Bank IBK Indonesia Targetkan Penyaluran Kredit Rp 8,4 Triliun pada 2022

PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) bidik pertumbuhan kredit Rp 2 triliun pada 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Jun 2022, 21:10 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2022, 21:10 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta -- PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) menargetkan penyaluran kredit Rp 8,4 triliun pada 2022. Kredit tersebut naik sekitar Rp 2 triliun dari periode 2021 sekitar Rp 6,07 triliun.

"Penyaluran kredit akan dilakukan pada sektor yang cukup banyak, beberapa sektor utama adalah sektor industri khususnya industri pengolahan, kami akan fokus untuk mengembangkan di bidang industri,” ujar Direktur Kepatuhan PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) Alexander Frans Rori, saat paparan publik perseroan, Jumat (3/6/2022).

Ia menambahkan, posisi Maret 2022, penyaluran kredit sudah Rp 6,4 triliun sehingga ada pertumbuhan kredit Rp 400 miliar.

"Jadi ini memang terus kami upayakan bersama-sama supaya nanti akhir Desember bisa mencapai Rp 2 triliun sesuai target yang ada,” kata dia.

Adapun perseroan fokus menyalurkan kredit terutama di industri manufaktur. Selain itu, perseroan juga berupaya meningkatkan kualitas kredit. Perseroan menargetkan nonperforming loan (NPL) 2,5 persen pada 2022.

"Untuk persetujuan kredit dengan sangat ketat, meningkatkan kemampuan dan melakukan training berkelanjutan. Selain itu, kami melakukan perbaikan proses kredit agar proses kredit dilakukan berjalan dengan baik. Dengan diberikan kredit tidak hanya selesai di situ, tapi kami juga monitoring kredit yang diberikan,” ujar Direktur PT Bank IBK Indonesia Tbk, Lee Dae Sung.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Target 2022

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, perseroan juga membidik pertumbuhan aset Rp 2,9 triliun sehingga menjadi Rp 17,2 triliun pada 2022. Adapun dana pihak ketiga (DPK) Rp 1,5 triliun sehingga menjadi Rp 7,2 triliun.

Alexander menuturkan, peningkatan dana murah juga menjadi salah satu fokus utama perseroan.  Perseroan pun akan terus meningkatkan produk berkaitan dengan dana murah antara lain giro, tabungan dengan menambah fitur menarik.

“Sesuai rencana bisnis bank (RBB) minimum mencapai 30 persen, karena itu 2021 kami meluncurkan mobile banking dan internet banking tujuan sebagai sarana untuk transaksi menjadi lebih mudah dengan demikian, nasabah lebih mudah kelola keuangan. Dana murah akan buat bank makin kuat,” ujar dia.

Seiring target itu, perseroan berharap dapat meraih laba bersih Rp 50 miliar pada 2022. Untuk mencapai target itu, perseroan meningkatkan manajemen ALM yang proaktif, membuat fondasi untuk pertumbuhan profit melalui berbagai cara dan peningkatan modal, penguatan manajemen profit dan biaya untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

Absen Tebar Dividen 2021

IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) memutuskan tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2021. Hal ini seiring perseroan berupaya untuk memenuhi ketentuan modal Rp 3 triliun pada 2022.

Hal tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada, Jumat, (3/6/2022). Pada RUPS tersebut ada enam agenda, salah satunya penggunaan laba.

“Penggunaan laba memang keputusan RUPS tak bagikan dividen. Dengan pertimbangan ban sesuai POJK permodalan capai Rp 3 triliun pada akhir 2022. Untuk itu tak bagikan dividen untuk meningkatkan permodalan bank,” ujar Direktur Kepatuhan PT Bank IBK Indonesia Tbk Alexander Frans Rori.

Perseroan mencatat laba bersih tahun berjalan Rp 12,73 miliar pada 2021. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 176,86 miliar.

Untuk meningkatkan modal tersebut, perseroan juga sedang memproses rights issue atau penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) IV.

“Sedang melakukan proses rights issue (untuk-red) tambahan modal. Tambahan modal dari pemegang saham pengendali IBK Korea dan masyarakat. Sebagai perusahaan terbuka, kami sangat harapkan masyarakat untuk investasi menjadi pemilik IBK Indonesia,” ujar dia.

Alexander mengatakan, pelaksanaan rights issue ini akan rampung pada Juli-Agustus 2022.

 

Pelaksanaan Rights Issue

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perseroan menawarkan saham sebanyak-banyaknya 10,92 miliar saham dalam rangka rights issue. Penawaran saham tersebut setara 38,22 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penih setelah rights issue dengan nilai nominal Rp 100 persen. Perseroan menetapkan harga pelaksanaan Rp 110 per saham. Dengan demikian dana yang akan diraup dari rights issue Rp 1,20 triliun.

Dalam pelaksanaan rights issue ini setiap pemegang 499 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS_ pada 12 Juli2022 berhak atas 309 HMETD.

Adapun Industrial Bank of Korea (IBK) akan melaksanakan sebagian haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam rights issue sebanyak-banyaknya 9,09 miliar saham sehingga kepemilikan saham menjadi sebanyak-banyaknya 93,58 persen dengan nilai nominal Rp 100.

Adapun pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya dalam rights issue ini akan alami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi maksimal 34,47 persen. Perseroan akan memakai dana hasil rights issue untuk penyaluran kredit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya