Kimia Farma Bakal Right Issue, Untuk Apa Saja Dananya?

PT Kimia Farma Tbk akan menggelar rights issue dalam rangka penambahan modal. Pemegang saham pun akan ikut ambil bagian dari obligasi wajib konversi (OWK).

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jul 2021, 07:10 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2021, 11:04 WIB
PT Kimia Farma
PT Kimia Farma Tbk adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang sudah didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sejak 1817.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang diberikan kepada para pemegang saham.

Hal itu untuk mengambil bagian dalam penerbitan surat utang wajib konversi selanjutnya disebut obligasi wajib konversi (OWK). OWK tersebut akan dikonversi menjadi sebanyak-banyaknya 2.779.397.000 saham seri B dengan nilai nominal Rp 100.

OWK tersebut ditawarkan melalui mekanisme penawaran umum terbatas (PUT I)  atau rights issue serta dilaksanakan sesuai dengan ketentuan POJK HMETD.

"Jumlah penerbitan OWK akan disesuaikan dengan keperluan dana perseroan,” tulis Kimia Farma, dikutip Selasa (13/7/2021).

PT Kimia Farma Tbk akan memakai dana rights issue untuk memenuhi pembayaran pinjaman perseroan yang jatuh tempo, modal kerja, serta pengembangan usaha  dalam transformasi digital dan sistem teknologi informasi.

Adapun pelaksanaan rights issue ini akan mempengaruhi kemampuan perseroan untuk melakukan refinancing atas utang perseroan yang jatuh tempo dan memperoleh kondisi yang lebih baik bagi perseroan.

Bagi pemegang saham perseroan yang tidak memakai haknya untuk memesan OWK dan konversi atas OWK telah dilaksanakan, pemegang saham tersebut akan terkena dilusi atas persentase kepemilikan saham perseroan maksimal sebesar 33,35 persen.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, Kimia Farma akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 18 Agustus 2021. Pelaksanaan rights issue ini pun dilakukan tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal penerimaan persetujuan RUPSLB.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pertimbangan Pelaksanaan Rights Issue

Kimia Farma
(foto: Liputan6.com)

PT Kimia Farma Tbk akan menggelar rights issue dengan mempertimbangkan perseroan dalam hadapi pandemi akibat COVID-19. Perseroan telah mengembangkan pemasaran di jalur digital dan pada Agustus 2020, perseroan meluncurkan aplikasi Kimia Farma Mobile yang memungkinkan pelanggan untuk dapat memperoleh layanan kesehatan hanya dengan menggunakan gawai.

Fokus utama perseroan pada 2021 menjadi momentum pertumbuhan perseroan dengan tata kelola yang baik didukung empat pilar portofolio perseroan. Empat pilar itu antara lain National Leader Manufacture, Excellent Distribution, Leadiny Phamarcy Retail dan Best Service Clinic dan Clinical Laboratory.

Perseroan saat ini berupaya memperkuat sisi operasionalnya dengan bertransformasi digital agar proses dari hulu ke hilir, dari pabrik, distribusi dan ritel farmasi akan terhubung semua dalam sistem teknologi informasi. Dengan digitalisasi farmasi, manajemen memperkirakan industri farmasi bisa menghemat biaya operasional.

“Sehubungan dengan hal tersebut Perseroan memerlukan pendanaan untuk pengembangan lebih lanjut,” ujar dia.

Oleh karena itu, Perseroan berencana untuk menambah modal dengan HMETD yang diberikan kepada para pemegang saham Perseroan untuk mengambil bagian dalam penerbitan OWK yang kemudian akan dikonversi menjadi saham Seri B. OWK akan ditawarkan melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas I dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan POJK HMETD

 

Gerak Saham Kimia Farma

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham PT Kimia Farma Tbk turun 5,08 persen ke posisi Rp 3.360 per saham pada Selasa, 13 Juli 2021 pukul 10.58 WIB. Saham KAEF dibuka turun 40 poin ke posisi Rp 3.500 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 9.108 kali dengan volume perdagangan 186.037. Nilai transaksi harian saham Rp 63,2 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya