Kata Merck Terkait Rencana Ekspansi pada 2022

PT Merck Tbk (MERK) sudah serap belanja 12 persen hingga kuartal I 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Mei 2022, 11:06 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2022, 11:05 WIB
Paparan publik PT Merck Tbk (MERK), Rabu (25/5/2022) (Foto: PT Merck Tbk)
Paparan publik PT Merck Tbk (MERK), Rabu (25/5/2022) (Foto: PT Merck Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Merck Tbk (MERK) menyatakan belum memiliki rencana ekspansi kapasitas seiring sudah merealisasikan ekspansi pada 2016-2018.

"Kapasitas yang kita lakukan sudah cukup cover rencana produksi jangka menengah 2030,” ujar Direktur PT Merck Tbk Aryo Aritrixo Wachjuwidajat saat paparan publik, Rabu, 25 Mei 2022.

Ia mengatakan, perseroan juga sudah serap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 12 persen hingga kuartal I 2022.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin menuturkan, pihaknya berharap pertumbuhan kinerja dapat di atas pasar pada 2022. “Kita tetap canangkan tumbuh di atas pasar 4,5 persen pada 2022. “Tumbuh di atas market sampai akhir tahun,” ujar dia.

Evie mengatakan, ada sejumlah langkah strategis dilakukan untuk tumbuh di atas pasar. Hal ini dilakukan dengan mempertahankan kepemimpinan di pasar dan efisiensi. “Kita sudah market leader, launch new product, lakukan persiapan beberapa produk. Karena kita sudah market leader, jadi dalam perform kita selalu memastikan akan tumbuh di atas market,” kata dia.

Selain itu, pihaknya juga mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dengan mencanagkan high performance culture, dan lebih spesifik dalam memasarkan produk melalui omnichannel tergantung target audience.

Hingga kuartal I 2022, perseroan membukukan pendapatan Rp 302 miliar, atau naik 19 persen dibandingkan periode sama 2021 sebesar Rp 253 miliar. Laba usaha meningkat 18 persen menjadi Rp 81 miliar dibandingkan Rp 69 miliar pada periode sama 2021.

Total aset Rp 1.066 miliar meningkat 4 persen dari periode Desember 2021 sebesar Rp 1.026 miliar. Total liabilitas merosot 8 persen menjadi Rp 314 miliar dibandingkan Desember 2021 sebesar Rp 342 miliar. Total ekuitas naik 10 persen menjadi Rp 753 miliar dibandingkan Desember 2021 sebesar Rp 684 miliar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham MERK

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Rabu, 25 Mei 2022, saham MERK menguat 2,88 persen ke posisi Rp 3.930 per saham. Saham MERK dibuka naik 80 poin ke posisi Rp 3.900 per saham. Saham MERK berada di level tertinggi Rp 3.950 dan terendah Rp 3.860 per saham. Total frekuensi perdagangan 81 kali dengan volume perdagangan 441 saham. Nilai transaksi Rp 172,8 juta.

Penguatan saham MERK terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah pada Rabu, 25 Mei 2022. Pada penutupan perdagangan, IHSG melemah 0,44 persen ke posisi 6.883,50.  Indeks LQ45 merosot 0,63 persen ke posisi 1.009,51. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.

Pada perdagangan Rabu, 25 Mei 2022, IHSG berada di level tertinggi 6.944,48 dan terendah 6.858,69. Sebanyak 320 saham melemah sehingga menekan IHSG. 198 saham menguat dan 180 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.396.096 kali dengan volume perdagangan 24,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 145,12 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.573.

Sepanjang 2022, saham MERK menguat 6,5 persen ke posisi Rp 3.930 per saham. Saham MERK berada di level tertinggi Rp 4.100 dan terendah Rp 3.650 per saham. Total volume perdagangan saham 5.299.780 saham dengan nilai transaksi Rp 20,5 miliar. Total frekuensi perdagangan 6.027 kali.

Tebar Dividen Rp 240 per Saham

Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)
Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)

Sebelumnya, PT Merck Tbk (MERK) memutuskan membagikan dividen untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 107,5 miliar. Dividen itu setara Rp 240 per saham.

