Cucu Usaha Wika Uji Coba Penambalan Jalan di Tol Jakarta-Cikampek

WIKA Asic Super merupakan produk CPHMA (Cold Paving Hot Mix Asbuton) yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk jalan kelas 1 dan 2, serta pada jalan tol.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jun 2021, 15:12 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2021, 15:12 WIB
Ilustrasi Jalanan Aspal.
Ilustrasi Jalanan Aspal. (dok. Free-Photos/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Anak perusahaan PT Wijaya Karya Bitumen yaitu PT Wijaya Karya Aspal (WIKA Aspal) uji coba penambalan jalan atau patching pada jalan Tol Jakarta - Cikampek Km 22+ 50 pada Minggu, 20 Juni 2021. Uji coba itu menggunakan produk WIKA Aspal, yaitu WIKA Asic (Asbuton Instant Concrete) Super.

WikaAsic Super merupakan produk CPHMA (Cold Paving Hot Mix Asbuton) yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk jalan kelas 1 dan 2, serta pada jalan tol.

Selain itu, produk ini juga merupakan salah satu andalan untuk penambalan jalan, karena penggunaannya yang praktis, yakni 3S (sobek, sebar dan solid) dan tidak memerlukan AMP (Asphalt Mixing Plant).

Jalan tol yang akan digunakan untuk uji coba tersebut merupakan jalur dari arah Jakarta menuju Cikampek dengan panjang jalan 5 meter dan lebar jalan 3 meter.

Kegiatan uji coba penambalan jalan ini dilakukan untuk mengetes ketahanan deformasi dari WIKA Asic Super yang diproduksi oleh WIKA Aspal.

"Dengan telah dilaksanakannya uji coba patching dengan menggunakan produk WIKA Asic Super, besar harapan kami agar produk siap pakai asbuton ini dapat dipergunakan pada ruas-ruas jalan tol di seluruh Indonesia, tidak hanya untuk di remote area saja," ujar Direktur Wika Aspal, Waluyo Nugroho, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (21/6/2021).

Ia menambahkan, harapan tersebut dapat terjalin dengan sinergi yang baik dan didukung oleh JMTM, serta beberapa stakeholder Pemerintah lainnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Anak Usaha Wika Bangun Pabrik Aspal Rp 12 Triliun

Pada 2020 penggunaan  Aspal Buton (Asbuton) dilakukan pada jalan sepanjang 793 km yang tersebar di 25 provinsi di Indonesia, dengan volume kebutuhan sekitar 42 ribu ton. (Dok Kementerian PUPR)
Pada 2020 penggunaan Aspal Buton (Asbuton) dilakukan pada jalan sepanjang 793 km yang tersebar di 25 provinsi di Indonesia, dengan volume kebutuhan sekitar 42 ribu ton. (Dok Kementerian PUPR)

Sebelumnya, PT Wika Bitumen, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan membangun pabrik aspal Big Extration Plant (BEP) pada akhir 2021. Pabrik tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan aspal nasional.

Direktur Utama PT Wika Bitumen, Bambang Dwi Wijayanto menuturkan, pembangunan pabrik aspal tersebut dilakukan seiring ada peningkatan atas kebutuhan aspal nasional sekitar 1-1,5 juta ton per tahun.

Selain itu, substitusi aspal minyak impor ke aspal buton nasional sebagian tujuan untuk memanfaatkan aspal alam. Adapun pabrik aspal tersebut akan dibangun di Lawele, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Pabrik yang berkapasitas 7x100.000 ton per tahun itu akan selesai dibangun pada 2023. Hasil produk akan dipasarkan di pasar dalam negeri dan juga ekspor ke luar negeri seperti Tiongkok dan Taiwan.

"Pemenuhan permintaan dari stakeholders untuk bisa masuk ke pasar jalan tol,jalan nasional, jasa konstruksi pekerjaan aspal dan pemeliharaan jalan tol," ujar dia lewat surat elektronik yang diterima Liputan6.com, Selasa (9/3/2021).

Ia menuturkan, rencana investasi pembangunan pabrik aspal BEP diperlukan sekitar Rp 12 triliun. Rencana pendanaan pembangunan pabrik dari beberapa opsi antara lain melalui sovereign wealth fund (SWF) atau lembaga pengelola investasi (LPI) dan joint venture dengan partner asing strategis.

Selain itu, perseroan melalui anak perusahaan Wika Aspal juga akan fokus pada penjualan ritel B2C untuk produk-produk substitusi aspal buton nasional.

"Kami akan launching produk baru turunan aspal dari cold paving hot mix asphalt (CPHMA), yaitu Wika ASCID dan Wika Asic Super yang akan kami pasarkan untuk proyek-proyek dengan membidik alternatif jalan kelas 3 dan 4, perbaikan jalan tol, remote area yang memiliki keterbatasan akses, jalan kawasan perumahan dan industri,” tutur dia.

Bambang menuturkan, pandemi COVID-19 yang terjadi menjadi tantangan dan peluang bagi perseroan pada 2021. Akan tetapi, pihaknya optimistis dengan rencana target omzet kontrak baru Rp 1,24 triliun dan penjualan Rp 693 miliar.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya