Kinerja Keuangan Moncer pada 2021, Indo Boga Mantapkan IPO

PT Indo Boga Sukses Tbk mampu mencetak laba Rp 8,64 miliar pada 2021. Dengan hasil kinerja positif, perseroan mantapkan langkah IPO.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Apr 2022, 20:50 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2022, 20:50 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indo Boga Sukses Tbk semakin yakin langkahnya untuk segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keyakinan itu didasari oleh kinerja Indo Boga Sukses yang menunjukkan perbaikan sepanjang 2021 dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya dan juga prospek usaha yang menjanjikan di masa mendatang.

Direktur Utama PT Indo Boga Sukses Tbk, Edi Nugroho mengatakan, pada 2021, perseroan mampu mencetak laba Rp 8,64 miliar. Capaian ini naik 104 persen dibandingkan dengan capaian di 2020 sebesar Rp 4,2 miliar. Sedangkan di tahun 2019 laba komprehensifnya hanya Rp 4,23 miliar.

"Kenaikan laba komprehensif tahun berjalan terutama disebabkan oleh hasil kinerja dari perdagangan ikan yang dilakukan oleh PT Indo Nations Harvest (INH) telah dijalankan selama 12 bulan penuh pada tahun 2021," ujar Edi dalam keterangan tertulis, Selasa (5/4/2022).

Sementara pendapatan perseroan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2021 adalah Rp 67,34 miliar. Naik Rp 14,03 miliar atau sebesar 26 persen dibandingkan dengan pendapatan 2020 sebesar Rp 53,30 miliar.

Peningkatan pendapatan ini juga ditopang oleh perdagangan ikan yang dilakukan oleh PT INH (anak usaha) yang telah dijalankan selama 12 bulan penuh pada tahun 2021.

Dari sisi aset lancar perseroan tercatat sebesar Rp 25,83 miliar. Naik sebesar Rp 7,07 miliar atau 38 persen dibandingkan dengan periode 2020 sebesar Rp 18,76 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh persediaan di KSI (PT Kairos Sukses Indonesia) dan PT INH.

Sementara total liabilitas perseroan sebesar Rp 37,99 miliar, naik Rp 15,57 miliar atau 69 persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 22,42 miliar.

Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya penambahan utang pajak, utang usaha dan utang bank. Sedangkan untuk saldo ekuitas sebesar Rp 171,62 miliar, turun Rp 12,98 miliar atau 7 persen dibandingkan dengan 2020 sebesar Rp 184,60 miliar.

“Penurunan ini terutama disebabkan oleh perubahan kepentingan nonpengendali atas kepemilikan saham minoritas di PT INH dan PT KSI," ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gelar IPO

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perusahaan akan melakukan menawarkan sebanyak-banyaknya 1.607.360.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per lembar. Jumlah ini setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran umum perdana saham Indo Boga dalam masa bookbuilding adalah Rp 65 - Rp 100 per unit.

Dengan rentang harga tersebut, jumlah seluruh nilai Penawaran Umum sebanyak-banyaknya adalah Rp 160,73 miliar.

Pada saat yang sama, perusahaan juga akan menerbitkan maksimal 803.680.000 Waran Seri I atau sebanyak-banyaknya 12,50 persen dari jumlah saham saat pendaftaran IPO disampaikan. Waran Seri I akan diberikan gratis kepada pemegang saham baru perseroan.

Indo Boga telah menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia dan PT Surya Fajar Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

"Masa penawaran awal berlangsung pada 31 Maret 2022 - 6 April 2022. Setelah itu, tanggal efektif diperkirakan pada 14 April 2022," ujar dia.

Masa penawaran umum perdana saham perusahaan akan dilakukan pada 19 - 21 April 2022. Penjatahan akan dilakukan pada 21 April 2022, disusul distribusi saham per 22 April 2022 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 April 2022 atau sekitar sepekan sebelum Idul Fitri.

 

Pemegang Saham Setelah IPO

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pemegang saham setelah IPO dan waran antara lain PT Goldman Investindo Sedaya sebesar 51,03 persen, PT Nuansa Kencono Abadi sebesar 9,71 persen, PT Alqhaisar Sukses Abadi sebesar 5,37 persen.

Kemudian PT Markasia Investama Prima Indonesia sebesar 3,64 persen. PT Faribas Sinergi Investama sebesar 2,83 persen, dan PT Kreasi Global Energi sebesar 0,15 persen. Sedangkan masyarakat melalui IPO 18,18 persen dan waran 9,09 persen.

 Rencana Dividen

Adapun setelah IPO ini mulai tahun buku 2021 dan seterusnya, manajemen akan membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham maksimal 25 persen atas laba bersih tahun berjalan perseroan. 

Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas perseroan, prospek usaha dan kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya