Pelican Company Borong 18,13 Persen Saham KEJU

Pelican Company Limited membeli saham KEJU setara 18,13 persen dengan harga pembelian Rp 1.126 per saham

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Jul 2022, 14:08 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2022, 14:08 WIB
Paparan publik PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU), Selasa (29/3/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Paparan publik PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU), Selasa (29/3/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - Pelican Company Limited membeli 271.875.000 saham PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) pada 8 Juli 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (15/7/2022), Pelican Company Limited yang berbasis di Kepulauan Cayman ini membeli saham KEJU setara 18,13 persen dengan harga pembelian Rp 1.126 per saham. Dengan nilai transaksi transaksi pembelian saham Rp 306,13 miliar.

“Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan saham langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Mulia Boga Raya Tbk Peter Wiradjaja dalam keterbukaan informasi BEI.

Setelah transaksi pembelian,  Pelican Company Limited memiliki 18,13 persen saham KEJU atau setara 271.875.000 saham dari sebelumnya tidak memiliki.

Pemegang saham PT Mulia Moga Raya Tbk per 30 Juni 2022 berdasarkan data RTI antara lain PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk sebesar 66,07 persen, Lie Po Fung (Jaya) sebesar 11,25 persen, Sandjaya Rusli sebesar 6,88 persen, PT Tudung Putra Putri Jaya Tbk sebesar 5 persen, masyarakat 10,80 persen.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 15 Juli 2022, sesi pertama, saham KEJU menguat 2,31 persen ke posisi Rp 1.330 per saham. Saham KEJU dibuka stagnan Rp 1.300 per saham. Saham KEJU berada di level tertinggi Rp 1.350 dan terendah Rp 1.300 per saham. Total frekuensi perdagangan 70 kali dengan volume perdagangan 1.093 saham. Nilai transaksi Rp 146,6 juta.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pengendali Garudafood Beli Saham KEJU

Paparan publik PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU), Selasa (29/3/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Paparan publik PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU), Selasa (29/3/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) mengungkapkan perubahan kepemilikan saham perseroan. Perseroan mengumumkan pembelian 37.500.000 lembar saham oleh PT Tudung Putra Putri Jaya.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 15 Juli 2022, transaksi berlangsung pada 8 Juli 2022 dengan harga pembelian Rp 1.126 per lembar saham.

Dengan demikian, total transaksi yakni Rp 42,23 miliar. Tujuan transaksi yakni untuk investasi dengan status kepemilikan langsung. Usai transaksi, PT Tudung Putra Putri Jaya kini genggam 112.500.000 lembar saham KEJU atau setara 7,5 persen, dari sebelumnya 75.000.000 lembar atau 5 persen dari total saham KEJU.

PT Tudung Putra Putri Jaya juga tercatat sebagai pemegang saham PT Garuda Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) dengan kepemilikan 16,54 persen atau setara 6.102.685.450 lembar saham GOOD.

Pada kuartal I 2021, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 39,86 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 36,71 triliun.

 

 

Belanja Modal 2022

RUPST PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) pada Jumat, 11 Juni 2021. (Dok: Istimewa)
RUPST PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) pada Jumat, 11 Juni 2021. (Dok: Istimewa)

Raihan itu sejalan dengan pendapatan yang juga naik menjadi Rp 292,09 miliar dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 35,95 miliar. Ke depannya, perseroan menargetkan pertumbuhan double digit hingga akhir tahun. Optimisme itu merujuk pada perkembangan ekonomi di tanah air seiring dengan pasar yang semakin kondusif sebagai dampak dari melandainya angka covid-19.

Dengan demikian akan semakin mendorong masyarakat untuk kembali beraktivitas di luar dan mendorong meningkatnya konsumsi. Untuk itu, Direktur Utama PT Mulia Boga Raya Tbk Bobby K Gandasaputra menerangkan belanja modal yang disiapkan perseroan untuk tahun ini adalah sebanyak 60 miliar pada 2022. Naik 20 persen dibandingkan capex tahun lalu sebesar Rp 50 miliar.

"Anggaran capex perseroan tahun ini naik 20 persen dari 2021. Yakni sebesar Rp 60 miliar akan digunakan terutama untuk gudang baru di Cikarang dan berbagai mesin pabrik untuk mendorong pertumbuhan pendapatan di 2022,” ungkap Bobby.

 

Alasan Mulia Boga Raya Absen Tebar Dividen 2021

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Mulia Boga Raya (KEJU) kembali absen dalam pembagian dividen. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Mulia Boga Raya, pemegang saham menyetujui alokasi laba bersih tahun buku 2021 sebagai modal kerja.

"Sesuai dengan Keputusan Pemegang Saham di RUPS tanggal 29 Maret 2022, penggunaan laba bersih akan digunakan sepenuhnya untuk modal kerja dan tidak ada dividen," ungkap Direktur Utama PT Mulia Boga Raya Tbk Bobby K Gandasaputra dalam jawaban tertulis yang diterima Liputan6.com, dikutip Kamis, 31 Maret 2022.

Sepanjang 2021, perseroan mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 1,04 triliun, naik 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Mayoritas penjualan Mulia Boga Rayamasih dalam produk keju blok yaitu sekitar 85,1 persen. Sisanya, dari keju lembaran 13,6 persen dan kategori lainnya 1,3 persen.

“Peningkatan penjualan itu berhasil mendorong peningkatan laba bersih pada tahun lalu sebesar 19,5 persen menjadi Rp 144 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 121 miliar,” ungkap Bobby sebelumnya.

Perseroan akan terus meninjau kebutuhan modal kerja pada tahun-tahun mendatang yang akan menentukan kebijakan dividen ke depan. Adapun untuk belanja modal (capex) tahun ini, perseroan menyiapkan dana Rp 60 miliar, naik 20 persen dibandingkan anggaran belanja modal tahun lalu sebesar Rp 50 miliar.

"Anggaran capex perseroan tahun ini naik 20 persen dari 2021. Yakni sebesar Rp 60 miliar akan digunakan terutama untuk gudang baru di Cikarang dan berbagai mesin pabrik untuk mendorong pertumbuhan pendapatan di 2022,” kata Bobby.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya