Harga Saham INCO Melonjak 5,26 Persen pada Sesi I Hari Ini 4 Oktober 2022

Saham INCO melambung 5,26 persen ke posisi Rp 6.500 per saham pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa, 4 Oktober 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Okt 2022, 13:44 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2022, 13:44 WIB
IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menguat pada sesi pertama perdagangan saham, Selasa, 4 Oktober 2022.  Penguatan saham INCO ini turut mendukung kenaikan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Mengutip data RTI, saham INCO melambung 5,26 persen ke posisi Rp 6.500 per saham.  Saham INCO dibuka naik 125 poin ke posisi Rp 6.300 per saham. Saham INCO berada di level tertinggi Rp 6.525 dan terendah Rp 6.250 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 3.895 kali. Volume perdagangan saham 113.755 saham. Nilai transaksi Rp 73,1 miliar.

Pada sesi pertama, IHSG melonjak 0,80 persen ke posisi 7.065,62. Indeks saham LQ45 bertambah 0,89 persen ke posisi 1.015,35. Seluruh indeks acuan kompak menguat. IHSG berada di level tertinggi 7.101,47 dan terendah 7.045,80. Sebanyak 369 saham menguat sehingga angkat IHSG. 162 saham melemah dan 148 saham diam di tempat. Total frekeunsi perdagangan 843.762 kali dengan volume perdagangan 15,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,7 triliun.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham kesehatan IDXhealth turun 0,22 persen dan sektor saham teknologi tergelincir 0,14 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXenergy menguat 2,05 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXindustry naik 1,54 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi menanjak 1,41 persen.

Sebelum menguat signifikan pada perdagangan sesi pertama Selasa pekan ini, saham INCO turun 3,52 persen ke posisi Rp 6.175 per saham pada perdagangan Senin, 3 Oktober 2022. Saham INCO berada di level tertinggi Rp 6.400 per saham dan terendah Rp 6.175 per saham. Total volume perdagangan saham 12.243.337 saham dengan nilai transaksi Rp 76,8 miliar. Total frekuensi perdagangan 4.189 kali.

Adapun sepanjang kuartal III 2022, saham INCO menguat 13,27 persen ke posisi Rp 6.400 per saham. Saham INCO berada di level tertinggi Rp 7.125 dan terendah Rp 4.740 per saham. Total volume perdagangan 1.331.383.286 saham dengan nilai transaksi Rp 8 triliun. Total frekwensi perdagangan saham 422.428 kali.

Sepanjang 2022, saham INCO bertambah 31,94 persen ke posisi Rp 6.175 per saham. Saham INCO berada di level tertinggi Rp 8.800 dan terendah Rp 4.240 per saham. Total volume perdagangan 5.386.707.247 saham. Nilai transaksi Rp 34,6 triliun. Total frekuensi perdagangan 1.461.984 kali.

Pemegang saham Vale Indonesia per 31 Agustus 2022 antara lain Vale Canada Limited sebesar 43,79 persen, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sebesar 20 persen, Sumitomo Metal Mining Co Ltd sebesar 15,03 persen, dan publik sebesar 21,18 persen.

Vale Indonesia Cetak Kinerja Keuangan Positif, Berpeluang Tebar Dividen?

Paparan publik PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Rabu (14/9/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Paparan publik PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Rabu (14/9/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan kinerja cemerlang pada paruh pertama tahun ini. Hingga Juni 2022, perseroan berhasil membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 150,45 juta atau sekitar Rp 2,24 triliun.

Capaian itu naik 155,93 persen jika dibandingkan periode semester I 2021 sebesar USD 58,78 juta atau sekitar Rp 877,74 miliar. Merujuk pada kinerja tersebut, apakah PT Vale Indonesia Tbk akan bagikan dividen?

Direktur Keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Bernardus Irmanto mengakui ada perbaikan kinerja perseroan pada semester I 2022. Meski begitu, perseroan belum bisa memastikan apakah ada pembagian dividen. Pasalnya, perseroan saat ini tengah garap tiga proyek pengembangan senilai USD 8,6 miliar di Sulawesi.

