp 1 triliun setiap bulan karena terus menunda pembayaran kepada pemasok.
Advertisement
Adapun laporan keuangan terakhir Garuda Indonesia yang disampaikan pada bursa yakni pada kuartal III-2020. Saat itu, pendapatan GIAA merosot 67,85 persen menjadi USD 1,14 miliar. GIAA pun membukukan rugi bersih USD 1,07 miliar.
Kondisi ini berbalik dari kuartal ketiga tahun sebelumnya yang masih mencatatkan laba bersih USD 122,42 juta. Oleh karena itu, Perseroan melakukan sejumlah upaya efisiensi, salah satunya penawaran pensiun dini bagi karyawan Perseroan.
"Kami ingin memastikan Garuda Indonesia akan tetap terbang dan prosedur kita jalankan dengan sebaik-baiknya untuk memastikan keamanan dan keselamatan penumpang," ulang Irfan.
Kendati pendapatan Perseroan dari penumpang merosot, Irfan menjelaskan pendapatan dari kargo meningkat. Irfan tak merincikan berapa angka pastinya, tetapi dalam catatannya pendapatan kargo saat ini sudah melebihi pendapatan sebelum COVID-19.
"Pendapatan kargo kita sudah melewati pendapatan sebelum COVID-19,” pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham GIAA
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, (25/5/2021), saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melemah 6,8 persen ke posisi Rp 274 per saham.
Saham GIAA dibuka melemah 12 poin ke posisi Rp 282 per saham. Saham GIAA berada di kisaran Rp 274-Rp 294 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 3.554 kali dengan nilai transaksi Rp 10,4 miliar.
Advertisement