Liputan6.com, Jakarta - PT Archi Indonesia Tbk mencatat pendapatan USD 393,3 juta dan laba bersih USD 123,3 juta pada 2020.Perseroan menyatakan, sebagian besar kontribusi pendapatan berasal dari penjualan emas.
"Pada 2020, Archi mencatat total pendapatan sebesar USD 393,3 juta dan merupakan penyumbang nilai pajak dan royalti terbesar dari sektor industri pertambangan emas di Sulawesi Utara. Sekitar 98 persen dari total pendapatan perseroan dihasilkan dari penjualan emas," ujar Direktur Keuangan PT Archi Indonesia Tbk, Adam Jaya Putra, Senin (31/5/2021).
Baca Juga
Hingga akhir 2020, Archi Indonesia baru eksplorasi 10 persen dari total keseluruhan area konsesi yang memiliki luas sekitar 40.000 hektar.
Advertisement
Oleh karena itu, Archi masih memiliki potensi penambahan cadangan bijih emas secara signifikan.Perseroan memiliki lokasi tambang di Sulawesi utara ini beroperasi sejak 2011 dan produksi 1,9 juta ons atau setara dengan 58 ton emas hingga 2020.
Tak hanya itu, perseroan juga memiliki cadangan bijih emas sebanyak 3,9 juta ons atau setara dengan 121 ton hingga akhir tahun lalu.
PT Archi Indonesia Tbk memiliki dua kontrak karya dan dimiliki entitas anak archi yaitu PT Meares Soputan Mining (PT MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (PT TTN).Kontrak karya tersebut berlaku hingga 2041 dan bisa mendapatkan dua kali perpanjangan, masing-masing untuk jangka waktu maksimal 10 tahun.
Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu tambang emas yang memiliki tingkat cadangan bijih emas tertinggi serta umur tambang terpanjang di kawasan Asia Tenggara menurut konsultan industri pertambangan CRU International Limited (CRU).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gelar IPO
Sebelumnya, PT Archi Indonesia Tbk, perusahaan tambang pure-play emas (pure-play gold producer) siap melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni 2021.
Dalam keterangan resminya, Archi menegaskan pihaknya akan melepas sebanyak-banyaknya 4.967.500.000 lembar saham biasa atas nama, dengan nominal Rp10 untuk setiap saham. Ini akan mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham.
Wakil Direktur Utama Archi, Rudy Suhendra mengatakan, tujuan perusahaan melakukan IPO ialah mengembangkan dan mengakselerasi rencana pertumbuhan bisnis, sekaligusmeningkatkan tata kelola perusahaan.
"Dengan mencatatkan saham perusahaan kami di BEI, Archi bermaksud untuk mempercepat rencana pertumbuhan kinerja perusahaan, dan lebih meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya pengawasan secara langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI sebagai regulator, serta masyarakat secara umum," katanya Senin, 31 Mei 2021.
Rudy juga menegaskan, Archi merupakan salah satu perusahaan yang memiliki exposure penuh terhadap bisnis pertambangan emas, dimana tambang ini merupakan komoditas dengan nilai yang stabil dan sangat menarik bagi investor. “Emas sering dianggap sebagai salah satu komoditas teraman, dengan nilai investasi yang terpercaya serta sustained dari waktu ke waktu," ujarnya.
Sehubungan dengan aksi korporasi ini, Archi akan menggunakan laporan keuangan konsolidasi audit yang berakhir pada 31 Desember 2020, dan telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dari IPO yang dilakukan.
Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) Archi Indonesia, Adam Jaya Putra menuturkan, 90 persen dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan perseroan atau entitas anak, untuk pembayaran sebagian pokok utang bank, sedangkan sisanya untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja.
Archi Indonesia memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara sejak 2011. Tambang ini telah memproduksi 1.9 juta ons (setara dengan 58 ton) emas hingga 2020 dan memiliki Cadangan Bijih emas sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton) per akhir Desember 2020.
Advertisement