Liputan6.com, Jakarta - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) telah mengumumkan kinerja keuangan pada kuartal I 2023. Perseroan membukukan pendapatan bersih Rp 1,44 triliun, meningkat 12,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,28 triliun.
Mengutip laporan keuangan Matahari Department Store, ditulis Kamis (20/4/2023), beban pokok pendapatan hingga akhir Maret 2023 mencapai Rp 474,27 miliar atau naik 8,55 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 436,91 miliar.
Baca Juga
Dengan demikian, laba bruto LPPF melesat 13,95 persen menjadi Rp 969,01 miliar pada kuartal I 2023 dari Rp 850,34 pada kuartal I 2022.
Advertisement
Hingga akhir Maret 2023, Matahari Department Store mengantongi laba bersih sebesar Rp 101,27 miliar. Laba bersih perseroan turun 30,17 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 145,04 miliar.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 6,36 triliun hingga akhir Maret 2023 naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 5,75 triliun. Kemudian, liabilitas perseroan Rp 5,89 triliun hingga akhir Maret 2023 naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 5,17 triliun.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 467,48 miliar hingga akhir Maret 2023 menurun dari akhir tahun lalu Rp 580,16 miliar.
Pada perdagangan Selasa, 18 April 2023, saham LPPF melemah 0,74 persen ke posisi Rp 4.030 per saham. Saham LPPF susut 10 poin ke posisi Rp 4.050 per saham. Saham LPPF berada di level tertinggi Rp 4.130 dan terendah Rp 3.990 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.512 kali dengan volume perdagangan 36.572 lot saham. Nilai transaksi Rp 14,7 miliar.
Matahari Department Store Perpanjang Buyback Saham Rp 1 Triliun
Sebelumnya, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berencana melakukan pembelian kembali (byback) saham sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan dan akan dilakukan pada Saham Seri C.
Dalam aksi ini, Matahari Department Store menyiapkan dana sebanyak-banyaknya senilai Rp 1 triliun. Pembelian kembali saham akan dilaksanakan setelah perseroan memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang akan dilaksanakan pada Rabu, 29 Maret 2023.
Pelaksanaan pembelian Kembali Saham akan dilaksanakan paling lama 18 bulan terhitung sejak hari diselenggarakannya RUPST. Sebelumnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan pada 6 Juni 2022, perseroan telah mendapatkan persetujuan untuk melaksanakan program pembelian kembali atau buyback saham periode 18 bulan-5 Desember 2023 dengan jumlah biaya maksimal sebesar Rp 1 triliun.
Perseroan bermaksud untuk melanjutkan program pembelian kembali saham hingga tahun 2024. Program pembelian kembali saham yang saat ini berjalan akan berakhir pada tanggal 5 Desember 2023, dan untuk memperpanjang pembelian kembali saham tersebut perseroan harus melakukan RUPSLB pada Desember 2023.
Sehingga, perseroan menghentikan pembelian kembali saham yang saat ini berjalan dan mengusulkan program baru pembelian kembali saham yang akan berlaku sampai dengan September 2024 dalam RUPST mendatang.
“Tujuan dari pelaksanaan pembelian kembali saham merupakan salah satu bentuk usaha Perseroan untuk meningkatkan nilai pemegang saham Perseroan sehingga akan memberikan fleksibilitas yang besar kepada perseroan dalam mengelola modal untuk mencapai struktur permodalan yang lebih efisien,” mengutip keterangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/3/2023).
Advertisement
Harga Maksimal Buyback Saham
Perseroan berharap tidak akan terjadi penurunan pendapatan Perseroan yang signifikan akibat dari pelaksanaan pembelian kembali saham tersebut dan tidak berdampak signifikan terhadap biaya pembiayaan perseroan. Untuk menaati hukum dan peraturan yang berlaku, khususnya POJK 30/2017, Perseroan akan melakukan pembatasan pembelian saham kembali dengan harga maksimal sebesar Rp 7.900 per saham.
Perseroan mencatat laba bersih per saham perseroan per 31 Desember 2022 adalah sebesar Rp 582, sedangkan proforma laba bersih per saham apabila pembelian kembali saham dilaksanakan dengan asumsi jumlah pembelian kembali saham dilakukan dalam jumlah maksimum adalah sebesar Rp 675.
Pelaksanaan pembelian kembali saham diharapkan tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional perseroan dikarenakan perseroan telah memiliki modal kerja yang cukup untuk menjalankan kegiatan usaha perseroan.
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan kinerja keuangan posisif sepanjang 2022. Kinerja keuangan ditunjukkan dengan pertumbuhan pendapatan dan laba hingga double digit.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (27/2/2023), PT Matahari Department Store Tbk mencatat pendapatan bersih Rp 6,45 triliun selama 2022. Pendapatan tumbuh 15,54 persen dari periode 2021 sebesar Rp 5,58 triliun.
Beban pokok pendapatan tercatat Rp 2,05 triliun pada 2022. Beban pokok pendapatan naik 2,3 persen dari periode 2021 sebesar Rp 2 triliun. Dengan demikian, laba kotor tercatat Rp 4,40 triliun. Laba kotor bertambah 22,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 3,57 triliun.
Beban usaha naik 10,4 persen menjadi Rp 2,80 triliun pada 2022. Pada 2021, beban usaha perseroan Rp 2,54 triliun. Laba operasi naik 64,64 persen menjadi Rp 1,84 triliun pada 2022. Pada periode sama tahun lalu, perseroan membukukan laba operasi Rp 1,12 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 51,52 persen menjadi Rp 1,38 triliun pada 2022 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 912,85 miliar.
Laba bersih per saham dasar dan dilusi naik 65,81 persen menjadi Rp 582 per saham dari periode sama tahun lalu Rp 351.
Total ekuitas turun menjadi Rp 580,15 miliar pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 1 triliun. Total liabilitas bertambah menjadi Rp 5,17 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 4,84 triliun. Aset Matahari Department Storesusut menjadi Rp 5,75 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,85 triliun. Perseroan kantongi kas dan bank turun menjadi Rp 354,28 miliar pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 661,39 miliar.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 24 Februari 2022, saham LPPF melemah 0,50 persen ke posisi Rp 5.000 per saham. Kapitalisasi pasar perseroan tercatat Rp 11,6 triliun.
Advertisement