Produksi INCO Turun 13 Persen hingga September 2021

Produksi nikel dalam matte PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 13 persen menjadi 48.373 metrik ton hingga sembilan bulan pertama 2021

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Okt 2021, 15:57 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2021, 15:57 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan produksi nikel turun 13 persen selama sembilan bulan pertama 2021.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (20/10/2021), PT Vale Indonesia Tbk memproduksi 18.127 metrik ton nikel dalam matte pada kuartal III 2021.

Produksi nikel dalam matte itu tumbuh 20 persen dibandingkan kuartal II 2021 sebesar 15.048 metrik ton. Namun, produksi nikel dalam matte turun 6,9 persen dibandingkan kuartal III 2020 sebesar 19.477 metrik ton.

Produksi nikel dalam matte perseroan turun 13 persen menjadi 48.373 metrik ton hingga sembilan bulan pertama 2021 dari periode sama tahun sebelumnya 55.792. Perseroan menyatakan, produksi tersebut turun oleh aktivitas pemeliharaan yang terjadi pada kuartal pertama 2021.

"Perseroan akan mengoptimalkan produksi sesuai dengan rencana pada sisa bulan 2021 sekaligus menerapkan standar protokol kesehatan dan keselamatan kerja yang tinggi pada operasi kami,” tulis perseroan.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 19 Oktober 2021, saham INCO turun 1,46 persen ke posisi Rp 5.050 per saham.

Saham INCO dibuka stagnan Rp 5.125 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.592 kali dengan volume perdagangan 255.572. Nilai transaksi Rp 128,6 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja Semester I 2021

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hingga Juni 2021, perseroan membukukan pendapatan USD 414,94 juta. Realisasi pendapatan itu tumbuh 15,14 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 360,37. Perseroan mencatat beban pokok pendapatan naik menjadi USD 329,13 juta pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 319,80 juta.

Dengan demikian, laba bruto perseroan naik 111,4 persen menjadi USD 85,80 juta hingga semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 40,57 juta.

Perseroan menekan beban usaha dari USD 3,34 juta pada semester I 2020 menjadi USD 2,05 juta pada semester I 2021. Pendapatan lainnya turun menjadi USD 1,97 juta pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 6,35 juta. Beban lainnya naik menjadi USD 5,25 juta pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 4,93 juta.

Perseroan mencatat laba usaha naik 108,1 persen menjadi USD 80,46 juta pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 38,65 juta. Perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 10,65 persen menajdi USD 58,78 juta pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 53,12 juta.

Total liabilitas perseroan turun dari USD 294,27 juta pada Desember 2020 menjadi USD 290,53 juta hingga Juni 2021. Total ekuitas perseroan naik menajdi USD 2,04 miliar hingga 30 Juni 2021 dari Desember 2020 USD 2,02 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 426,53 juta hingga 30 Juni 2021 dari periode Desember 2020 USD 388,68 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya