Grup Sinarmas Lewat Dian Swastatika Sentosa Dirikan Entitas Anak Kupu Era Medika

Dian Swastika Sentosa (DDSA) mendirikan PT KUPU Era Medika (KEM) dengan kegiatan usaha sebagai perusahaan holding dan penyedia jasa konsultasi manajemen lainnya.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 05 Okt 2022, 19:56 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2022, 19:56 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten yang tergabung dalam grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mendirikan anak usaha baru (entitas anak) dalam waktu dekat ini.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Rabu (5/10/2022), Dian Swastatika Sentosamelalui entitas anak mendirikan PT KUPU Era Medika (KEM) dengan kegiatan usaha sebagai perusahaan holding dan penyedia jasa konsultasi manajemen lainnya.

“Kepemilikan saham efektif Perseroan dalam KEM adalah lebih dari 99 persen,” tulis Sekretaris Perusahaan Susan Chandra, dikutip Rabu, 5 Oktober 2022.

Selain itu, pendirian KEM saat ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap kondisi keuangan Perseroan.

Sebelumnya, Grup Sinar Mas melalui PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mengumumkan akuisisi perusahaan batu bara Australia senilai USD 380 juta atau sekitar Rp 5,6 triliun (kurs Rp 14.698 per USD).

Akuisisi dilakukan oleh entitas anak tidak langsung perseroan, yakni Stanmore Resources Limited (Stanmore) dan Dampier Coal (Queensland) Proprietary Limited (Dampier).

Pada 12 Agustus 2022, Stanmore dan Dampier menandatangani perjanjian dengan Mitsui & Co. Ltd, dan Mitsui & Co., (Australia) Ltd untuk mengambil alih 20 persen saham Stanmore SMC Pty Ltd yang semula bernama BHP Mitsui Coal Pty Ltd (SMC).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Selanjutnya

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

SMC merupakan suatu perusahaan pertambangan batu bara metalurgi yang didirikan berdasarkan dan tunduk pada hukum Australia. Dengan pengambilalihan ini, Stanmore melalui entitas anak, Dampier, akan memiliki 100 persen saham SMC.

"Pengambilalihan sebesar USD 380 juta ini akan didanai dengan dana kas internal dan diharapkan dapat diselesaikan pada kuartal IV tahun 2022,” ungkap Sekertaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 12 Agustus 2022.

Susan mengatakan, pengambilalihan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah jangka panjang bagi seluruh pemegang saham perseroan.

Perseroan melalui Golden Investments Pte. Ltd., (GIA) telah mendiversifikasi risiko geografis dan bisnisnya dalam bisnis pertambangan dan perdagangan batu bara dengan berinvestasi di Stanmore Resource Limited (Stanmore) sejak 2019.

Sebelumnya, perseroan melalui Stanmore SMC Holding Pty Ltd melakukan pengambilalihan seluruh saham Dampier selaku pemilik 80 persen saham BHP Mitsui Coal Pty Ltd. Pengambilalihan saat itu bernilai hingga USD 1,35 miliar.


Kinerja Semester I 2022

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang semester I 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba selama semester I 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk mencatat pendapatan usaha USD 2,59 miliar atau sekitar Rp 38,63 triliun (asumsi kurs Rp 14.897 per dolar AS).

Pendapatan itu naik 176,64 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 13,96 triliun. Beban pokok penjualan tercatat USD 1,46 miliar hingga Juni 2022. Beban pokok penjualan bertambah 160,46 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 561,33 juta.

Dengan demikian, laba kotor tercatat USD 1,13 miliar selama semester I 2022. Laba kotor melambung 200,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 376,23 juta.

Perseroan mencatat beban usaha menguat 81,96 persen menjadi USD 349,24 juta pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 191,92 juta. Beban penjualan naik menjadi USD 188,22 juta pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 120,73 juta. Beban umum dan administrasi bertambah menjadi USD 160,59 juta pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 70,74 juta.

 


Aset Perseroan

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk pun meraih laba usaha USD 782,38 juta hingga Juni 2022. Laba usaha perseroan bertambah 324,50 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 184,30 juta.

Perseroan membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 251,58 juta hingga semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 43,92 juta.

Perseroan mencatat laba bersih per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 0,33 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,06.

Total ekuitas tercatat USD 2,82 miliar pada semester I 2022 dari periode Desember 2021 sebesar USD 1,75 miliar. Total liabilitas tercatat melonjak menjadi USD 3,69 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 1,25 miliar.

Aset perseroan melonjak menjadi USD 6,52 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 3,01 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara USD 1 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 521,35 juta.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya