Dirut Garuda: Kita Ingin Jadi Perusahaan yang Banggakan Publik karena Untung

Garuda Indonesia (GIAA) ingin menjadi perusahaan yang untung agar tidak meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) kembali.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 21 Jan 2023, 07:32 WIB
Diterbitkan 05 Des 2022, 22:20 WIB
Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ingin mencetak untung sehingga dapat membanggakan masyarakat dan tidak menjadi beban.

"Kita akan fokus pada profitabilitas bukan market share, profitability. Nomor satu profit dulu, baru market share. Kita ingin menjadi perusahaan yang membanggakan publik karena untung dan tidak jadi beban. Bukan karena Garuda terbang kemana-mana dan ada di mana-mana,” kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra  dalam RDP Komisi VI DPR RI, Senin (5/12/2022).

Dia menyebutkan, Garuda Indonesia ingin menjadi perusahaan yang untung agar tidak meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) kembali. 

"Supaya tidak datang ke DPR lagi untuk meminta PMN lagi. Kita berharap garuda tidak minta PMN, kita tau prosesnya berbelit, begitu prosesnya sudah disetujui dapet BP nya juga minta ampun,” kata dia. 

Irfan mengatakan, pihaknya harus memastikan menjalankan perusahaan dengan baik. Garuda Indonesia fokus pada profitabilitas setiap rute dari situ Perseroan sudah mendapat banyak informasi mengenai karakteristik penerbangan dari satu kota ke kota lainnya. 

"Contohnya, ada beberapa kota yang mungkin tidak pas kalau kita mendarat di sana terlalu malam, tapi ada beberapa kota yang menerima. Ada juga beberapa kota yang tidak bisa menerima kalau kita keluar dari kota tersebut pagi,” ujar dia. 

 

Catatan Evaluasi

Ilustrasi Pesawat Terbang
Pesawat Terbang Garuda Indonesia (Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Berdasarkan catatan evaluasi, Garuda Indonesia perlu menambah  rute-rute ke Jakarta dari kota asalnya itu pagi. Ia menuturkan, jadwal Garuda Indonesia selama ini terlalu Jakarta sentris, Perseroan berharap bisa dari Padang, kota-kota lain bisa terbang pagi.

"Implikasi positifnya, Garuda bisa berpartisipasi dalam ekonomi di daerah tersebut walaupun skalanya tidak besar. Kita juga bekerjasama dengan AP 1 dan 2 untuk memperpanjang jam operasi dari masing-masing bandara-bandara yang ada,” kata Irfan.

Ia menambahkan, pihaknya sangat fokus memahami kebiasaan orang terbang. Perseroan berharap pesawat Garuda Indonesia lebih banyak lagi dan secepatnya bisa layani domestik. 

“Tapi, dari hasil pembicaraan dengan menteri BUMN, penerbangan internasional boleh sepanjang bawa barang ekspor dan menguntung. Kalau tidak ditutup,” ujarnya.

Tak Ingin Minta PMN Lagi

Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Provinsi Aceh pada 13 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berharap tidak lagi meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) kembali. Dengan demikian, Garuda Indonesia saat ini berfokus pada profitabilitas bukan pangsa pasar. 

Bahkan, emiten maskapai pelat merah tersebut ingin menjadi perusahaan yang untung dan tidak menjadi beban. Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, pihaknya akan fokus pada profitabilitas bukan pangsa pasar. 

“Kita akan fokus pada profitabilitas bukan marketshare, profitability. Nomor satu profit dulu, baru market share. Kita ingin menjadi perusahaan yang membanggakan publik karena untung dan tidak jadi beban. Bukan karena Garuda terbang kemana-mana dan ada dimana-mana,” kata Irfan  dalam RDP Komisi VI DPR RI dengan Direktur PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Senin (5/12/2022).

Irfan mengaku, Garuda Indonesia ingin menjadi perusahaan yang untung agar tidak meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) kembali. 

"Supaya tidak datang ke DPR lagi untuk meminta PMN lagi. Kita berharap Garuda tidak minta PMN, kita tahu prosesnya berbelit, begitu prosesnya sudah disetujui dapet BP nya juga minta ampun,” kata dia. 

 

Selanjutnya

Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Irfan mengatakan, pihaknya harus memastikan menjalankan perusahaan dengan baik. Kemudian, Garuda Indonesia fokus pada profitabilitas setiap rute dari situ Perseroan sudah mendapat banyak informasi mengenai behaviour penerbangan dari satu kota ke kota lainnya. 

“Contohnya, ada beberapa kota yang mungkin tidak pas kalau kita mendarat di sana terlalu malam, tapi ada beberapa kota yang menerima. Ada juga beberapa kota yang tidak bisa menerima kalau kita keluar dari kota tersebut pagi,” ujar dia. 

Ia menyebutkan, berdasarkan catatan evaluasinya, Garuda Indonesia perlu menambah rute-rute ke Jakarta dari kota asalnya itu pagi. Ia mengatakan, jadwal Garuda Indonesia selama ini terlalu Jakarta sentris, Perseroan berharap bisa dari Padang, kota-kota lain bisa terbang pagi.

“Implikasi positifnya, Garuda bisa berpartisipasi dalam ekonomi di daerah tersebut walaupun skalanya tidak besar. Kita juga bekerjasama dengan AP 1 dan 2 untuk memperpanjang jam operasi dari masing-masing bandara-bandara yang ada,” kata Irfan.

Ia menambahkan, pihaknya sangat fokus memahami kebiasaan orang terbang. Perseroan berharap pesawat Garuda Indonesia lebih banyak lagi dan segera layani rute domestik. 

"Tapi, dari hasil pembicaraan dengan menteri BUMN, penerbangan internasional boleh sepanjang bawa barang ekspor dan menguntungkan. Kalau tidak ditutup,” pungkasnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya