Liputan6.com, Jakarta - PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mengumumkan kinerja keuangan untuk periode tiga bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan Rp 764,93 miliar.
Pendapatan itu turun 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,19 triliun. Meski begitu, perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan menjadi Rp 325,05 miliar pada kuartal I 2022 dari Rp 770,02 miliar pada kuartal I 2021. Dengan demikian, laba bruto masih tercatat naik tipis 3,33 persen menjadi Rp 439,88 miliar.
Baca Juga
Pada kuartal I 2021, perseroan mencatatkan laba atas perubahan nilai wajar aset biologis sebesar Rp 8,41 miliar, beban penjualan dan distribusi Rp 10,04 miliar, serta beban umum dan administrasi Rp 53,78 miliar. Di saat bersamaan, penghasilan operasi lain tercatat sebesar Rp 34,77 miliar dengan beban operasi lain Rp 361,76 miliar.
Advertisement
Dari rincian tersebut, laba usaha sedikit turun menjadi Rp 361,76 miliar dari Rp 366,94 miliar pada kuartal I 2021. Pada periode ini, penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 17,95 miliar, beban keuangan Rp 198 juta, dan bagian atas laba entitas asosiasi Rp 229 juta.
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 304,33 miliar. Naik 2,46 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 297 miliar.
Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 2,5 persen menjadi Rp 304,63 miliar di kuartal I 2022 dari Rp 297,24 miliar di kuartal I 2021. Laba per saham dasar menjadi Rp 45 dari sebelumnya Rp 44.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Total Produksi
Aset perseroan hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 12,21 triliun, naik dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar rp 11,85 triliun. Terdiri dari set lancar Rp 4,78 triliun dan aset tidak lancar Rp 7,43 triliun.
Liabilitas hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 1,72 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp 1,68 triliun. Terdiri dari Rp liabilitas jangka pendek Rp 717,78 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 1,01 triliun.
Sementara ekuitas hingga akhir Maret 2022 naik menjadi Rp 10,48 triliun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 10,17 triliun.
Selain itu, produksi tandan buah sawit (TBS) inti susut 29 persen yoy pada kuartal I 2022 menjadi 226 ribu ton. Hal ini karena pengaruh cuaca yang tidak mendukung dan kegiatan replanting.
Seiring penurunan produksi TBS inti dan eksternal, total produksi CPO turun 39 persen yoy menajdi 53 ribu ton.Seiring penurunan produksi, volume penjualan CPO merosot 66 persen yoy menjadi 33 ribu ton sementara itu volume penjualan produk PK susut 29 persen yoy menjadi 18 ribu ton.
Advertisement
Gerak Saham LSIP
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 31 Mei 2022, saham LSIP naik tipis 0,71 persen ke posisi Rp 1.425 per saham. Saham LSIP berada di level tertinggi Rp 1.430 dan terendah Rp 1.400 per saham. Total volume perdagangan 12.925.400 saham dan nilai transaksi Rp 18,3 miliar. Total frekuensi perdagangan 1.321 kali.
Penguatan saham LSIP itu terjadi di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat. IHSG melambung 1,58 persen ke posisi 7.148,97.
Indeks LQ45 melompat 2,62 persen ke posisi 1.056,77. Seluruh indeks acuan kompak menguat. Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.148,97 dan terendah 7.033,75. Sebanyak 320 saham menguat dan 234 saham melemah. 146 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.581.985 kali dengan volume perdagangan 31,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 34,8 triliun. Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 4,05 triliun. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 14.579.
Sepanjang 2022, saham LSIP melambung 20,25 persen ke posisi Rp 1.425 per saham. Saham LSIP berada di level tertinggi Rp 1.570 dan terendah Rp 1.150 per saham. Total volume perdagangan 2.724.353.999 saham. Nilai transaksi Rp 3,7 triliun. Total frekuensi perdagangan 415.729 kali.
Prediksi Kinerja 2021
Sebelumnya, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) memperkirakan kinerja produksi sawit tumbuh sekitar lima persen pada 2021.
Presiden Direktur PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), Benny Tjoeng menuturkan, perseroan fokus untuk efisiensi dan replanting atau penanaman kembali tanaman yang sudah tua. Usia tanaman tersebut di atas 25 tahun. Perseroan juga sudah melakukan replating sekitar 1.000-1.500 hektar.
Perseroan juga memiliki lahan yang belum dibuka sehingga akan tanam baru. Benny menuturkan, untuk penanaman baru pada 2021 hampir 1.000 hektar.
"Produksi estimasi kami untuk London Sumatra seluruh tahun 2021 kita perkirakan akan tumbuh kurang lebih sampai 5 persen dibandingkan kinerja kita tahun 2020, ujar dia saat paparan publik virtual, Jumat (8/10/2021).
Untuk mendukung operasional, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 450 miliar pada 2021.
Perseroan sudah mulai uji coba pabrik kelapa sawit (PKS) di Kalimantan Timur pada semester I 2021. Kapasitas pabrik sekitar 45 ton TBS/jam. Pembiayaan pembangunan sekitar Rp 151 miliar.
"Pabrik kita bisa mengolah TBS yang dihasilkan dan TBS dihasilkan petani yang bekerja di sekitar perkebunan. Kemitraan dilakukan bisa menampung buah dari petani dan buah inti yang kita kelola sendiri,” kata dia.
Advertisement