Harum Energy Bakal Tambah Investasi di Nikel

PT Harum Energy Tbk (HRUM) menilai nikel memiliki prospek jangka panjang yang menarik dibandingkan komoditas lain.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 08 Jun 2021, 23:12 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2021, 23:10 WIB
Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Aktivitas pekerja menggunakan alat berat saat menurunkan muatan batu bara di Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Terus ekspansi, PT Harum Energy Tbk tak puas dengan investasi nikel yang telah dilakukan perseroan saat ini. Oleh karena itu, emiten berkode HRUM ini menegaskan tak menutup kemungkinan pihaknya akan memperbesar bisnis di sektor ini.

"Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, kita akan terus menjajaki investasi di bisnis nikel, terutama di sektor pemurnian atau disketor hilir, untuk meningkatkan nilai tambah dari bisnis kita," kata Direktur Utama Harum Energy, Ray A. Gunara secara virtual, Selasa (8/6/2021).

Tak hanya itu, Harum Energy juga mengaku penambahan saham akan dilakukan perusahaan pada Nickel Mines Limited. Meski demikian, semuanya tergantung dari kondisi pasar dan dana yang dimiliki perseroan.

"Kita tidak memiliki target kepemilikan saham dalam persentase tertentu. Balik lagi yang lebih penting adalah kondisi pasar dan ketersediaan dana Harum Energy," ujarnya.

Tahun berjalan 2021, PT Harum Energy Tbk telah mencatat investasi tambahan sekitar USD 194 juta untuk ekspansi nikel. Angka tersebut yakni USD 80 juta untuk akuisisi PT Position, USD 69 juta untuk PT Infei Metal Industry (IMI) dan tambahan saham Nickel Mines Ltd USD 45 juta.

"Nikel memiliki prospek jangka panjang yang sangat menarik dibandingkan dengan komoditas lain yang pernah kita lirik. Prosesnya juga mirip pertambangan batu bara, kita sudah memiliki pengalaman untuk ini," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Genjot Produksi Batu Bara

Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Aktivitas pekerja menggunakan alat berat saat menurunkan muatan batu bara di Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, PT Harum Energy Tbk (HRUM) optimistis mampu produksi 3,5 juta ton batu bara sepanjang 2021. Sejalan dengan hal ini, perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi salah satunya mempertahankan margin operasional.

"Kami akan meningkatkan efisiensi di seluruh rantai logistik dan mengendalikan biaya produksi antara lain melalui optimalisasi rasio pengupasan dan volume produks, terutama di tengah kondisi pasar yang lemah," kata Direktur Utama Harum Energy, Ray A. Gunara secara virtual, Selasa, 8 Juni 2021.

Perseroan juga akan memperkuat aktivitas penjualan dan pemasaran. Untuk hal ini perseroan memiliki dua langkah utama yakni memanfaatkan momentum harga yang psotif untuk meningkatkan produksi serta mencari pasar atau pelanggan baru untuk meningkatkan penjualan dan perolehan harga yang maksimal.

"Selanjutnya, kami akan menjaga profil keuangan yang kuat dan good corporate governance dengan mempertahankan kebijakan keuangan yang konservatif dengan mengoptimalkan posisi likuiditas," ujar Ray.

Hal terakhir yang menjadi strategi usaha ialah mengembangkan peluang diversifikasi, yakni dengan memanfaatkan likuiditas perseroan untuk melakukan akuisis strategis.

"Melakukan diversifikasi usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap industri tertentu, dan mencari alternatif sumber pertumbuhan usaha yang berkelanjutan," tuturnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya