Bank Neo Commerce Targetkan Penyaluran Pinjaman Rp 12 Triliun hingga Akhir 2022

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), Tjandra Gunawan memandang 2022 adalah tahun yang baik untuk bisnis perseroan terlepas dari sentimen global.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Jul 2022, 21:12 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2022, 21:12 WIB
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) (Foto: PT Bank Neo Commerce Tbk)
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) (Foto: PT Bank Neo Commerce Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT bank Neo Commerce Tbk (BBYB) menargetkan total pinjaman hingga akhir tahun berkisar Rp 12 triliun. Keyakinan itu merujuk pada kinerja perseroan hingga paruh pertama 2022 yang berhasil menyalurkan pinjaman sebesar 7 triliun.

Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan memandang 2022 adalah tahun yang baik untuk bisnis perseroan. Terlepas dari sentimen global seperti kenaikan suku bunga The Fed.

"Kami juga tidak menafikkan ancaman itu. Tapi kami tetap percaya bahwa semua milestone kami, apa yang kami rencanakan di 2022 bisa tercapai,” ujar dia dalam media briefing di Jakarta, Kamis (7/7/2022).

Sebagai gambaran, pada Juni 2022 perseroan berhasil mencatatkan total pinjaman Rp 7 triliun. Di mana pada Mei perseroan masih mencatatkan total pinjaman Rp 6 triliun.

"Di Juni saja kami berhasil membukukan kenaikan bersih pinjaman Rp 1 triliun. Itu yang membuat kami optimis bahwa sampai akhir tahun kita paling tidak bisa membukukan loan di kisaran Rp 12 triliun,” imbuh dia.

Asumsinya, jika dalam satu bukan perseroan mampu membukukan pinjaman rata-rata sebesar Rp 1 triliun, hingga akhir tahun perseroan berpotensi menyalurkan pinjaman hingga Rp 6 triliun. Sehingga total pada akhir 2022 bisa mencapai sekitar Rp 12 triliun.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bank Neo Commerce Paparkan Kinerja Positif demi Gaet Investor

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) optimistis prospek bank digital di Indonesia cukup cerah pada masa mendatang. Hal itu menambah keyakinan perseroan untuk menggaet investor strategis dalam gelaran right issue yang akan digelar pada kuartal IV 2022.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan mengaku, banyak investor dengan konsep investasi jangka panjang tertarik pada prospek bank digital. Terlepas dari kinerja sahamnya saat ini yang diakui memang tengah dalam tren turun.

“Kami sudah dalam pembicaraan dengan beberapa investor. Para investor lebih tertarik dengan potensi pertumbuhan dan perkembangan BNC,” kata Tjandra dalam media briefing di Jakarta, Kamis (7/7/2022).

Keyakinan itu semakin diperkuat oleh kinerja perseroan selama paruh pertama tahun ini yang menunjukkan tren positif. Pada periode tersebut, Tjandra mengungkapkan perseroan mampu membukukan kenaikan aset menjadi Rp 14,3 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 11,3 triliun.

Dari sisi lending sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 7 triliun. Naik dari posisi Desember tahun lalu sebesar Rp 4,2 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh menjadi Rp 11,1 triliun dari posisi akhir Desember Rp 8,1 triliun.

"Net interest income (NII)posisi Desember 2022 tercatat sebesar Rp 315 miliar. Per Juni 2022 melonjak jadi Rp 547 miliar. ini merupakan kontribusi dari naiknya pinjaman,” terang Tjandra.

 

Selanjutnya

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Fee base income juga naik dari posisi akhir tahun lalu Rp 122 miliar, menjadi Rp 176 miliar per Juni 2022. Sehingga total income pada semester I 2022 tercatat sebesar Rp 732 miliar, naik dari posisi akhir tahun lalu Rp 438 miliar.

Total ekspenses sepanjang 2021 tercatat sebesar Rp 1,4 triliun, turun menjadi Rp 1,3 triliun di semester I 2022. Ditopang oleh salah satunya penurunan biaya marketing. Loss before tax sampai Juni 2022 tercatat sekitar Rp 600 miliar. Relatif mengalami perlambatan secara kuartalan, di mana pada kuartal I 2022 tercatat sebesar 314 miliar. Adapun lose before tax pada 2021 tercatat sebesar Rp 990 miliar.

"Jadi percepatan loss nya sudah turun. Digerakan oleh kenaikan pendapatan bunga dan fee base kami di iringi dengan penurunan biaya-biaya kami. Itulah kenapa di kuartal II kami bisa menurunkan loss,” imbuh Tjandra.

NIM 5,15 persen pada 2021. Per 30 juni NIM sudah tumbuh menjadi 10,16 persen. NPL gross hingga Juni naik sedikit 1,78 persen, naik tipis dari posisi akhir Desember 2021 sebesar 1,75 persen. NPL net per Juni 2022 naik menjadi 1,41 persen dari 1,19 persen pada akhir tahun lalu. BOPO hingga Juni tercatat sebesar 156,75 persen dari 224 persen pada Desember 2021. RoA hingga Juni tercatat -9,18, membaik dibanding posisi akhir Desember 2021 yang minus 13,71 persen.

"Return terhadap aset berhasil kita manage sehingga aset kai menjadi produktif,” ujar dia.

RoE dari minus 84,62 per Desember 202i membaik jadi minus 54,07 persen per Juni 2022. Sejalan dengan kenaikan aset, LDR naik dari 52,62 persen per Desember menjad 63,4 persen di Juni 2022. CAR hingga Juni tercatat 21,8 persen masih jauh dari ketentuan yang ditetapkan OJK.

"Jadi banyak investor melihat bahwa BNC bukan hanya jual janji tapi mengenapai apa yang bank digital harus lakukan. Harus kreatif, itu juga sudah kita buktikan melalui kolaborasi dengan banyak perusahaan pembiayaan. Termasuk manage dana pihak ketiga sehingga bisa diputar jadi aset produkti," pungkasnya.

Sasar UMKM, Bank Neo Commerce Target Salurkan Kredit Rp 100 Miliar

Ilustrasi daftar kode bank
Ilustrasi daftar kode bank. (Photo by vectorjuice on Freepik)

Sebelumnya, Bank Neo Commerce Tbk memperluas pembiayaan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui PT Kredit Utama Fintech Indonesia dengan produk peer to peer lending Rupiah Cepat.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan, pihaknya saat ini berfokus untuk mengembangkan inklusi keuangan di Indonesia dengan bekerjasama dengan berbagai pelaku keuangan.

Perseroa berkomitmen untuk menyalurkan kredit hingga Rp 100 miliar kepada pelaku UMKM melalui Rupiah Cepat.

"Dengan adanya kerjasama antara Bank Neo Commerce dan Rupiah Cepat, tentunya akan mendukung sistem keuangan digital di Indonesia, khususnya untuk pelaku UMKM sehingga aksesnya semakin luas menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia. Besar harapan kami, kerjasama ini dapat membantu UMKM untuk tumbuh lebih cepat di masa pandemi ini," tutur Tjandra dalam keterangan tertulis, Selasa (29/3/2022).

CEO PT Kredit Utama Fintech Indonesia Yolanda Sunaryo menambahkan, kerjasama dengan Bank Neo ini bakal memperbesar penyaluran kredit ke berbagai lapisan masyarakat yang membutuhkan.

"Kerjasama ini tentunya juga menjadi salah satu strategi untuk memperkuat pembiayaan dan berkontribusi bagi dunia keuangan di Indonesia," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya