Bukalapak Bakal Catat Saham di BEI, Bagaimana Prospek IPOnya?

Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menyebut posisi Bukalapak sangat menarik. Ini alasannya.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 12 Jul 2021, 18:39 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2021, 18:35 WIB
Bukalapak
Pembukaan kantor research and development di Surabaya (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi perusahaan unicorn pertama yang bakal mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bukalapak.com Tbk menarik banyak perhatian terlebih investor ritel.

Meski demikian, tak sedikit investor yang masih ragu dengan perkembangan bisnis perusahaan e-commerce, teknologi, platform, online dan offline tersebut. Melihat hal ini, Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menyebut posisi Bukalapak sangat menarik. Terlebih perusahaan bergerak di penjualan online.

"Ini posisi Bukalapak sangat menarik karena dia unicorn pertama yang masuk ke bursa. Yang kedua adalah kita melihat model bisnisnya, karena orang akan lebih banyak belanja online, terlebih saat pandemi seperti saat ini," ujar dia secara virtual, Senin (12/7/2021).

Hans juga merekomendasikan saham ini apabila investor memang memiliki keyakinan akann pertumbuhan teknologi online ke depan. "Jadi bagi yang percaya bisnis ini adalah bisnis masa depan bisa beli," kata dia.

Hans juga menyebut, investor yang enggan mencoba saham baru bisa memilih emiten lain. Meski demikian, kinerja fundamental perusahaan tetap harus diperhatikan dengan baik.

"Tetapi kalau kita merasa enggak mau ya enggak apa apa juga, bisa memilih emiten lain, seperti Astra dan Bank BRI, jadi banyak pilihan. Tapi kalau kita lihat prospeknya ada, karena saham teknologi ke depan akan semakin berkembang dan orang akan mulai masuk ke industri online ya silakan juga," tuturnya.

Namun, Hans juga menyebut investasi untuk saham teknologi membutuhkan waktu lebih panjang untuk semakin berkembang. PT Bukalapak.com Tbk akan menawarkan sebanyak-banyaknya 25.765.504.851 saham dengan nilai nominal Rp 50 dalam rangka IPO.

Jumlah saham yang ditawarkan itu 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran berkisar Rp 750-Rp 850 per saham. Dengan demikian, target dana IPO yang akan diperoleh sebanyak-banyaknya dari IPO sebesar Rp 21,90 triliun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bukalapak Dapat Mandat dari Sandiaga Uno Usai Umumkan IPO

sandiaga
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. (Ist)

Sebelumnya, PT Bukalapak.com (Bukalapak) bakal segera mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Merujuk prospektus singkat, perseroan akan gelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 28 Juli - 30 Juli 2021 dan pencatatan di BEI dengan kode saham BUKA dijadwalkan pada 6 Agustus 2021.

IPO Bukalapak ini menjadi tonggak sejarah bagi industri teknologi dan pasar modal di Indonesia. Sehubungan dengan itu, pengusaha yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengaku bangga atas rencana tersebut.

"Kami ikut berbangga, karena ini merupakan startup unicorn pertama di Indonesia yang melakukan IPO di Bursa Efek. Sahamnya sudah bisa dimiliki, dan menjadi bagian dari masyarakat," kata Uno, dikutip dari laman instagram @sandiuno, Sabtu, 10 Juli 2021.

Bukalapak berkomitmen untuk mewujudkan keadilan ekonomi untuk seluruh masyarakat Indonesia. Utamanya untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). Sektor tersebut menjadi salah satu penggerak terbesar ekonomi dalam negeri.

"Teruslah tumbuh menjadi bagian dari ekosistem ekonomi digital yang mensejahterakan UMKM, membuka peluang usaha dan lapangan kerja sebanyak-banyaknya," ujar Uno.

Tahun ini, Bukalapak terus berkembang menjadi perusahaan teknologi yang tidak hanya memberikan manfaat bagi UMKM secara online, tapi juga melalui platform dan layanan offline.

Perseroan memiliki rekam jejak program online to offline (O2O) yang dikenal dengan nama Mitra Bukalapak yang telah terbukti menunjukkan hasil yang bertumbuh secara signifikan. Pertumbuhan pendapatan mitra Bukalapak dari 2018 hingga 2020 lebih dari 1.200 persen.

Berdasarkan riset Frost & Sullivan, Bukalapak merupakan platform e-commerce yang paling banyak memiliki jaringan mitra di Indonesia. Tahun lalu, sekitar 27 persen dari TPV Bukalapak berasal dari mitra.

Per akhir Desember 2020, jumlah mitra yang terdaftar sebanyak 6,9 juta dengan pertumbuhan penjualan per mitra setelah bergabung mencapai tiga kali lipat, berdasarkan estimasi internal perusahaan.

"Melalui rencana  IPO ini, kami yakin, dapat semakin memperkuat jaringan bisnis dan memberikan kesempatan kepada siapapun untuk berkembang bersama guna mewujudkan ekosistem digital, serta memajukan UMKM di Indonesia. Hal ini sejalan dengan misi Bukalapak untuk mewujudkan perekonomian yang adil bagi semua," ujar Presiden Direktur Bukalapak, Rachmat Kaimuddin.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya