Neraca Perdagangan RI Surplus pada September 2021, IHSG Melemah 0,55 Persen

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,55 persen ke posisi 6.589,34 pada sesi pertama, 15 Oktober 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Okt 2021, 12:20 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2021, 12:19 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (15/10/2021). Investor asing beli saham di pasar regular dan rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG turun 0,55 persen ke posisi 6.589,34. Indeks LQ45 melemah 0,87 persen ke posisi 964,22. Sebagian besar indeks acuan alami koreksi.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.680 dan terendah 6.573. Sebanyak 202 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 271 saham melemah dan 181 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 853.983. Total volume perdagangan 12 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 418,58 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.050.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor IDXBasic naik 0,30 persen dan IDXInfrastruktur mendaki 0,02 persen. Sementara itu, indeks sektor IDXtransportasi turun 1,18 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Diikuti indeks sektor IDXnonsiklikal tergelincir 0,79 persen dan IDXindustry susut 0,68 persen.

Pelemahan IHSG juga terjadi di tengah rilis neraca perdagangan pada September 2021. Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan USD 4,37 miliar atau setara Rp 61,72 triliun (asumsi kurs Rp 14.125 per dolar AS) pada September 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka ekspor pada September 2021 yang mencapai USD 20,60 miliar masih lebih tinggi dibanding volume impor di bulan yang sama, yakni sebesar USD 16,23 miliar.

"Nilai ekspor pada September 2021 mencapai USD 20,60 miliar. Sementara nlai impor mencapai USD 16,23 miliar, turun 2,67 persen dibanding Agustus 2021," terang Kepala BPS Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Jumat, 15 Oktober 2021.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Top Gainers dan Losers

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham PTIS naik 24,82 persen

-Saham PANI naik 24,50 persen

-Saham GSMF naik 23,68 persen

-Saham DNAR naik 19,63 persen

-Saham TFCO naik 15,27 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham MBSS turun 6,84 persen

-Saham DART turun 6,82 persen

-Saham SLIS turun 6,81 persen

-Saham SKLT turun 6,81 persen

-Saham GEMA turun 6,81 persen


Aksi Investor Asing

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 411,9 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 80,5 miliar

-Saham ADRO senilai Rp 31,3 miliar

-Saham TBIG senilai Rp 29,8 miliar

-Saham AGRO senilai Rp 27,9 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 78 miliar

-Saham UNVR senilai Rp 64,1 miliar

-Saham SMGR senilai Rp 40,7 miliar

-Saham INDF senilai Rp 32,5 miliar

-Saham BBNI senilai Rp 28,6 miliar


Bursa Saham Asia

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia sebagian besar menguat. Indeks Hang Seng naik 1 persen. Indeks Korea Selatan Kospi mendaki 0,85 persen, indeks Jepang Nikkei bertambah 1,42 persen, dan indeks Thailand menguat 0,18 persen.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya