Intraco Penta Optimistis Kinerja Lebih Moncer hingga Akhir 2022

Direktur Intraco Penta (INTA) Eddy Rodianto memandang prospek usaha perseroan pada tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Agu 2022, 19:01 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2022, 19:01 WIB
Paparan publik insidentil PT Intraco Penta Tbk (INTA), Jumat, 19 Agustus 2022 (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Paparan publik insidentil PT Intraco Penta Tbk (INTA), Jumat, 19 Agustus 2022 (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - PT Intraco Penta Tbk (INTA) optimistis dapat mencatatkan kinerja positif pada sisa akhir tahun 2022. Keyakinan itu merujuk pada kinerja Intraco Penta sepanjang paruh pertama 2022 yang berhasil menekan rugi bersih hingga 56,61 persen menjadi Rp 40,15 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu dengan rugi tercatat sebesar Rp 92,54 miliar.

Raihan itu sejalan dengan kenaikan pendapatan sebesar 18,30 persen yoy menjadi Rp 334,35 miliar pada semester I 2022. Mayoritas pendapatan usaha INTA di paruh pertama tahun ini disumbangkan oleh penjualan alat-alat berat sebesar Rp 168,14 miliar. Diikuti oleh penjualan suku cadang sebesar Rp 102,59 miliar. Selain itu, INTA juga mencetak pendapatan jasa sebesar Rp 52,61 miliar pada paruh pertama tahun ini.

"Perusahaan sejak 2022 ini telah melakukan penetrasi pasar yang cukup intensif untuk alat berat merek LiuGong. Strategi ini telah memberikan sumbangsnih pendapatan perseroan hingga sebesar Rp 334,35 miliar pada semester I 2022,” kata Direktur PT Inta Daya Perkasa, salah satu entitas anak perseroan, Wilianto Febriansa dalam paparan publik insidentil perseroan, Jumat (19/8/2022).

Direktur Intraco Penta Eddy Rodianto memandang prospek usaha perseroan pada 2022 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Khususnya di bidang-bidang industri terkait dengan alat berat seperti peningkatan kebutuhan sektor industri komoditas terhadap alat berat baik batu bara, nikel maupun agribisnis, manufaktur dan infrastruktur serta industri lainnya.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tantangan

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Ke depan, tantangan yang menjadi fokus utama Perseroan adalah modal kerja yang harus lebih dioptimalkan. Dengan modal kerja yang lebih baik, tentunya Perseroan akan lebih leluasa untuk melakukan ekspansi,” kata dia dalam kesempatan yang sama.

Meski kinerja mengalami kenaikan signifikan, perseroan terus mengupayakan agar laba bisa ditekan dan lekas berbalik untung. Salah satunya strateginya adalah mengoptimalkan usaha perdagangan alat berat dan mendorong penjualan suku cadang dengan jaringan distribusi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia

"Untuk mencatat laba positif di akhir tahun, ini sedang kami evaluasi terus. Kami mencoba nilai kemampuan kita untuk menggenjot pendapatan usaha di alat berat, sparepart dan industri lainnya sehingga kami baru dapat memastikan hal itu beberapa bulan kemudian,” tandasnya.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Cari Investor untuk IBFN

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Intraco Penta Tbk (INTA), selaku induk usaha dari perusahaan jasa pembiayaan PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) berencana mencari investor baru, sehubungan dengan pencabutan izin usaha entitas anak tersebut oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk, Petrus Halim mengatakan, investor baru ini juga sehubungan dengan rencana perubahan bisnis baru pasca pencabutan izin usaha.

"Kami pertimbangkan permodalan yang dibutuhkan maupun sinergi yang dibutuhkan atau mungkin ada pengalaman-pengalaman yang spesialisasi yang kami butuhkan, di situlah kami harapkan investor strategis untuk berpartisipasi. Baik dari sisi pengalaman yang kita butuhkan maupun untuk memenuhi kebutuhan modal,” kata dia dalam paparan publik insidentil perseroan, Jumat (19/8/2022).

Petrus mengatakan, bidang usaha baru entitas anak itu tidak akan jauh dari kompetensi unggulan yang dimiliki grup perseroan, yakni di bidang alat berat. Langkah ini dinilai sebagai strategi yang cukup prudential dengan mempertimbangkan aspek kehati-hatian.

"Apakah itu yang berkaitan dengan alat berat dan jasanya, apakah itu berkaitan dengan penambahan maupun komoditas. Semua sedang kami evaluasi, namun masih sangat tahap awal sehingga belum bisa kami uraikan di sini,” imbuh dia.

 

Restrukturisasi Diharapkan Selesai pada 2022

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Intraco Penta Tbk (INTA) berupaya restrukturisasi utang Rp 2,3 triliun. Perseroan berharap restrukturisasi selesai paling cepat kuartal I dan II 2022.

Untuk menyelesaikan restrukturisasi, Intraco Penta akan optimalkan aset non core. Selain itu, dalam paparan publik Intraco Penta disebutkan untuk mencicil sisa utang sesuai waktu yang disepakati. Kemudian reorganisasi dan penggabungan anak usaha di lini bisnis alat berat dan membentuk team recovery dan collection untuk mempercepat tagihan piutang bermasalah.

"Target penyelesaian (restrukturisasi secepatnya) pada kuartal I dan II 2022. Komunikasi saat ini berjalan dengan baik dan intensif dengan kreditur utama, Bank Mandiri,” ujar Head of Finance PT Intraco Penta Tbk, Daniel Kusniadi saat paparan publik virtual, Selasa (28/12/2021).

Hingga September 2021, pendapatan usaha perseroan turun 22,08 persen menjadi Rp 443,78 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 569,57 miliar. Rugi perseroan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 196,48 miliar hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 168,15 miliar.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya