Archi Indonesia Catat Saham Perdana di BEI, Bagaimana Kinerja Keuangannya?

PT Archi Indonesia Tbk mencatatkan saham dengan kode ARCI di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 28 Juni 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 28 Jun 2021, 11:48 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2021, 11:48 WIB
Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Archi Indonesia Tbk resmi tercatat di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/6/2021). Menggunakan kode saham ARCI, perusahaan  merupakan emiten ke 21 yang mencatatkan saham perdananya pada 2021.

Merupakan perusahaan tambang pure-play emas, acara peresmian dan serah terima sertifikat pencatatan saham ARCI digelar secara virtual. Acara tersebut dihadiri jajaran komisaris dan direksi perusahaan, yakni, Rizki Indrakusuma selaku Komisaris Utama, Abed Nego selaku Komisaris, Kenneth Ronald Kennedy Crichton selaku Direktur Utama, Shawn David Crispin selaku Direktur, Adam Jaya Putra selaku Direktur serta Harry Margatan Sopandi selaku Sekretaris Perusahaan.

Melalui penawaran umum perdana saham (IPO), Archi Indonesia melepas 3.725.250.000 saham biasa dan mewakili 15 persen modal yang ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO dengan harga Rp750 per lembar saham.

Selama penawaran saham di masa bookbuilding dan offering period melalui sistem e-IPO, perusahaan mengaku investor ritel memiliki antusias cukup tinggi, terbukti, pesanan yang masuk melebihi porsi yang telah dialokasikan sebelumnya (oversubscribed) untuk Penjatahan Terpusat (pooling allotment).

Selaras dengan peraturan penjatahan baru (mekanisme clawback) dari sistem e-IPO di BEI, perusahaan mengalokasikan porsi Penjatahan Terpusat untuk investor ritel yang lebih tinggi dari sebelumnya. Perusahaan juga mengurangi porsi penjatahan pasti (fixed allotment) untuk investor institusi.

"Archi telah lama merencanakan untuk melakukan IPO. Ini merupakan salah satu milestones yang berhasil dicapai oleh perseroan dan merupakan momen yang berharga bagi kami," kata Wakil Direktur Utama Archi, Rudy Suhendra.

Dalam aksi korporasi, Archi menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

"Melalui anak perusahaan Archi yaitu PT Meares Soputan Mining (PT MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (PT TTN), Archi memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman dan rekam jejak operasional yang baik dan terus berkembang di Tambang Emas Toka Tindung yang berlokasi di Sulawesi Utara. Selain itu, Archi juga telah membangun hubungan erat dengan seluruh stakeholders di sekitar lingkar Tambang Emas Toka Tindung," ujar Rudy.

Pada akhir Desember 2020, Tambang Emas Toka Tindung memiliki cadangan bijih emas (bersertifikasi JORC) sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton) dan memproduksi lebih dari 200 kilo ons (setara dengan 6.2 ton) emas per tahun sejak 2016.

Pada 2020, Archi Indonesia mencatatkan total pendapatan sebesar USD 393,3 juta. Selain itu, Archi Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar USD123,3 juta pada 2020. Perseroan juga merupakan penyumbang nilai pajak dan royalti terbesar dari sektor industri pertambangan emas di Sulawesi Utara. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak Saham ARCI

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menguat pada perdagangan perdana, Senin (28/6/2021). Namun, penguatan harga saham ARCI terbatas.

Mengutip data RTI, saham ARCI dibuka stagnan di posisi Rp 750 per saham. Harga saham ARCI ini sama dengan harga perdana Rp 750. Saham ARCI naik 3,33 persen di posisi Rp 775 per saham pada pukul 10.21 WIB.

Saham ARCI berada di posisi tertinggi Rp 850 dan terendah Rp 745 per saham. Total frekuensi perdagangan 28.496 kali dengan volume perdagangan 3.258.774. Nilai transaksi harian saham Rp 252,9 miliar.

Sebelumnya, PT Archi Indonesia Tbk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 28 Juni 2021. Perseroan akan mencatatkan saham di papan utama dengan kode saham ARCI.

Mengutip data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Senin, 28 Juni 2021, PT Archi Indonesia Tbk menawarkan 3.725.250.000 atau 3,72 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10. Harga penawaran saham yang ditetapkan Rp 750 per saham. Jadi total dana yang diraup dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 2,79 triliun.

Perseroan telah menggelar masa penawaran umum pada 22-24 Juni 2021 setelah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 18 Juni 2021. Selain itu, masa penawaran umum pada 22-24 Juni 2021, penjatahan, pengembalian uang pemesanan, distribusi saham secara elektronik pada 25 Juni 2021.

Perseroan telah menunjuk sejumlah penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO antara lain PT BNI Sekuritas, PT Citigrup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.

Sebelumnya, Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) Archi Indonesia, Adam Jaya Putra menuturkan, 90 persen dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan  perseroan atau entitas anak, untuk pembayaran sebagian pokok utang bank.

Sedangkan sisa dana IPO untuk  pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja. Archi memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara sejak 2011.

Tambang ini telah memproduksi 1.9 juta ons (setara dengan 58 ton) emas hingga 2020 dan memiliki cadangan bijih emas sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton) per akhir Desember 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya