Eagle High Plantations Umumkan Kuasi Reorganisasi, Ini Tujuannya

PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) akan meminta persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB pada 15 Mei 2025 untuk melakukan kuasi reorganisasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 24 Apr 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2025, 14:00 WIB
PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT)
PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mengumumkan rencana kuasi reorganisasi. Dalam aksi tersebut, perseroan menggunakan laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2024.

Perseroan bermaksud melakukan rencana kuasi reorganisasi dengan mengeliminasi saldo laba negatif sebesar Rp 4,07 triliun dan hasil pengeliminasian akumulasi rugi (saldo laba negatif) Perseroan saat merencanakan kuasi reorganisasi adalah sebesar nol. Caranya, yakni dengan melakukan eliminasi antara akumulasi rugi (saldo negatif) dengan agio saham (yang disajikan sebagai tambahan modal disetor) yang dimiliki oleh Perseroan.

Alasan dan tujuan perseroan melakukan kuasi reorganisasi adalah untuk memperbaiki struktur ekuitas Perseroan. Memperoleh laporan posisi keuangan konsolidasian yang menunjukkan posisi keuangan dan struktur modal yang lebih baik tanpa dibebani defisit masa lalu.

Dengan tidak adanya saldo defisit maka akan memunculkan harapan Perseroan mampu untuk membagikan dividen ke Pemegang Saham sesuai dengan peraturan yang berlaku. Serta, meningkatkan minat dan daya tarik investor untuk memiliki saham Perseroan sehingga meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan dan memperoleh modal kerja dalam ekspansi kegiatan usaha.

"Dampak positif dari pelaksanaan Rencana Kuasi Reorganisasi terhadap posisi ekuitas Perseroan adalah Perseroan dapat memulai awal yang baru dengan menunjukkan posisi keuangan yang lebih baik tanpa dibebani oleh defisit masa lalu," ungkap Corporate Secretary Eagle High Plantations Tbk, Rizka Dewi Sulistyorini dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/4/2025).

Sehubungan dengan Rencana Kuasi Reorganisasi, Perseroan bermaksud untuk meminta persetujuan dari RUPSLB Perseroan yang akan diselenggarakan pada Kamis, 15 Mei 2025 dengan memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan.

 

Tren Performa Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector... Selengkapnya

Selama tiga tahun terakhir, Perseroan menunjukkan tren performa positif yang tercermin dari peningkatan laba tahun berjalan secara berturut-turut, masing-masing sebesar Rp 12,64 miliar pada 2022, Rp 159,97 miliar pada 2023, dan Rp 272.132 juta pada 2024, dengan rata- rata laba tahun berjalan dibandingkan pendapatan usaha sebesar 3,47%.

"Peningkatan laba ini tidak hanya mencerminkan efektivitas strategi manajemen, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang lebih mendukung. Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini antara lain kenaikan harga minyak nabati global, termasuk minyak sawit, yang berdampak positif terhadap pendapatan Perseroan," kata Rizka.

Selain itu Perseroan menjalankan berbagai inisiatif strategis untuk meningkatkan produktivitas operasional, seperti perbaikan fasilitas produksi, peningkatan infrastruktur pendukung (termasuk jalan dan jembatan), serta investasi dalam peremajaan dan pengadaan alat berat guna meningkatkan efisiensi. Faktor-faktor ini menjadi elemen utama dalam mendukung pertumbuhan laba yang berkelanjutan.

 

Kinerja Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi
Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi... Selengkapnya

Pada 31 Desember 2024, Perseroan mencatat saldo defisit sebesar Rp 4.069.673 yang merupakan akumulasi rugi dari tahun-tahun sebelumnya. Selama satu dekade terakhir Grup mengalami tekanan keuangan yang signifikan akibat dari kombinasi ekspansi agresif, kondisi eksternal, dan struktur keuangan yang kurang efisien.

Perusahaan mengakuisisi Green Eagle Holdings (GEH) pada 2014 yang menambah aset produktif perusahaan tetapi juga meningkatkan beban utang dan bunga pinjaman, mengurangi fleksibilitas keuangan Perseroan.

