Liputan6.com, Jakarta - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba hingga kuartal III 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 20 Oktober 2022, PT Matahari Department Store Tbk mengantongi pendapatan bersih Rp 4,96 triliun hingga kuartal III 2022. Pendapatan bersih tersebut naik 21,53 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,08 triliun.
Baca Juga
Pertumbuhan pendapatan itu mendorong lonjakan laba perseroan. Hingga September 2022, perseroan membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,05 triliun. Laba tersebut tumbuh 140,2 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 438,6 miliar.
Advertisement
Beban pokok pendapatan perseroan naik menjadi Rp 1,59 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,48 triliun. Dengan demikian, laba kotor naik menjadi Rp 3,36 triliun hingga kuartal III 2022.
Laba kotor perseroan bertambah 29,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,60 triliun. Beban usaha naik menjadi Rp 2,15 triliun hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,06 triliun. Keuntungan lainnya naik menjadi Rp 261,63 miliar hingga kuartal III 2022.
Adapun laba operasi bertambah menjadi Rp 1,47 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 569,25 miliar. Melihat kondisi tersebut, laba bersih per saham dasar dan dilusi naik menjadi Rp 440 hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 168.
Hingga September 2022, ekuitas menjadi Rp 429,18 miliar dari Desember 2021 sebesar Rp 1 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 5,02 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 4,84 triliun.
Total aset turun menjadi Rp 5,44 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,85 triliun. Perseroan kantongi kas dan bank sebesar Rp 212,91 miliar hingga 30 September 2022.
Komitmen Tebar Dividen 2022 Rp 525 per Saham
Dalam keterangan tertulis, perseroan membukukan penjualan kotor Rp 9,5 triliun hingga 30 September 2022. Penjualan itu 26,5 persen di atas periode yang sama pada 2021. Pertumbuhan penjualan pada gerai yang sama (SSSG) sebesar 144,7 persen pada kuartal III 2022.
Perseroan menyatakan masih berada di jalur yang tepat untuk panduan EBITDA pada 2022 sebesar Rp 2,1 triliun dan laba bersih Rp 1,4 triliun.
“Berlanjutnya pemulihan kami secara kuat adalah bukti dari bakat, komitmen serta semangat karyawan kami dalam budaya kerja feel good,” ujar CEO Matahari, Terry O’Connor.
Ia menuturkan, menjelang 2023, anggaran awal 2023 berada pada level EBITDA Rp 2,4 triliun-Rp 2,5 triliun. “Namun, mengingat ketidakpastian global yang dapat berdampak secara nasional, kami memutuskan untuk mengeluarkan panduan anggaran yang berhati-hati sebesar Rp 2,3 triliun-Rp 2,4 triliun,” ujar dia.
Terry mengatakan, pihaknya berkomitmen atas dividen 2022 sebesar Rp 525 per saham, pembayaran tertinggi hingga saat ini yang akan dibayarkan pada 2023, bergantung pada persetujuan yang diwajibkan, yang mempertajam komitmen kuat perseroan terhadap peningkatan pengembalian nilai pemegang saham keseluruhan.
Advertisement
Pembukaan Gerai
"Matahari berkomitmen untuk meningkatkan nilai pemegang saham melalui program pembelian kembali saham dan kebijakan dividen yang tinggi,” tutur dia.
Adapun hingga 2022, perseroan buka 10 gerai dengan lima lokasi telah dibuka dan sisanya akan dibuka pada November dan Desember 2022. Gerai itu dibuka di Gresik, Jawa Timur, Jakarta Timur, Bontang di Kalimantan Timur, Manado di Sulawesi Utara dan Kendarai di Sulawesi Tenggara.
Selain itu, Matahari berencana untuk membuka 12-15 gerai baru pada 2023 dengan 7 lokasi telah ditentukan dan juga telah meningkatkan peluang perluasan gerai dan penciptaan lapangan kerja. Jumlah total gerai secara nasional pada akhir 2022 akan menjadi 148, tumbuh menjadi 160 atau lebih pada akhir 2023.