Liputan6.com, Jakarta - PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD 55 juta atau sekitar Rp 796,53 miliar (asumsi kurs Rp 14.482 per dolar AS). Perseroan telah merealisasikan belanja modal USD 6,8 juta atau Rp 98,48 miliar hingga kuartal I 2022.
"Untuk tahun 2022 secara total capex kita tetapkan di USD 55 juta, di mana untuk realisasi kuartal pertama 2022 itu sebesar USD 6,8 juta (setara Rp 98,48 miliar) atau 12 persen,"kata Chief Financial Officer Baramulti Suksessarana Ace Wong dalam paparan publik, dikutip Minggu (1/5/2022).
Sementara itu, Direktur Utama Baramulti Suksessarana Widada menambahkan, capex digunakan untuk pembebasan lahan dan pengembangan infrastruktur.
Advertisement
Baca Juga
"Secara garis besar capex kita gunakan untuk pembebasan lahan dan pengembangan infrastruktur," tutur dia.
Widada menuturkan, perseroan akan ekspansi untuk meningkatkan produksi di level yang optimal.
"Ekspansi memang saat ini fokus untuk memaksimalkan di daerah kita. Kita saat ini lebih fokus bagaimana meningkatkan produksi di level yang optimal. Kemudian, mengidentifikasi seluruh cadangan yang ada di area IUP kita," ujar dia.
Tak hanya itu, perseroan juga sedang melakukan eksplorasi seiring harga batu bara sedang menguat.
"Kita sedang melakukan exploration triling yang dilakukan BSSR maupun anak perusahanannya AGM dengan menggunakan asumsi-asumsi yang baru, karena harga batu bara sedang optimum," ujar dia.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bagi Dividen 2021
Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) menyetujui pembagian dividen final tunai atas laba bersih 2021.
PT Baramulti Suksessarana Tbk membagikan dividen final tunai sebesar USD 75 juta atau sekitar Rp 1,07 triliun yang akan dibagikan untuk 2.616.500.000 lembar saham.
Dividen tersebut akan dibagikan dalam mata uang USD atau rupiah berdasarkan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada 21 Maret 2022, yaitu USD 1 = Rp 14.340,- yaitu sebesar USD0,02866425, atau setara dengan Rp411,045345 per lembar saham.
Kemudian, dividen final tunai akan dibayarkan kepada pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham pada 19 Mei 2022 (Recording Date).Dividen final tunai akan dibayarkan selambat-lambatnya 30 hari kalender setelah diumumkannya ringkasan risalah rapat.
Berdasarkan keterangan resmi, ditulis Sabtu (30/4/2022), BSSR mencatatkan penjualan sepanjang 2021 USD 691,37 juta, laba bruto USD 351,61 juta, EBITDA 285,48 juta. Selain itu, BSSR mencatatkan laba bersih di 2021 sebesar USD 205,16, sementara di 2020 hanya mencatat laba bersih senilai USD 30,52 juta.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 28 April 2022, saham BSSR melonjak 11,17 persen ke posisi Rp 5.025 per saham. Saham BSSR berada di level tertinggi Rp 5.050 dan terendah Rp 4.530 per saham. Total volume perdagangan 4.953.100 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 23,8 miliar. Total frekuensi perdagangan 3.265 kali.
Sepanjang 2022, saham BSSR melonjak 22,86 persen ke posisi Rp 5.025 per saham. Saham BSSR berada di level tertinggi Rp 5.050 dan terendah Rp 2.680 per saham. Total volume perdagangan 213.688.600 saham. Nilai transaksi Rp 569,8 miliar. Total frekuensi perdagangan 99.595 kali.
Advertisement
Susunan Pengurus
Tak hanya itu, perseroan juga mengangkat kembali seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perseroan Perseroan menjadi sebagai berikut:
DEWAN KOMISARIS :
Komisaris Utama : Doddy Sumantyawan H.S.;
Wakil Komisaris Utama : Sanjeev Churiwala;
Komisaris : Daniel Suharya;
Komisaris : Shweta Mathur;
Komisaris : Taehyun Jeon;
Komisaris Independen : Kuntoro Mangkusubroto;
Komisaris Independen : Agus Gurlaya Kartasasmita; dan
Komisaris Independen : Paul Tambunan.E
DIREKSI :
Direktur Utama : Widada;
Wakil Direktur Utama : Anand Agarwal;
Direktur : Abhishek Singh Yadav;
Direktur : Deden Ramdhan;
Direktur : Dido Anasrul;
Direktur : Paul Sunghoon Lee; dan
Direktur Independen : Adikin Basirun.
Kinerja 2021
Sebelumnya, perseroan mencatat kinerja positif sepanjang 2021. Penjualan naik 108,58 persen dari USD 331,46 juta pada 2020 menjadi USD 691,37 juta pada 2021.
Beban pokok penjualan naik menjadi USD 339,76 juta pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 231,55 juta. Dengan demikian laba bruto melonjak 251,93 persen dari USD 99,90 juta pada 2020 menjadi USD 351,61 juta pada 2021.
PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) mencatat kenaikan beban umum dan administrasi dari USD 48,94 juta pada 2020 menjadi USD 74,62 juta pada 2021.
Beban penjualan naik menjadi USD 351,61 juta pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 99,90 juta. Perseroan membukukan kenaikan beban operasi menjadi USD 4,93 juta pada 2021 dari periode 2020 sebesar USD 2,10 juta.
Perseroan membukukan laba usaha naik 540,40 persen menjadi USD 264,44 juta pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 41,29 juta.
Total laba tahun berjalan dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 572,22 persen menjadi USD 205,16 juta pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 30,52 juta.
Advertisement
Aset
Total liabilitas naik menjadi USD 182,70 juta pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 72,96 juta. Ekuitas perseroan bertambah menjadi USD 252,61 juta pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 190,37 juta.
Total aset naik menjadi USD 435,31 juta pada 2021 dari periode 2020 sebesar USD 263,34 juta. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 165,76 juta pada 31 Desember 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 25,43 juta.
Sepanjang 2021, perseroan dan entitas anak mencatat penjualan 13,67 juta ton batu bara dari periode sama tahun sebelumnya 10,73 juta ton. Pada 2021, penjualan batu bara perseroan terbesar ke Tiongkok mencapai 41,22 persen, Indonesia 27,93 persen, India 22,43 persen, Lain-lain 7,39 persen dan Korea Selatan 4,85 persen.
Kondisi ini berbeda dari 2020 dengan penjualan ke Indonesia mencapai 38,24 persen. Lalu ke China 23,82 persen, India 21,40 persen. Selanjutnya lain-lain seperti Filipina, Jepang, Vietnam sebesar 13,03 persen dan Korea Selatan 3,51 persen.