Pembagian dividen tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu, 25 Mei 2022. Dividen tersebut 80 persen dari laba bersih 2021. Pembagian dividen tersebut juga mempertimbangkan pemenuhan dukungan modal kerja perseroan.

"Jadwal pembagian dividen dimulai 24 Juni 2022. Tidak berbeda jauh dari sebelumnya gunakan rasio 80 persen dari after tax laba yang dicapai perseroan 2021. Rp 107 miliar atau Rp 240 per saham,” ujar Direktur PT Merck Tbk, Bambang Nurcahyo, ditulis Kamis (26/5/2022).

Perseroan membukukan kinerja positif dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada 2021. Perseroan mencatat pendapatan naik 62 persen menjadi Rp 1 triliun dan laba bersih bertambah 83 persen menjadi Rp 132 miliar pada 2021.

Mengutip keterangan tertulis, Perseroan mencatat total aset, liabilitas dan ekuitas perseroan pada 2021 mencapai Rp 1 triliun, Rp 342 miliar, dan Rp 684 miliar yang masing-masing naik 10 persen, 8 persen dan 12 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, rasio lancar tercatat 2,71. Liabilitas terhadap ekuitas 0,50, liabilitas terhadap aset 0,33. Rasio profitabiltias terjaga dengan marjin laba kotor 37,46 persen, Return of Asset (ROA) naik menjadi 12,83 persen dari 7,73 persen dan ROE naik menjadi 19,25 persen dari 11,74 persen.

Dari divisi healthcare mencatat pencapaian 18 persen di atas target dan bertumbuh 23,3 persen. Dari sisi obat-obatan resep mencapai realisasi Rp 594 miliar sehingga berkontribusi 56 persen terhadap total pendapatan perseroan.

Kinerja di sektor usaha terapi kesuburan (infertilitas) semakin kuat dan mampu mencatat pencapaian 48 persen di atas target dan bertumbuh 93 persen, hampir dua kali lipat dibanding tahun lalu.

Selain itu, kelompok produk terapetik diabetes mencatat pencapaian 3 persen di atas target dengan pertumbuhan 19 persen.

 

Divisi Plant

Ilustrasi site Pasar Rebo Merck Indonesia (Dok: istimewa)
Ilustrasi site Pasar Rebo Merck Indonesia (Dok: istimewa)

Kelompok produk tiroid juga mencatat pencapaian 37 persen di atas target dan bertumbuh 9,6 persen. Serta, terapetik Onkologi juga mampu mencatat pencapaian 34 persen di atas target dan bertumbuh 42 persen.

Berlanjutnya pandemi pada 2021 membuat Divisi Plant Perseroan kembali harus menghadapi tantangan besar pada aspek kesehatan dan keselamatan karyawan dan lingkungan (K3L), dengan protokol kesehatan ketat harus diberlakukan, sementara target produksi dinaikan.

Kendala lain yang harus diatasi adalah terbatasnya jumlah personel dan adanya hambatan logistik selama puncak pandemi.

Divisi Plant

Dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, Divisi Plant tetap mampu menggunakan 90 persen kapasitas dan berhasil melampaui target produksi sebesar 892 juta tablet atau 106,2 persen dari target 840 juta tablet. Komposisi produksi adalah 90% produk solid dan 10% produk liquid dan semi solid.

Sementara itu, perbandingan volume ekspor dan domestik pada  2021 meningkat menjadi 58 persen dan 42 persen dibandingkan volume ekspor dan domestik sebesar 52 persen dan 48 persen pada 2020. Capaian ini menunjukkan tingginya realisasi ekspor bagi produk-produk Perseroan pada 2021.

Kinerja Bisnis Lainnya

Lini usaha Bahan Baku Obat (BBO) yang merupakan residual dari bisnis chemical milik Merck KGaA sebagai Principal dengan dijalankan oleh PT Merck Chemicals and Life Sciences menunjukkan kinerja positif pada 2021, yakni tumbuh 21 persen menjadi sebesar Rp94 miliar dari Rp78 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun demikian, kontribusi BBO terhadap total pendapatan Perseroan menurun, dari 12 persen pada 2020 menjadi 9 persen pada 2021 karena Perseroan tetap fokus meningkatkan bisnis Healthcare dan kegiatan ekspor yang dilakukan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya