Liputan6.com, Jakarta - Emiten karya pelat merah mencatatkan kinerja beragam pada periode sembilan bulan tahun ini. Mayoritas mencatatkan kenaikan baik dari sisi pendapatan maupun laba. Sayangnya, ada pula yang labanya tergerus meski pendapatan naik.
Dari sisi laba bersih, pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Pada periode sembilan bulan tahun ini, berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 578,17 miliar. Melonjak 766,60 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 66,71 miliar.
Baca Juga
Capaian itu sejalan dengan pendapatan usaha perseroan pada periode Januari hingga September 2022 sebesar Rp 10,30 triliun. Tumbuh 44,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,12 triliun.
Advertisement
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membukukan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp 11,58 triliun hingga akhir September 2022. Perolehan NKB tersebut bersumber dari pemerintah sebesar 65,36 persen, proyek swasta sebesar 11,81 persen, BUMN dan BUMD sebesar 10,98 persen serta pengembangan bisnis anak usaha Waskita Karya sebesar 11,86 persen.
Berdasarkan segmentasi tipe proyek, NKB tersebut terdiri dari segmen konektivitas Infrastruktur sebesar 67,02 persen, gedung sebesar 8,01 persen, EPC sebesar 3,80 persen, Sumber Daya Air (SDA) sebesar 7,96 persen, anak usaha 11,86 persen dan proyek sipil lainnya sebesar 1,35 persen.
- PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
Selanjutnya, ada Adhi Karya yang berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 21 miliar atau naik 24 persen dari laba bersih September 2021. Raihan itu sejalan dengan pendapatan yang tercatat sebesar Rp 9,1 triliun, meningkat 24 persen dibandingkan pendapatan September 2021 sebesar Rp 7,4 triliun.
Adhi Karya meraih kontrak baru Rp 18,1 triliun hingga September 2022. Kontrak baru itu naik 57,3 persen dibandingkan kontrak baru pada September 2021.
Pembangunan Ibu Kota Negara Baru (IKN) telah berkontribusi dalam perolehan kontrak hingga September 2022 dengan total nilai kontrak Rp 1,4 triliun. Perolehan kontrak tersebut didominasi oleh proyek pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 3A Segmen Karangjoang – Kariangau dengan nilai kontrak Rp 1,1 triliun. Selain itu, Adhi Karya juga telah memperoleh kontrak pekerjaan proyek pembangunan hunian pekerja dan fender jembatan Pulau Balang.
Profil kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru sampai dengan bulan September 2022, meliputi lini bisnis Konstruksi sebesar 90 persen, Properti sebesar 6 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
PTPP-WIKA
- PT PP (Persero) Tbk (PTPP)
Emiten karya pelat merah lain yang masih mencatatkan pertumbuhan baik dari sisi pendapatan maupun laba yakni PT PP Tbk (PTPP).
Hingga September 2022, perseroan berhasil mengukuhkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 141,02 miliar. Naik 8,97 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 129,42 miliar.
Raihan itu sejalan dengan pendapatan usaha sampai dengan September 2022 yang tumbuh 20,07 persen menjadi Rp 13,46 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 11,21 triliun.
Hingga September 2022, perseroan berhasil mengantongi kontrak baru sebesar Rp 16,58 triliun dari total Rancangan Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp 31 triliun. Pemberi kerja dari sektor pemerintah sebesar 35 persen dan swasta 5 persen.
Untuk swasta, karena ini menjelang pemilihan presiden pada 2024, mereka masih melakukan wait and see, jadi persentase dari swasta kecil.
Sedangkan berdasarkan segmen, kontribusi terbesar kontrak baru disumbang dari konstruksi 85 persen, properti 8 persen, EPC 5 persen, dan yang lainnya sebesar 2 persen.
Advertisement
PT Wijaya Karya Tbk
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
Berbeda dengan lainnya, PT Wijaya Karya Tbk membukukan kenaikan pendapatan, tetapi laba bersih turun tajam hingga kuartal III 2022.
Wijaya Karya mencatat laba bersih anjlok 97,02 persen menjadi Rp 5,53 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 185,9 miliar. Hingga September 2022, perseroan mencatat rugi yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 27,96 miliar hingga kuartal III 2022.
Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp 104,9 miliar. Padahal perseroan mencatat pendapatan bersih Rp 12,79 triliun hingga kuartal III 2022. Pendapatan naik 9,8 persen dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 11,64 triliun.
Perseroan meraih kontrak baru senilai Rp 19 triliun hingga September 2022. Sebagian besar kontrak baru adalah proyek-proyek infrastruktur, diikuti proyek Engineering, Procurement, Construction (EPCC) dan gedung, sisanya dari industri precast dan struktur baja.
Penutupan IHSG pada 15 November 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bak roller coaster pada perdagangan saham Selasa (15/11/2022). Pada penutupan perdagangan saham, sektor saham transportasi memimpin kenaikan di antara sektor saham lainnya.
Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,23 persen ke posisi 7.035,50. Indeks LQ45 menanjak 0,33 persen ke posisi 1.004,35. Mayoritas indeks acuan menghijau. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.048,39 dan terendah 6.999,23. Sebanyak 255 saham menguat dan 276 saham melemah. 176 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.465.776 kali dengan volume perdagangan 26,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.593.
Mayoritas sektor saham menghijau. Sementara itu, indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 0,27 persen, indeks sektor saham IDXhealth susut 0,09 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur merosot 0,10 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXenergy melonjak 0,54 persen, indeks sektor saham IDXbasic mendaki 0,12 persen, indeks sektor saham IDXindustry menanjak 0,31 persen, dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal menguat 0,69 persen. Selanjutnya, indeks sektor saham IDXfinance naik 0,16 persen, indeks sektor saham IDXproperty bertambah 0,05 persen, indeks sektor saham IDXtechno menguat 0,29 persen. Indeks sektor saham IDXtransportasi mendaki 1,04 persen.
Advertisement