Bank Ina Perdana Bakal Rights Issue pada Semester II 2022

Manajemen Bank Ina Perdana (BINA) berharap modal bank di atas Rp 3 triliun pada akhir 2022 seiring rencana rights issue yang dilakukan perseroan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Jun 2022, 17:39 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2022, 17:39 WIB
Paparan publik PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), Jumat (3/6/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Paparan publik PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), Jumat (3/6/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menyetujui rencana penawaran umum terbatas (PUT) IV. Dalam aksi tersebut, perseroan akan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue kepada pemegang saham sebanyak-banyaknya 2 miliar lembar dengan nilai nominal Rp 100 per lembar.

"Setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham, rencananya rights issue keempat akan dilakukan di semester II 2022 untuk pemenuhan modal inti di akhir 2022 sebesar Rp 3 triliun," kata Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk, Daniel Budirahayu, Jumat (3/6/2022).

Hingga akhir Maret 2022, Bank Ina Perdana mencatatkan pertumbuhan yang kuat dengan pencapaian total aset sebesar Rp 17,7 triliun, meningkat 67 persen yoy.

Pertumbuhan itu didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 54 persen dari Rp 9,3 triliun pada akhir Maret 2021 menjadi Rp 14,38 triliun pada akhir Maret 2022, dengan rasio CASA sebesar 45 persen.

Simpanan deposito juga tumbuh 63 persen menjadi Rp 7,9 triliun. Dengan pertumbuhan yang tinggi pada penyaluran kredit di kuartal I 2022 sebesar 95 persen menjadi Rp 5,4 triliun, Bank Ina tetap menjaga kualitas kredit agar berada di level yang sehat. Seperti tercermin dari rasio kredit bermasalah atau gross NPL yang berada di level 1,83 persen. 

NPL itu masih di bawah rata-rata industri sebesar 3,08 persen pada akhir Februari 2022. Sementara rasio permodalan sebesar R[ 36,97 persen masih cukup untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank Ina dengan likuiditas yang terjaga.

"Dengan rencana untuk rights issue yang keempat ini, kami harapkan modal bank kita pada akhir 2022 sudah mencapai di atas Rp 3 triliun,” imbuh Daniel.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Revisi Penyaluran Kredit

Paparan publik PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), Jumat (3/6/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Paparan publik PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), Jumat (3/6/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) berencana merevisi target penyaluran kredit hingga akhir tahun.

Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk, Daniel Budirahayu menyampaikan, hal itu dilakukan menyusul realisasi penyaluran kredit di kuartal I 2022 yang telah mencapai target semula.

"Sampai akhir 2022 sebenarnya kami punya target awal yang masuk ke OJK, itu sudah terlewati karena pencapaiannya yang juga di luar ekspektasi kami, cukup tinggi. Dan kami sedang menuju untuk meminta revisi target kredit ini,” kata Daniel dalam papar publik perseroan, Jumat, 3 Juni 2022.

Semula, Bank Ina Perdana menargetkan pertumbuhan kredit hingga 30 persen hingga akhir 2022. Namun pada kuartal I 2022, penyaluran kredit tumbuh 95 persen atau mencapai Rp 5,4 triliun dibandingkan kuartal 1 2021 sebesar Rp 2,78 triliun. Perseroan selanjutnya akan mengajukan revisi target penyaluran kredit di 2020 ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja mencatatkan pertumbuhan paling tinggi, yakni naik 104,6 persen yoy atau menjadi Ro 4,04 triliun.

Disusul kredit investasi yang naik 85 persen yoy menjadi Rp 1,13 triliun, serta kredit konsumsi naik tipis 23 persen yoy menjadi Rp 243 miliar.

“Nanti kalau setelah Juni kami sampaikan ke OJK dan sudah di-approve, baru bisa kami sampaikan kepada publik. Sekarang kami hanya bisa sampaikan bahwa target kredit yang kita capai per 31 Maret sudah melewati target yang kita sampaikan kepada OJK,” imbuh Daniel.

Absen Tebar Dividen 2021

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menyetujui tidak ada pembagian dividen atas laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021.

Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk, Daniel Budirahayu menuturkan, laba bersih periode tersbeut akan dialokasikan untuk menunjang operasional perseroan pada 2022.

“Karena Bank Ina masih membutuhkan permodalan, sehingga untuk tahun ini kita tidak ada pembagian dividen. Keuntungan yang kami peroleh untuk meningkatkan kita punya operasional dan peningkatan bisnis di samping pengembangan infrastruktur di digitalisasi,” kata Daniel dalam paparan publik, Jumat, 3 Juni 2022.

Selain itu, laba bersih tahun buku 2021 juga akan dialokasikan untuk pemenuhan modal inti bank sesuai ketentuan OJK, yakni sebesar Rp 3 triliun pada 2022. Adapun pada 2021, perseroan berhasil membukukan laba Rp 39,74 miliar.

 

Selanjutnya

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Laba itu melesat hingga 105 persen dari laba tahun sebelumnya yang hanya Rp 19,3 miliar. Di samping dari laba tahun buku 2021, perseroan juga akan melakukan penawaran umum terbatas (PUT) IV untuk pemenuhan modal inti tersebut.

"Tahun ini juga kami akan right issue Rp 1 triliun ini juga salah satu untuk memenuhi ketentuan OJK, bahwa perbankan di 2022 ini harus ditutup dengan modal Rp 3 triliun,” ujar Daniel.

Adapun rencana PUT IV telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang juga digelar hari ini.

Dalam aksi tersebut, perseroan akan melakukan PUT IV dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) kepada pemegang saham sebanyak-banyaknya 2 miliar lembar dengan nilai nominal Rp 100 per lembar.

"Dengan rencana untuk rights issue yang keempat ini, kami harapkan modal bank kita pada akhir 2022 sudah mencapai di atas Rp 3 triliun,” imbuh Daniel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya