Obligasi Global Bank Mandiri USD 300 Juta Alami Kelebihan Permintaan 10,3 Kali

Bank Mandiri alami kelebihan dari permintaan dari penerbitan obligasi global atau global bond USD 300 juta atau Rp 4,5 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Mar 2023, 19:33 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2023, 19:33 WIB
Bank Mandiri Raup Dana Rp 4,5 Triliun dari Penerbitan Obligasi Global
Bank Mandiri telah raup dana USD 300 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun dari penerbitan global bond atau obligasi global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar USD 300 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun dari penerbitan Global Bond yang akan digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan. Obligasi global tersebut memiliki tenor 3 tahun dengan kupon sebesar 5,5 persen.

Dalam penerbitan Global Bond ini, Bank Mandiri menunjuk HSBC, J.P. Morgan, Mandiri Securities, Citigroup, MUFG dan Standard Chartered Bank sebagai Joint Lead Managers.

Penerbitan Global Bond ini memperoleh lebih dari USD 3,1 miliar permintaan pada saat proses order book atau kelebihan permintaan (oversubscription) mencapai 10,3 kali dari jumlah yang diterbitkan. Angka itu merupakan oversubscription terbesar yang pernah dicapai oleh Bank Mandiri.

Pejabat Eksekutif Treasury dan International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria menyampaikan tingkat oversubscription tertinggi dalam sejarah penerbitan Global Bond Bank Mandiri ini merupakan sebuah pencapaian dan bukti bahwa investor percaya kepada kinerja Bank Mandiri di tengah maraknya sentimen negatif pasar kepada sektor perbankan dan pasar global.

"Positifnya keyakinan investor juga terlihat dari rating yang diberikan kepada obligasi ini dari lembaga pemeringkat internasional yaitu Baa2 dari Moody’s dan BBB- dari Fitch,” kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (29/3/2023).

Adapun, investor pada penerbitan Global Bond ini didominasi oleh fund manager dan asset manager dengan porsi kepemilikan sebesar 76 persen, diikuti dengan Bank sebesar 13 persen, dan pengelola dana pensiun sebesar 11 persen. Selain itu, sebagian besar investor berasal dari Asia sebanyak 78 persen dan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) sebesar 22 persen. Pasca proses penerbitan, obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura (Singapore Exchange/SGX).

 

 

Bank Mandiri Bakal Tebar Dividen Rp 24,7 Triliun

Bank Mandiri Eror
Nasabah bertransaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Mandiri di Mal Pondok indah 2, Jakarta, Sabtu (20/7/2019). Sejumlah nasabah Bank Mandiri mengeluhkan perubahan drastis saldo di rekening yang mengalami pengurangan dan ada juga yang mengalami penambahan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) akan membagikan dividen tunai Rp 24,7 triliun untuk periode tahun buku 2022. Dividen tersebut setara dengan Rp 529,33 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (16/3/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada14 Maret 2023. 

Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 41,17 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 166,99 triliun serta total ekuitas senilai Rp 252,24 triliun.

Jadwal

  • Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 24 Maret 2023
  • Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 27 Maret 2023
  • Cum dividen di pasar tunai: 28 Maret 2023
  • Ex dividen di pasar tunai: 29 Maret 2023
  • Recording date: 28 Maret 2023
  • Pembayaran dividen: 12 April 2023

Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memutuskan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar 60 persen dari laba bersih tahun buku 2022 atau senilai Rp24,7 triliun. Dividen tersebut setara dengan Rp 529,34 per saham.

Bank Mandiri mencatatkan laba bersih sebesar Rp 41,17 triliun sepanjang 2022. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menuturkan, pihaknya akan membagikan dividen sebesar Rp 24,7 triliun.

"Kalau kita lihat secara besaran per lembaran sahamnya Rp 529,34. Sementara, 40 persen laba bersih menjadi laba ditahan," kata Darmawan dalam konferensi pers, Selasa (14/3/2023).

Dengan demikian, sebesar 40 persen atau senilai Rp 16,46 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan. Adapun, khusus dividen untuk pemerintah Indonesia yang merupakan pemegang saham perseroan dengan kepemilikan 52 persen dari modal ditempatkan dan disetor Bank Mandiri atau sebesar Rp 12,84 triliun akan disetorkan ke rekening kas umum negara.

Sementara itu, batas kepemilikan 48 persen saham publik senilai Rp 11,85 triliun akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikannya masing-masing.

Kemudian, memberikan kuasa dan wewenang kepada direksi perseroan dengan hak subtitusi untuk menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen tahun buku 2022 sesuai ketentuan yang berlaku.

 

Kinerja Keuangan 2022

Bank Mandiri berhasil mendeteksi dugaan tindak penipuan yang dilakukan sejumlah pihak, dengan modus mengaku memiliki dana sebesar Rp 4,9 triliun. (Dok Bank Mandiri)
Bank Mandiri berhasil mendeteksi dugaan tindak penipuan yang dilakukan sejumlah pihak, dengan modus mengaku memiliki dana sebesar Rp 4,9 triliun. (Dok Bank Mandiri)

Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil mencatatkan laba bersih Rp 41,2 triliun sepanjang 2022. Raihan laba itu tumbuh 46,9 persen YoY. Sehingga memperkuat permodalan (capital) Bank Mandiri sebagai faktor utama untuk memiliki kemampuan dalam melakukan ekspansi bisnis, terutama mendukung fungsi intermediasi dalam menyalurkan kredit.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, kinerja yang solid ini tak terlepas dari kondisi makroekonomi yang membaik, didukung oleh kebijakan strategis pemerintah dan regulator dalam menjaga stabilitas perekonomian.

"Sepanjang 2022, Bank Mandiri telah secara aktif menggarap segmen digital banking untuk mendukung transformasi digital sebagai bisnis yang berkelanjutan dengan menangkap peluang di seluruh sektor dan segmen potensial," ujarnya dalam keterangan resmi kinerja kuartal IV Bank Mandiri, Selasa (31/1/2023).

Dia menuturkan, pertumbuhan laba bersih tersebut turut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat, hingga akhir 2022, kredit secara konsolidasi perseroan mampu tumbuh positif sebesar 14,48 persen YoY menjadi Rp 1.202,2 triliun.

Melihat pencapaian tersebut, Bank Mandiri optimis pertumbuhan kredit pada 2023 mampu tumbuh di kisaran 10-12 persen secara YoY. Tentunya, dengan tetap menekankan sisi kualitas, yakni fokus pada sektor-sektor yang prospektif, resilient, dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.

"Selain dari perspektif sektoral, kami juga terus mengoptimalkan bisnis turunan dari ekosistem nasabah wholesale dan sektor unggulan di masing-masing wilayah," imbuh Darmawan.

 

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya