Liputan6.com, Jakarta PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC), salah satu bank digital di Indonesia secara konsisten menunjukkan pertumbuhan kinerja yang positif jelang Right Issue di kuartal IV 2022 mendatang. Bahkan dalam tiga bulan terakhir BNC terus membukukan laba.
Memasuki penghujung kuartal III 2022, BNC menunjukkan pertumbuhan yang semakin meningkat, khususnya jelang right issue yang dilaksanakan di kuartal IV 2022 mendatang.
BNC akan melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD), dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru.
Advertisement
Dana yang didapat dari PMHMETD ini akan digunakan BNC untuk memperkuat modal inti serta untuk modal kerja pengembangan Usaha Perseroan antara lain berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
Pelaksanaan right issue ini juga guna pemenuhan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/POJK. 03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum yang mewajibkan setiap bank umum memiliki modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun hingga akhir 2022.
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan, mengatakan, BNC sebagai Bank Umum dan juga Perusahaan terbuka, berkomitmen untuk mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku, termasuk kewajiban pemenuhan modal inti.
“Saat ini kami sudah di tengah-tengah proses pelaksanaan Right Issue dan tentunya akan rampung di kuartal IV tahun ini. Dari sisi bisnis, kami juga selalu memberikan layanan keuangan yang terbaik dengan terus menambah fitur-fitur dan produk-produk inovatif,” ujar Tjandra dalam keterangan tertulis, dikutip, Sabtu (24/9/2022).
Tjandra menambahkan hal ini dapat menjadi solusi atas kebutuhan finansial dan transaksi Nasabah. Ini tercermin dari pencapaian-pencapaian positif yang didapatkan beberapa bulan terakhir.
Sebagai langkah BNC dalam mengembangan usahanya, adalah dengan aktif mengeluarkan produk dan fitur inovatif di aplikasi neobank, yang terbaru yaitu fitur pembayaran QRIS.
Konsistensi BNC dalam memperkenalkan berbagai fitur inovatif tentunya berimbas terhadap peningkatan indikator kinerja Perseroan.
Hal ini tercermin dalam laporan keuangan pada Agustus 2022, terlihat dari kenaikan atas pendapatan berbasis komisi (fee based income) sebesar 11,05 persen menjadi Rp 230,9 miliar di Agustus 2022 dibandingkan dengan posisi Juli 2022, yang sebesar Rp 207,9 miliar dan naik 88,10 persen dari Rp 122,8 miliar di Desember 2021.
“Hal ini membuktikan bahwa fitur dan produk tersebut aktif digunakan oleh Nasabah BNC yang saat ini sudah berjumlah lebih dari 19 juta,” pungkas Tjandra.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.