Liputan6.com, Jakarta - Memasuki 2023, terdapat sejumlah instrumen investasi yang dinilai menarik bagi investor kelompok Ibu Rumah Tangga (IRT), salah satunya reksa dana. Beberapa analis dan manajer investasi pun memberikan tips investasi cermat bagi ibu rumah tangga.
Meski begitu, investasi reksa dana bukan hanya tentang memilih mana yang untung atau tidak. Untuk membawa investor atau calon investor ke jalur yang benar, berikut ini merupakan tips untuk membantu ibu rumah tangga berinvestasi reksa dana.
Baca Juga
Menurut analis, secara umum ibu rumah tangga merupakan investor pemula. Jadi, lebih baik berinvestasi secara pasif dibandingkan berinvestasi secara aktif.
Advertisement
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menuturkan, lebih baik ibu rumah tangga menempatkan dana di produk investasi seperti reksa dana. Sejumlah produk reksa dana yang dapat dicermati antara lain reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, atau reksa dana saham dengan catatan profil risikonya lebih tinggi.Â
"Kalau memang ingin pilih produk investasi sendiri seperti saham lebih baik menempatkan dana di saham yang blue chip yang mempunyai fundamentals yang solid dan prospek yang bagus dan simpan saham ini untuk waktu jangka panjang," kata Arjun saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu, 31 Desember 2022.
Arjun menyebutkan, yang perlu dihindari adalah berinvestasi secara aktif atau trading, karena ibu rumah tangga kurang berpengalaman di bidang investasi jadi risiko kerugian lebih tinggi untuk mereka.Â
"Selain itu retail investor seperti ibu rumah tangga juga mempunyai kemampuan ambil risiko yang lebih rendah dibandingkan sama investor yang cukup berpengalaman di bidang investasi," kata dia.
Tips Investasi
Sementara itu, Head of Research STAR Asset Management, David Arie Hartono memberikan sejumlah tips investasi yang bisa dicermati oleh Ibu Rumah Tangga.
Pertama, melihat kembali kondisi keuangan dari ibu rumah tangga tersebut. Kedua, memahami dunia investasi dan ketiga memilih institusi atau lembaga yang tepat dan terpercaya, serta mengenali profil risiko (konservatif, moderat, agresif).
Lantas, investasi apa yang tepat dilakukan oleh IRT?
Menurut David, investasi yang tepat  yakni reksa dana (pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham), surat berharga negara (SBN), deposito, investasi emas.Â
"Investasi ini tergantung dari kenyamanan ibu rumah tangga dalam hal risiko dan juga return yang diharapkan. Di mana investasi di pasar uang memiliki risiko yang minim dan cenderung stabil," kata David.
Adapun, beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari berinvestasi lewat reksa dana pasar uang. Investasi ini bersifat likuid atau mudah dicairkan. Selain itu, aman dan memiliki risiko yang rendah. Lebih menguntungkan karena rata-rata imbal hasil di atas rata-rata suku bunga deposito.
Tak hanya itu, terdapat beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dengan berinvestasi di Surat Berharga Negara atau SBN ini, antara lain memiliki pajak yang lebih rendah dari deposito, imbal hasil yang relatif lebih tinggi daripada deposito, risikonya relatif lebih rendah dan aman dari fluktuasi pasar.
Untuk strateginya, David memilih investasi deposito dan reksa dana pasar uang bagi investor dengan profil risiko konservatif.
Setali tiga uang, David memilih investasi pasar pendapatan tetap bagi investor dengan profil risiko moderat. Sedangkan, bagi investor dengan profil risiko agresif bisa mempertimbangkan reksa dana saham.
Â
Advertisement
Meneropong Peluang Investasi Reksa Dana pada 2023
Sebelumnya, memasuki 2023, terdapat sejumlah instrumen investasi yang dinilai menarik bagi investor, salah satunya reksa dana. Sejumlah manajer investasi pun memberikan pandangan terkait reksa dana yang prospektif pada tahun depan.
Head of Research STAR Asset Management, David Arie Hartono menuturkan, berdasarkan konsensus pasar di mana suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) masih akan mengalami kenaikan hingga semester I 2023 dari level saat ini di 3,75 persen - 4 persen di mana konsensus pasar mengestimasi kenaikan akan sampai di level 5 persen - 5,25 persen.
"Pada kuartal III bisa melihat inflasi yang lebih rendah dan stabil, sehingga ada harapan untuk the Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga, dan lebih baik lagi adanya potensi penurunan suku bunga," kata David kepada Liputan6.com, ditulis Kamis (29/12/2022).
David menyebutkan, terdapat sejumlah reksa dana yang masih menarik dicermati pada 2023, yakni reksadana saham, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.
Tak hanya itu, ia juga menilai prospek investasi reksa dana masih baik pada tahun depan dan investor disarankan untuk melihat kondisi global untuk menerapkannya di dalam investasi reksa dana.
Pada kuartal I dan II 2023, David melihat reksa dana pasar saham, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran cukup menarik.
"Pada kuartal III 2023, di mana konsensus berekspekatasi ada nya penurunan suku bunga, kita bisa melihat ada nya investasi yang menarik di reksadana fixed income dan juga reksa dana saham," ujarnya.
Â
Sentimen
Ia mengatakan, terdapat beberapa sentimen yang pengaruhi investasi reksa dana pada 2023, salah satunya potensi perlambatan ekonomi global.
"Pada 2023 investor perlu memperhatikan dua hal, yakni potensi perlambatan ekonomi global dan potensi berakhirnya pengetatan kebijakan moneter. Kenaikan tingkat suku di negara maju seperti AS dan Eropa diproyeksikan mendorong perlambatan ekonomi," kata dia.
Di sisi lain, jika inflasi melandai dan kebijakan suku bunga mulai melonggar akan jadi sentimen positif untuk aset yang lebih berisiko.
"Indonesia yang masih banyak mengandalkan konsumsi domestik dan juga komoditas menjadi salah satu pembeda dengan negara yang berada di AS maupun Eropa di mana mereka mengalami inflasi yang sangat tinggi, dan kenaikan suku bunga," jelasnya.
Dia menambahkan, Indonesia diproyeksi lebih aman dari ancaman resesi, di mana saat ini Indonesia masih diuntungkan dengan tingginya harga komoditas.
Sementara itu, Direktur PT Panin Asset Manajemen, Rudiyanto mengatakan, prospek reksa dana pada tahun depan masih baik.
Untuk strateginya, Rudiyanto menyarankan investor untuk melakukan investasi secara berkala dan diversifikasi.
"Beli saham yang fundamental bagus, valuasi murah, dan atau diuntungkan di tengah situasi penurunan bunga yang mungkin terjadi tahun depan," kata Rudiyanto.Â
Â
Advertisement