Pandemi COVID-19 memperburuk situasi dengan penurunan harga minyak kelapa sawit, distribusi yang terhambat, dan meningkatnya biaya operasional. Keputusan pelepasan beberapa anak perusahaan, yang menghasilkan rugi Rp 1,6 triliun, menunjukkan upaya restrukturisasi yang mahal namun diperlukan.

Beban bunga bank yang tinggi terus menjadi penghambat profitabilitas, yang menunjukkan kebutuhan akan optimalisasi struktur modal. Transformasi dari kondisi rugi pada tahun 2021 kemudian menjadi profit yang terus meningkat sejak tahun 2022 hingga tahun 2024 menunjukkan keberhasilan strategi pemulihan dan penguatan bisnis yang diterapkan.

Dengan mempertahankan efisiensi operasional, pengelolaan biaya yang lebih baik, serta fleksibilitas dalam menghadapi dinamika pasar, Perseroan berada pada jalur pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan serta memperkuat posisinya dalam industri minyak sawit.

"Dengan strategi yang terus dioptimalkan, Perseroan memiliki peluang besar untuk mempertahankan pertumbuhan positif dalam jangka panjang," ujar Rizka.

 

Prospek Perseroan

PT Eagle High Plantations Tbk
Ilustrasi industri kelapa sawit CPO.... Selengkapnya

Perseroan melihat terdapat masa depan cerah terhadap industri sawit pada tahun-tahun mendatang. Hal ini berdasarkan pada agenda Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2025-2029. Di mana Presiden akan melakukan berbagai langkah strategis untuk swasembada pangan dan energi di Indonesia.

Langkah ini dilakukan untuk menciptakan dan memperkuat dasar kedaulatan. Salah satu kebijakan swasembada energi itu melalui hilirisasi sawit. Pemerintah akan melakukan pengembangan dan Tata Kelola yang baik terhadap industri sawit.

"Perseroan optimis bahwa industri sawit tumbuh secara berkelanjutan. Selaras dengan kebijakan tersebut, sawit menjadi produk unggulan, di tambah bahwa Indonesia menjadi salah satu produsen sawit terbesar di dunia," kata Rizka.

Maka, lanjut Rizka, dengan adanya kebijakan Presiden, diharapkan akan banyak langkah strategis yang akan dilakukan untuk menjaga kualitas dan produktivitas sawit di Indonesia. Dan untuk menunjang operasional, Perseroan telah mengimplementasikan digitalisasi dalam aktivitas berjalannya, di antaranya dengan pemanfaatan gadget (ponsel pintar) dan aplikasi yang dapat memantau produktivitas terhadap sawit yang dihasilkan.

"Gadget ini digunakan dari level mandor/krani hingga pimpinan region dan kantor pusat. Dengan digitalisasi tersebut, maka Perseroan dapat mengetahui hasil kinerja di lapangan secara detail dan hasil yang real time," imbuh Rizka.

 

Produktivitas Perkebunan

Perseroan akan terus melakukan inovasi untuk meningkatkan produktivitas perkebunan sawit yang dimiliki. Perseroan memiliki perkebunan sawit dengan aset tanaman yang berusia produktif. Selain itu, Perseroan secara berkala melakukan peremajaan tanaman untuk menjaga produktivitas.

Perseroan juga tumbuh bersama masyarakat, di mana Perseroan melakukan pembinaan kepada masyarakat melalui program petani plasma. Dengan adanya petani plasma ini, Perseroan berkomitmen untuk mewujudkan masa depan industri sawit yang berkelanjutan di masa mendatang.

Perseroan akan membangun Pabrik Pengolahan Inti Sawit (KCP) sebagai bagian dari rencana hilirisasi produk, dimana pabrik ini menerima bahan baku dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk menghasilkan Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM), yang bertujuan meningkatkan nilai ekonomis hasil perkebunan kelapa sawit, meningkatkan nilai ekonomis palm kernel dan memanfaatkan limbah pabrik kelapa sawit sebagai komitmen Perusahaan dalam menerapkan praktik-praktik sustainability.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya