Liputan6.com, Jakarta - CEO Anteraja, Suyanto Tjoeng menyampaikan terkait inovasi teknologi yang dilakukan Anteraja, yakni building automated sortation system. Teknologi robotik dipilih Anteraja karena paling cocok dengan kebutuhan perusahaan.
"Menurut kami yang paling cocok dengan kami adalah teknologi robotik," ujar CEO Anteraja, Suyanto Tjoeng dalam acara Press Conference Building Automated Sortation System Anteraja, di Jakarta, Kamis (14/4/2022).
Baca Juga
Suyanto juga mengatakan, terdapat keunggulan robotic sortation system yang dimiliki oleh Anteraja antara lain konsistensi kerja robot meningkatkan produktivitas sorter hingga 200 persen, akurasi kerja robot hingga lebih dari 99 persen serta kecepatan kerja robot mempercepat sorting dua kali lipat.
Advertisement
Anteraja diketahui telah menggunakan teknologi tersebut mulai Desember 2021. "Kita coba Desember lalu,” ujar Suyanto.
Ia menuturkan, kapasitas waktu baterai bisa beroperasi 3 jam, setelah melakukan pengisian baterai selama 15 menit robot tersebut bisa beroperasi kembali.
Dalam kesempatan yang sama, VP Operation Anteraja, Jimmy Chrimiadi mengatakan, Anteraja tidak mengurangi jumlah karyawan di tengah pemanfaatan teknologi dalam menyortir barang.
"Jadi kalau pengurangan tidak, productivity nya naik dua kali lipat. Tapi pengurangannya tidak karena bisa kita alihkan ke kegiatan yang lain,” ungkap Jimmy.
“Di sini kita belum semuanya pakai automatic masih pakai manual, barang-barang yang besar belum bisa pakai ini, masih disortir secara manual di bawah. Kita juga bisa alihkan mereka ke satria di lapangan,” ia menambahkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pertumbuhan Anteraja
Tak hanya itu, Suyanto juga menjelaskan terkait tren logistik selama pandemi COVID-19 yang mengakibatkan pertumbuhan pengiriman paket.
Berdasarkan data yang disampaikannya, pengiriman barang Anteraja mengalami pertumbuhan hingga 40 persen.
"Kalau kita lihat tren logistik selama pandemi COVID itu memang kita merasakan sekali dua tahun terakhir jarang keluar, ternyata selama pandemi COVID itu terjadi pertumbuhan pengiriman paket yang tinggi sekali. Terutama kalau kita lihat pertumbuhan itu hampir 40 persen, memang pandemi COVID membuat orang belanja online. Ini mengakibatkan pertumbuhan yang cukup tinggi," kata Suyanto.
Dia juga menambahkan, kalau dilihat Anteraja pada 2021 itu bertumbuh tiga kali lipat lebih. Salah satu kunci pertumbuhan Anteraja coverage areanya semakin luas.
"Tahun ini kita bersyukur pandemi sedikit memulih, mudah-mudahan agar terus baik. Tapi, kita tetap melihat potensi perkembangan e-commerce ini tertinggi, potensi pengiriman paket tertinggi, sehingga kami memprediksi mungkin di Desember tahun ini kita akan mencapai 1,5 juta parcel per hari,” pungkasnya.
Advertisement
Sistem Penyortiran
Sebelumnya, PT Tri Adi Bersama (Anteraja), perusahaan rintisan (startup) logistik yang merupakan anak usaha dari PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) resmi memperkenalkan sistem penyortiran otomatis pertama di Indonesia yang menggunakan robot.
Anteraja optimistis dengan hadirnya robotic sorting dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi penyortiran hingga mencapai 200 persen dengan tingkat akurasi kerja dari robot lebih dari 99 persen.
"Di tengah banyaknya sistem otomatisasi di industri logistik, kami melihat sistem sortation menggunakan robot paling cocok dengan model bisnis Anteraja saat ini. Hal ini karena kecepatan kerja dari robot tersebut bisa membantu meningkatkan produktivitas tim sorter. Dengan menggunakan sistem robotic ini, kami dapat mempercepat proses sorting hingga dua kali lipat dari biasanya," kata CEO Anteraja, Suyanto Tjoeng melalui keterangan resmi, Kamis, 14 April 2022.
Suyanto melanjutkan, pengembangan inovasi teknologi yang dilakukan Anteraja tidak lepas dari perolehan kinerja positif yang berhasil dicatatkan meski baru 3 tahun berdiri.
Pada 2021, volume pengiriman Anteraja tercatat lebih dari 1 juta parcel/day, atau mengalami peningkatan lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan 2020.
Selanjutnya
Selain itu, jaringan layanan yang dimiliki juga semakin luas, dimana saat ini Anteraja sudah memiliki lebih dari 1.000 service point di 34 provinsi di Indonesia.
"Kami melihat industri logistik salah satu industri yang bertumbuh selama pandemi COVID-19 yang terjadi sejak 2 tahun yang lalu. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), pengiriman barang mengalami pertumbuhan hingga 40 persen selama pandemi,” ujar Suyanto.
Dia menambahkan, salah satu faktor pendukung pertumbuhan tersebut adalah pergeseran kebiasaan masyarakat dari berbelanja secara langsung menjadi online.
Sehingga transaksi melalui e-commerce terus meningkat yang juga berdampak pada peningkatan permintaan untuk jasa pengiriman termasuk bagi Anteraja.
Advertisement