Liputan6.com, Jakarta - PT BRI Danareksa Sekuritas, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membidik pertumbuhan nasabah sebesar 42 persen dan pertumbuhan jumlah transaksi sebesar 48 persen untuk bisnis ritel brokerage pada 2023.
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas, Laksono Widodo mengatakan, untuk bisnis institutional brokerage, perusahaan menargetkan kenaikan transaksi sebesar 18 persen.
Baca Juga
"Ke depannya, untuk terus meningkatkan kinerja bisnis brokerage perusahaan, tahun ini kami akan menyediakan program dan penawaran menarik khusus untuk nasabah dan klien setia BRI Danareksa Sekuritas,” kata Laksono dalam keterangan resminya, Kamis (9/2/2023).
Advertisement
Sepanjang 2022, kinerja equity brokerage BRI Danareksa Sekuritas melesat 55 persen. Kinerja itu lebih tinggi dibandingkan kenaikan equity brokerage secara industri di pasar modal RI yang hanya sebesar 10 persen.
Ia menuturkan, kenaikan tersebut didukung oleh peningkatan kinerja bisnis institutional equity brokerage BRI Danareksa Sekuritas yang signifikan yakni sebesar 133 persen dibandingkan dengan kenaikan di pasar sebesar 38 persen. Perusahaan juga mampu mempertahankan pertumbuhan pada bisnis retail equity brokerage meskipun pasar mengalami penurunan.
"Kenaikan kinerja yang memuaskan tersebut, kami harapkan dapat memantapkan posisi BRI Danareksa Sekuritas sebagai salah satu penyedia bisnis brokerage terbaik di pasar modal Indonesia," ujar Laksono.
Laksono mengungkapkan, selain performa positif equity brokerage, dari sisi bisnis bond brokerage, Perseroan juga mencatatkan kenaikan kinerja signifikan sebesar 46 persen dibandingkan dengan pasar yang justru turun sebesar 7 persen.
Hal tersebut didukung oleh nilai transaksi obligasi pemerintah (surat berharga negara) yang ditangani perusahaan yang naik sebesar 29 persen, dan nilai transaksi obligasi korporasi (corporate bond) yang naik signifikan 143 persen.
Pangsa Pasar BRI Danareksa Sekuritas
Berdasarkan data Bloomberg, di antara perusahaan sekuritas anggota bursa (AB) di Bursa Efek Indonesia (BEI), pangsa pasar (market share) bond brokerage BRI Danareksa pada 2022 naik 2,03 persen dan mempertahankan peringkat pertama untuk obligasi pemerintah.
Selain itu, market share BRI Danareksa Sekuritas untuk obligasi korporasi juga naik 7,30 persen yang membuat peringkat BRI Danareksa naik menjadi peringkat 2 dari yang sebelumnya peringkat 5 di tahun 2021.
Laksono mengaku, terdapat salah satu program yang memiliki dampak baik terhadap kinerja perusahaan, khususnya kepada peningkatan transaksi retail brokerage adalah program Undian Emas Logam Mulia yang terselenggara pada November dan Desember 2022, dengan total peserta sebanyak 15.000 peserta.
"Program tersebut berdampak kepada naiknya jumlah transaksi sebesar 91 persen dan jumlah nasabah sebesar 102 persen pada akhir periode program, dibandingkan dengan Oktober 2022," kata Laksono.
Advertisement
BEI Sebut Tahun Politik Tak Pengaruhi Transaksi Harian hingga IPO
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini tahun politik tidak memberikan pengaruh terhadap industri pasar modal, terutama jumlah transaksi dan perusahaan tercatat.
Direktur Penilaian Efek BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya melihat investor Indonesia bisa memilih dengan cerdas mana yang bersifat ekonomi dan politik.
BEI melihat secara historikal atau tiga kali penyelenggaraan pemilu, tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap jumlah transaksi maupun perusahaan tercatat di pasar modal Tanah Air.
"Kita sudah punya 11 perusahaan tercatat, ada 10 di e-ipo, ada 38 perusahaan di pipeline, window masih ada 11 bulan," kata Nyoman saat ditemui di Pacific Place, dikutip Minggu (5/2/2023).
Hingga saat ini, BEI mencatat ada 38 perusahaan yang masuk dalam proses pencatatan saham di antaranya bergerak di bidang teknologi hingga transportasi dan logistik.
"Hingga Januari ini, ada 11 perusahaan tercatat. Jadi, di pipeline ada 38 perusahaan," kata dia.
Dalam pipeline tersebut IPO, terdapat anak usaha BUMN, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
"Kebetulan sudah masuk e-ipo, kemarin ada pubex Pertamina Geothermal Energy, sudah resmi sudah dapat kita expose," ujar dia.
Dengan demikian, calon emiten berkode PGEO telah mendekati proses pencatatan saham di BEI. Berikut ini adalah 10 perusahaan yang akan melantai di BEI dalam waktu dekat ini.
- PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX)
- PT Haloni Jane Tbk (HALO)
- PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ)
- PT Hillcon Tbk (HILL)
- PT Hoffmen Cleanindo Tbk (KING)
- PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR)
- PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP)
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
- PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK)
- PT Vastland Indonesia Tbk (VAST)
10 Emiten Baru hingga 31 Januari 2023
Di sisi lain, hingga 31 Januari 2023, terdapat 10 perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di BEI. Kemudian, BEI menargetkan akan ada 57 perusahaan yang tercatat di bursa pada tahun ini.
"Sehingga total perusahaan yang sudah tercatat di BEI mencapai 835. Target kita di akhir tahun ini 57 perusahaan naik dari target tahun lalu 56 perusahaan. Adapun realisasi jumlah perusahaan tercatat pada akhir 2022 mencapai 59 perusahaan," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman.
Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan perusahaan tercatat di Indonesia paling besar di antara kawasan, yaitu sebesar 45,8 persen. Dari sisi jumlah di ASEAN, hanya kalah dari Malaysia.
"Per 31 januari 2023, jumlah investor pasar modal sudah meningkat menjadi 10,4 juta SID, di mana investor sahamnya 4,5 juta. Akhir tahun lalu jumlahnya 10,3 juta dengan investor saham sebanyak 4,4 juta. Jadi ada peningkatan lebih dari 100 ribu investor baru dalam satu bulan," kata Iman.
Sementara itu, pertumbuhan investor pasar modal tahun ini ditargetkan meningkat 35 persen dari 10,3 juta atau naik sekitar 13 juta.
Advertisement