Liputan6.com, Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan membagikan dividen interim 2022 sebesar USD 299,5 juta atau sekitar Rp 4,68 triliun (asumsi kurs Rp 15.644 per dolar AS).
Dividen interim tunai 2022 tersebut setara Rp 4.128 per saham. Dividen ini mewakili 65 persen dari laba bersih Indo Tambangraya Megah yang dilaporkan sepanjang semester I 2022.
Baca Juga
Perseroan membukukan laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar USD 460,82 juta, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar USD 1,06 miliar, dan total ekuitas sebesar USD 1,48 miliar.
Advertisement
Pembagian dividen tunai onterim ini merujuk pada keputusan sirkular direksi tertanggal 31 Oktober 2022. Dividen tunai interim ini akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan (recording date) pada 14 November 2022 sampai dengan pukul 16.15 dan/atau pemilik saham Perseroan pada sub-rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada penutupan perdagangan pada tanggal tersebut.
Berikut jadwal pembagian dividen tunai interim:
-Cum dividen di pasar regular dan negosiasi pada 10 November 2022
-Ex dividen di pasar regular dan negosiasi pada 11 November 2022
-Cum dividen di pasar tunai pada 14 November 2022
-Ex dividen di pasar tunai pada 15 November 2022
-Recording date pada 14 November 2022
-Tanggal pembayaran dividen pada 22 November 2022
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu, 2 November 2022, saham ITMG melemah 0,89 persen ke posisi Rp 41.925 per saham. Saham ITMG dibuka naik 225 poin ke posisi Rp 42.525 per saham.
Saham ITMG berada di level tertinggi Rp 43.000 dan terendah Rp 41.700 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 7.230 kali dengan volume perdagangan 35.708 saham. Nilai transaksi Rp 150,7 miliar.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengumumkan kinerja perseroan selama paruh pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 460,83 juta atau sekitar Rp 6,79 triliun. Laba itu naik 291,78 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 117,63 juta.
Raihan itu sejalan dengan pendapatan bersih yang tumbuh 99,8 persen menjadi USD 1,42 miliar pada semester I 2022 dibanding semester I 2021 sebesar USD 676,3 juta.
Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat (12/8/2022), pendapatan perseroan utamanya ditopang penjualan batu bara ke luar negeri. Rinciannya, penjualan di kawasan Asia Tenggara (kecuali Indonesia), India, dan Pakistan tercatat sebesar USD 435,24 juta. Disusul penjualan di Taiwan, Cina, Hongkong dan Korea sebesar USD 373,86 juta, serta Jepang senilai USD 322,16 juta. Sementara penjualan domestik atau dalam negeri tercatat sebesar USD 290,29 juta.
Seiring kenaikan pendapatan bersih, beban pokok naik menjadi USD 672,38 juta dari USD 448,96 juta pada semester I 2021. Meski begitu, laba bersih perseroan masih tercatat naik 229,53 persen menjadi USD 749,16 juta pada semester I 2022.
Advertisement
Aset
Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar USD 64,11 juta, beban umum dan administrasi USD 15,69 juta, dan beban lain-lain sebesar USD 72,69 juta. Lalu penghasilan keuangan USD 2,05 juta dan beban keuangan USD 1,86 juta.
Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar USD 460,68 juta, naik 291,73 persen dibanding semester I 2021 sebesar USD 117,6 juta.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar USD 1,97 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 1,67 miliar. Terdiri dari aset lancar USD 1,27 miliar dan aset tidak lancar USD 705,79 juta.
Liabilitas sampai dengan Juni 2022 naik menjadi USD 491,84 juta dari posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 464,68 juta. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar USD 396,16 juta dan liabilitas jangka panjang Rp 95,67 juta.
Sementara ekuitas sampai dengan akhir Juni 2022 tercatat sebesar USD 1,48 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 1,2 miliar.
Target Penjualan Batu Bara
Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berupaya mengambil peluang di tengah tren kenaikan harga batu bara. Hingga akhir 2022, perseroan menargetkan volume produksi batu bara antara 17,5-18,8 juta ton dengan volume penjualan sebesar 20,5-21,5 juta ton.
"Dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 51 persen harga jualnya telah ditetapkan, 37 persen mengacu pada indeks harga batu bara, sedangkan sisa 12 persen belum terjual," kata Direktur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Mulianto dalam keterangan resmi, Kamis, 18 Agustus 2022.
Sepanjang paruh pertama 2022, perseroan telah memproduksi batu bara sebanyak 7,7 juta ton, di tengah cuaca buruk dan curah hujan yang tinggi.
Volume penjualan tercapai sebanyak 8,1 juta ton, yang dipasarkan ke Tiongkok sebesar 2,3 juta ton, Indonesia 1,8 juta ton, Jepang 1,3 juta ton, Filipina 0,6 juta ton, Bangladesh 0,5 juta ton, dan negara-negara lain di Asia Timur, Tenggara, Selatan serta Oseania.
"Harga batu bara global yang terus menguat tajam pada paruh pertama tahun ini, menyebabkan rata-rata harga jual batu bara yang diperoleh ITM naik 134 persen menjadi USD 175 per ton dari USD 75 per ton pada kurun waktu yang sama tahun lalu,” ungkap Mulianto.
Kenaikan yang signifikan ini memungkinkan perusahaan membukukan penjualan bersih sebesar USD 1,42 miliar, atau 110 persen lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu. Marjin laba kotor naik 19 persen dari paruh pertama tahun lalu menjadi 53 persen pada paruh pertama tahun ini di tengah kenaikan harga bahan bakar global.
EBITDA mencapai USD 712 juta pada paruh pertama tahun ini, naik 218 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan laba bersih naik dari USD 118 juta menjadi USD 461 juta semester I 2022.
Advertisement