Liputan6.com, Jakarta - PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) mencermati potensi ekspansi ke luar negeri. Hal itu merujuk pada permintaan pasar luar negeri yang terus meningkat.
Direktur Utama PT Impack Pratama Industri Tbk, Haryanto Tjiptodiharjo menuturkan, baru-baru ini perseroan telah ekspor produk Alderon ke sejumlah negara di Asia Tenggara. Antara lain Vietnam, Malaysia, dan Thailand.
Baca Juga
"Kami melihat tiga negara ini cuaca atau temperature-nya sama seperti seperti Indonesia. Jadi kalau di Indonesia bisa jalan, mestinya negera-negara itu juga bisa,” kata dia dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu (6/8/2022).
Advertisement
Dalam pantauannya, belum ada produsen Alderon di negara-negara itu. Sehingga ini dinilai sebagai peluang perseroan untuk ekspansi melalui pendirian pabrik.
"Jadi kami sedang pelajari, kalau dengan ekspor ini kita berkembang terus dan melayakkan Impack untuk mendirikan pabrik di negara-negara itu. Tinggal tambah mesin, dengan pengalaman produksi di sini, dengan market yang sudah di-estabilished untuk ekspor," imbuh dia.
Pada semester I 2022, pendapatan Impack Pratama Industri tercatat Rp 1,35 triliun, naik 27,52 persen dibandingkan posisi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,06 triliun. Dari pendapatan tersebut, pendapatan dari luar negeri tercatat sebesar Rp 357,48 miliar, naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 318,26 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belanja Modal 2022
Sebelumnya, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 180 miliar pada 2022.
Direktur PT Impack Pratama Industri Tbk Phillip Tjipto mengatakan, belanja modal akan dialokasikan untuk menunjang operasional perseroan.
"Di tahun 2022, perseroan mencadangkan capex sekitar Rp180 miliar yang akan dialokasikan untuk tanah dan bangunan, mesin, kendaraan, peralatan kantor dan perlengkapan pabrik,” ungkap Phillip Tjipto dalam keterangan resmi, Rabu (8/6/2022). Perseroan memiliki sejumlah target hingga 2023.
Di antaranya mendirikan pabrik plafon uPVC target kuartal III 2022, membangun pabrik FRP ketiga di Melbourne target kuartal I 2023, membuka unit produksi Alderon di negara ASEAN lainnya target dimulai pada 2023, serta mewujudkan digitalisasi kanal distribusi perseroan kepada pelanggan ritel melalui program Customer Relationship Management target 2023.
"Kami juga meningkatkan anggaran IRIC yang sebelumnya Rp 2,3 miliar di 2021 menjadi sebesar Rp 20 miliar di 2022 sampai 2024. Anggaran tersebut akan dipergunakan untuk menunjang inovasi, diversifikasi, dan optimalisasi riset atas produk-produk baru yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah industri dan limbah pasca konsumsi,” lanjut Phillip.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 8 Juni 2022, saham IMPC turun 0,81 persen ke posisi Rp 3.670 per saham. Saham IMPC dibuka stagnan Rp 3.700 per saham. Saham IMPC berada di level tertinggi Rp 3.710 dan terendah Rp 3.650 per saham. Total frekuensi perdagangan 485 kali dengan volume perdagangan 33.788 saham. Nilai transaksi Rp 12,4 miliar.
Sepanjang 2022, saham IMPC menguat 43,92 persen ke posisi Rp 3.670 per saham. Saham IMPC berada di level tertinggi Rp 3.920 dan terendah Rp 2.540 per saham. Total volume perdagangan 684.573.247 saham. Nilai transaksi Rp 2,1 triliun. Total frekuensi perdagangan 75.919 kali.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Komitmen ESG
Direktur PT Impack Pratama Industri Tbk Sugiarto Romeli mengatakan, perseroan senantiasa berupaya untuk mewujudkan komitmen penerapan ESG. Yakni dengan menerapkan prinsip keseimbangan antara perkembangan bisnis yang berkelanjutan dan neraca keuangan yang kuat.
Sebagai komitmen terhadap program ESG, perseroan telah selesai melakukan pemasangan panel surya di atap pabrik Unit 1 Cikarang dan Distribution Center Surabaya.
Saat ini dilakukan proses pemasangan di pabrik Unit 2 Cikarang. “Setelah terpasang semua maka akan menurunkan emisi CO2 estimasi sebesar 4.783 ton per tahun dan menghemat biaya listrik estimasi sebesar Rp 1,1 miliar per tahun”, imbuhnya.
Tebar Dividen 2021
Sebelumnya, pemegang saham PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 106,34 miliar atau Rp 22 per lembar. Besaran dividen itu setara 50,6 persen laba perseroan tahun buku 2021 sebesar Rp 210,04 miliar.
Direktur Utama PT Impack Pratama Industri Tbk, Haryanto Tjiptodihardjo mengatakan, sepanjang 2021 perseroan telah menjalankan strategi dan kebijakan yang terarah. Di antaranya menjalankan berbagai program dan kegiatan marketing campaign yang agresif dalam rangka meningkatkan engagement para agen dan distributor untuk mencapai target mereka.
"Hasilnya, kami berhasil meraih kinerja keuangan yang kuat dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 210 miliar, tumbuh 67,9 persen dari tahun sebelumnya dan berhasil mengurangi utang dan cost of fund secara keseluruhan,” ungkap Haryanto dalam paparan publik usai RUPST, Rabu (8/6/2022).
Selain pengesahan laporan keuangan tahun buku 2021 berikut penetapan penggunaan laba, perseroan juga merubah susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
"RUPS Tahunan telah memutuskan untuk mengangkat Phillip Tjipto sebagai Direktur Perseroan serta mengangkat Lindawati sebagai Komisaris Perseroan, dan telah memberhentikan secara hormat Nga Seg Min dari jabatan Wakil Direktur Utama Perseroan,” sebut Haryanto.
Berikut susunan Direksi Perseroan hasil RUPST:
Direktur Utama: Haryanto Tjiptodihardjo
Direktur: David Herman Liasdanu
Direktur: Janto Salim
Direktur: Lisan
Direktur: Sugiarto Romeli
Direktur: Wira Yuwana
Direktur: Phillip Tjipto
Adapun susunan Dewan Komisaris Perseroan menjadi sebagai berikut:
Komisaris Utama: Handojo Tjiptodihardjo
Komisaris Independen: Kelvin Choon Jhen Lee
Komisaris: Lindawati
Advertisement