Jurus Kalbe Farma Atasi Tekanan Rupiah dan Inflasi

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menempuh strategi dengan mengkombinasikan empat pilar bisnis yang dimiliki perseroan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Jul 2022, 19:20 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2022, 19:20 WIB
Ilustrasi Gedung Kalbe Farma (Foto: PT Kalbe Farma Tbk/KLBF)
Ilustrasi Gedung Kalbe Farma (Foto: PT Kalbe Farma Tbk/KLBF)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga berimbas pada emiten sektor farmasi. Kondisi itu membuat emiten farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siapkan strategi, dan jika rupiah terus melemah akan berpotensi dongkrak biaya produksi.

"Secara jangka pendek dampaknya sudah diantisipasi sejak akhir tahun lalu. Tapi kalau berkepanjangan maka dapat menaikkan biaya produksi," Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius kepada Liputan6.com, Selasa (12/7/2022).

Untuk itu, Kalbe menempuh strategi dengan mengkombinasikan empat pilar bisnis yang dimiliki perseroan. Empat pilar bisnis tersebut antara lain obat resep, obat bebas atau consumer health, nutrisi, serta distribution & logistic. Diakui sebelumnya, perseroan memang telah meningkatkan persediaan bahan baku secara bertahap sejak pandemi untuk menjamin ketersediaan produk.

"Perusahaan melakukan pengelolaan persediaan barang dan kelola cadangan. Secara operasional juga dilakukan cost saving internal,” imbuh dia.

Lebih lanjut, Direktur Keuangan Kalbe Farma, Bernadus Karmin menjelaskan, penyesuaian harga dikenakan pada produk yang bahan bakunya mengalami kenaikan signifikan. Penyesuaian tidak serta merta dibebankan kepada konsumen seluruhnya, sehingga dinilai tidak memberatkan.

"Menghadapi inflasi dan pelemahan rupiah, di kuartal I 2022, kami sudah melakukan penyesuaian harga jual sekitar 3 persen untuk beberapa produk yang kami lihat sudah terdampak material atau signifikan oleh kenaikan beban tersebut,” kata Bernadus.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi dibuka melemah di tengah tekanan inflasi global yang masih tinggi. Rupiah pagi ini bergerak melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.985 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.975 per dolar AS.

Sementara di tengah tren kenaikan harga bahan baku, perseroan optimis mencatatkan pertumbuhan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih sampai akhir tahun.

"Kalbe tetap berkomitmen untuk mencapai target pertumbuhan penjualan dan laba tahun 2022 di kisaran 11 persen-15 persen,”ujar dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kalbe Farma Genjot Ekspansi di Filipina Lewat Perusahaan Patungan

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usaha Kalbe International Pte Ltd (Kalbe Internationa) menandatangani kerja sama joint venture (JV) dengan Ecossential Food Corp (EFC), perusahaan distributor consumer goods di Filipina.

Kalbe International sepakat membentuk perusahaan joint venture Kalbe Ecossential International Inc yang akan fokus pada pemasaran produk-produk Kalbe non obat resep untuk pasar Filipina.

"Kalbe adalah perusahaan kesehatan global Indonesia, yang terus berinovasi untuk menyediakan produk dan layanan kesehatan yang berkualitas serta terus melebarkan sayap ke pasar global dengan terus melakukan ekspor produk-produk yang menjadi andalan Kalbe,” ujar Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius, dikutip dari laman perseroan, Rabu (18/5/2022).

Ia menuturkan, Kalbe membuka peluang untuk melakukan banyak kolaborasi dengan perusahaan dan distribusi lokal di masing-masing negara. Hal ini sebagai bagian dari strategi penetrasi pasar di masing-masing negara yang menjadi target pasar Kalbe.

Sedangkan Direktur Kalbe International Pte Ltd Michael Bujung menuturkan, Filipina adalah salah satu negara yang berpotensi sangat besar bagi pengembangan produk-produk Kalbe. Ia menuturkan,  Kalbe International merasa perlu untuk memperkuat posisi Kalbe International di pasar produk kesehatan Filipina terutama produk non obat resep.

Melalui penandatanganan kerja sama joint venture antara Kalbe International dan Ecossential Food Corp akan didirikan suatu perusahaan patungan, yakni Kalbe Ecossential International Inc, Kalbe International akan memiliki porsi kepemilikan sebesar 60 persen dan Ecossential Food Corp memiliki porsi 40 persen.

Untuk menjalankan operasional perusahaan ini, Kalbe International akan bertanggung jawab terhadap jalannya operasional perusahaan joint venture tersebut. Sedangkan Eccosential Food Corp, akan memberikan strategic oversight, local market know-how, networking dan infrastruktur yang diperlukan oleh perusahaan joint venture ini.

Kinerja Kuartal I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatat kinerja positif sepanjang kuartal I 2022. Hal itu ditunjukkan dari pertumbuhan penjualan dan laba bersih selama tiga bulan pertama 2022.

Mengutip keterangan tertulis dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin, 2 Mei 2022, PT Kalbe Farma Tbk mencatat penjualan Rp 7,01 triliun pada kuartal I 2022. Realisasi penjualan itu naik 16,6 persen dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 6,01 triliun.

Laba bersih pemilik entitas induk naik 16,5 persen menjadi Rp 835 miliar pada kuartal I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya tercatat Rp 835 miliar.

Pertumbuhan laba bersih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi pada kegiatan operasional.

Laba bruto menguat 10,63 persen menjadi Rp 2,92 triliun pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,64 triliun.Laba usaha bertambah 17,2 persen menjadi Rp 1,05 triliun pada kuartal I 2022 dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 15 persen.

Aset

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Laba sebelum pajak penghasilan pada kuartal I 2022 sebesar Rp 1,09 triliun bertumbuh 18 persen dengan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,6 persen, naik dibandingkan 15,4 persen dengan periode sama pada tahun sebelumnya.

PT Kalbe Farma Tbk mencatat laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 17,85 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,29.

Total ekuitas tercatat naik menjadi Rp 21,94 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 21,26 triliun. Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 4,91 triliun pada 31 Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 4,4 triliun.

Total aset naik menjadi Rp 26,86 triliun pada kuartal I 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 25,66 triliun. PT Kalbe Farma Tbk kantongi kas dan setara kas Rp 6,36 triliun pada 31 Maret 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 6,21 triliun.

 

 

Selanjutnya

Adapun dari segi pertumbuhan dan kontribusi per divisi pada kuartal I 2022 divisi distribusi dan logistik catat peningkatan penjualan 28,9 persen menjadi Rp 2,59 triliun dari Rp 2,01 triliun pada kuartal I 2021. Divisi tersebut sumbang 36,9 persen terhadap total penjualan bersih perseroan.

Divisi nutrisi membukukan penjualan Rp 1,88 triliun pada kuartal I 2022 mengalami pertumbuhan 13,8 persen dari pencapaian tahun sebelumnya dan sumbang 26,9 persen dari total penjualan bersih Kalbe Farma pada kuartal I 2022.

Divisi obat resep perseroan membukukan peningkatan penjualan 9,5 persen menjadi Rp 1,52 triliun dari Rp 1,39 triliun, dan sumbang 21,8 persen dari total penjualan bersih perseroan.

Sementara itu, divisi produk kesehatan meraih peningkatan penjualan 6 persen menjadi Rp 1 triliun dengan kontribusi 14,4 persen terhadap total penjualan bersih perseroan pada kuartal I 2022.

Perseroan menyatakan terus memperkuat pasokan bahan baku untuk menjaga ketersediaan produk di tengah kondisi ketidakpastian makro ekonomi global dan rantai pasokan yang semakin menantang.

Perseroan juga menjaga posisi likuiditas yang kuat untuk antisipasi kebutuhan modal kerja ke depan. Inovasi terus dilakukan untuk menyediakan produk dan layanan yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan mendukung pertumbuhan penjualan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya