Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah investor institusi investasi di saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL). Investor institusi tersebut termasuk Indonesia Investment Authority (INA), investor asal Singapura dan Timur Tengah.
Direktur Investasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel Hendra Purnama mengatakan, INA melihat fundamental Mitratel bagus atas dasar analisis dan due diligence.
INA termasuk lembaga yang dimiliki pemerintah Indonesia untuk membantu perkembangan masyarakat Indonesia terutama di sektor yang fokus untuk investasi di infrastruktur, kesehatan dan lainnya. Dana INA tersebut bukan hanya dari pemerintah saja tetapi juga dari institusi besar lainnya.
Advertisement
INA pun mengajak GIC, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), dan Abu Dhabi Growth Fund (ADG) untuk investasi saham MTEL yang mencatatkan saham perdana pada 22 November 2021.
Baca Juga
“Mitratel good investment makanya masuk (INA-red). Di samping itu, INA ajak SWF (sovereign wealth fund-red) negara lain partisipasi ada GIC dari Singapura, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) dan Abu Dhabi Growth Fund (ADG) dari Timur Tengah,” kata Hendra saat diskusi virtual yang diselenggarakan Indonesia Investment Education, Rabu (24/11/202!).
Hendra menambahkan, empat SWF atau lembaga pengelola dana abadi melihat Mitratel memiliki prospek pertumbuhan ke depan sehingga tertarik berinvestasi di perseroan. “Fundamental bagus, growth ke depan, berada di industri menarik investasi di kita,” ujar dia.
Adapun berdasarkan data pemegang saham di atas 5 persen dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 19 November 2021, GIC genggam 4.483.233.100 saham atau setara 5,37 persen saham MTEL. Sedangkan yang lainnya Hendra belum dapat menjelaskan lebih detil. ”Jumlah belum disclose, yang sudah announce contoh GIC sekitar 5,3 persen dari total pemegang saham. Yang lainnya tidak beda jauh,” ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Awal Investasi INA
Sebelumnya, Indonesia Investment Authority (INA) menyebutkan turut berpartisipasi sebagai investor dalam penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL).
"Kami sangat senang dapat berpartisipasi sebagai investor dalam IPO Mitratel untuk mempercepat pengembangan dan peningkatkan kualitas infrastruktur digital Indonesia, khususnya di sektor menara telekomunikasi," tulis INA dikutip Selasa, 23 November 2021.
Selain itu, INA juga menyambut GIC, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), dan Abu Dhabi Growth Fund (ADG) yang berpartisipasi dalam investasi. INA meyakini investasi tersebut memberikan nilai strategis tambahan.
“IPO Mitratel menandai pencairan dana investasi pertama INA dan awal investasi kami dalam infrastruktur dan teknologi digital,” tulis INA.
INA menyatakan selalu hati-hati memilih proyek investasi antara lain dengan melakukan uji tuntas yang ketat untuk memastikan bisnis ini layak secara komersial dan mematuhi prinsip GCG dan ESG.
Adapun GIC merupakan lembaga pengelola dana abadi atau perusahaan investasi milik pemerintah Singapura.
Berdasarkan data pemegang saham di atas 5 persen dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 19 November 2021, GIC genggam 4.483.233.100 saham atau setara 5,37 persen saham MTEL. Rinciannya melalui The Northern Trust Company 1.859.000 dan GIC Private Limited S/A GOS sebesar 4.481.374.100.
Advertisement