"Untuk dividen interim, kita harus betul-betul berhitung dan juga mengevaluasi kondisi dan proyeksi kas kita ke depan. Karena kan ada ada project-project yang harus kita danai, yang membutuhkan jumlah kas yang cukup banyak,” kata Anto dalam Public Expose Live 2022, Rabu, 14 September 2022.

Adapun proyek-proyek yang dimaksud antara lain, proyek Bahodopi dengan nilai investasi USD 2,5 miliar, proyek Sorowako senilai USD 2 miliar, dan proyek Pomalaa dengan investasi senilai USD 4,5 miliar. Perseroan tidak menutup kemungkinan untuk pembagian dividen, namun saat ini rencana tersebut perlu dikaji lebih lanjut.

“Kita harus melihat dan mengkaji baik-baik antara kebutuhan kas ke depan… Kita tidak menutup kemungkinan untuk membayarkan dividen, tapi kita harus sangat hati-hati dalam berhitung dan juga mengkaji semua kebutuhan kas terutama terkait proyek-proyek kami,” terang Anto.

Garap Tiga Proyek

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (VALE) tengah garap proyek tiga proyek pengembangan di Sulawesi. Direktur Keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Bernardus Irmanto menyebutkan, nilai investasi dari tiga proyek tersebut mencapai USD 8,6 miliar atau sekitar Rp 128,2 triliun (kurs Rp 14.906 per USD).

“Tiga proyek pengembangan PT Vale dengan total nilai investasi lebih dari USD 8 miliar, ini akan dieksekusi bersama dengan partner,” kata pria yang akrab disapa Anto itu dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9/2022).

Tiga proyek itu antara lain, proyek Bahodopi dengan investasi sebesar USD 2,5 miliar yang akan dialokasikan untuk tambang dan pabrik. Kapasitas produksi dari proyek ini diperkirakan mencapai 73—80 kilo ton nikel dalam feronikel, ditargetkan mulai dieksekusi tahun ini dan rampung pada 2025.

Proyek ini digarap perseroan bersama Taiyuan Iron & Steel (Group) Co., Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai) usai penandatanganan perjanjian yang dilakukan para pihak pada 6 September 2022. Para pihak akan membentuk usaha patungan (joint venture) untuk mengembangkan fasilitas pengolahan nikel di Xinhai Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah.

Mula-mula, Tisco dan Xinhai akan membentuk usaha patungan. Entitas JV milik Tisco dan Xinhai itu kemudian membentuk JV baru bersama PT Vale dengan target kepemilikan Vale sebesar 49 persen, sisanya 51 persen dimiliki oleh JV milik Tisco dan Xinha.

Selanjutnya proyek Sorowako, berupa pengembanagn smelter berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL). Pabrik HPAL bar ini akan mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 60.000 ton produk nikel dalam MHP.

Proyek Selanjutnya

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Total investasi senilai USD 2 miliar. Perseroan telah menyepakati kerjasama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company (Huayou) untuk proyek ini.

“Estimasi proyek kami perkirakan bisa dieksekusi mulai 2023 dan akan selesai pada 2026,” imbuh Anto.

Perseroan berencana untuk genggam 30 persen kepemilikan dari perusahaan patungan itu. Sementara sisanya akan dimiliki oleh Huayou atau entitas lain yang mungkin akan bergabung di kemudian hari.

Dengan mitra yang sama, perseroan juga akan membangun fasilitas pengolahan di Pomalaa. Pabrik yang dibangun akan menggunakan teknologi HPAL dengan kapasitas produksi tahunan 120.000 ton Nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MSP). Nilai investasi untuk proyek ini adalah sebesar USD 4,5 miliar dan ditargetkan rampung pada 2025.

Pada 21 Juli lalu, perseroan mengumumkan bahwa Ford Motor Co. bergabung ke Proyek Pomalaa. Sehingga target susunan pemegang saham akhir adalah PT Vale 30 persen, Huayou 53 persen dan Ford 17 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya