Summarecon Sebut Ada Potensi Penjualan Produk Rp 1,2 Triliun dari Stimulus Pemerintah

Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto Pitoyo Adhi menuturkan, potensi penjualan produk tersebut dominan dari Summarecon Serpong.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Agu 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2021, 16:45 WIB
La Spezia Summarecon Bekasi
La Spezia Summarecon Bekasi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menyatakan potensi nilai produk senilai Rp 1,2 triliun hingga akhir 2021 dengan memakai skema stimulus pemerintah.

Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto Pitoyo Adhi menuturkan, potensi penjualan produk tersebut dominan dari Summarecon Serpong. Perseroan optimistis stok produk tersebut dapat direalisasikan didukung dari stimulus pemerintah. Pada tahap pertama, perseroan membukukan penjualan Rp 500 miliar-Rp 600 miliar setelah fasilitas pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP).

"Tahap kedua stimulus diperpanjang akhir tahun ini kami punya potensi Rp 1,2 triliun," ujar dia dalam paparan publik, Selasa (24/8/2021).

Selain PPN DTP, perseroan juga menilai pelonggaran pencairan hingga 90 persen juga membantu kas untuk industri properti.

"Ada pelonggaran terhadap pencairan KPR bank dan developer untuk pencairan tahapan pembangunan, misalkan dinding sekian persen, diizinkan KPR sudah akad, sudah dapatkan 90 persen pencairan membantu kami," ujar dia.

Adrianto mengatakan, penjualan perseroan pada 2020 didominasi rumah hunian dan apartemen antara Rp 1 miliar-Rp 2 miliar. Perseroan pun fokus menggarap fokus pasar menengah tersebut.Hingga semester I 2021, Perseroan mencatat pra penjualan atau marketing sales sekitar Rp 3 triliun. Realisasi itu 75 persen dari target perseroan Rp 4 triliun.

"Masa pandemi sudah lebih 50 persen. (Kami-red) optimis karena di samping terus menggali produk yang sesuai konsumen ,bagaimana menggali skema pembayaran, dan dorong agar konsumen beli produk kami," kata dia.

Untuk komposisi pembayaran, perseroan menyatakan, konsumen sekitar 48 persen memakai dana tunai. Kemudian sisanya KPR sekitar 31 persen dibandingkan tahun lalu 25 persen.

"Untuk kas sekitar 21 persen untuk skema pembayaran," ujar Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk, Jemmy Kusnadi.

Adrianto menambahkan, pada pandemi COVID-19 juga tak hanya menawarkan produk properti melalui show unit tetapi juga dari digitalisasi seperti media sosial. "Digital marketing kami memang sudah memanfaatkan teknologi digital dalam penjualan kami selama 2020," kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham SMRA

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pada penutupan perdagangan Selasa, 24 Agustus 2021, saham SMRA turun 2,45 persen ke posisi Rp 795 per saham. Saham SMRA dibuka naik lima poin ke posisi Rp 820 per saham.

Saham SMRA berada di level tertinggi Rp 825 dan terendah Rp 790 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.960 kali dengan volume perdagangan 254.369. Nilai transaksi Rp 20,5 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya