Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 1 triliun pada 2023. Dana tersebut akan dialokasikan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan jaringan distribusi perseroan.
"Kami sudah siapkan capex paling tidak Rp 1 triliun yang kami siapkan sifatnya memang untuk meningkatkan kapasitas produksi, memperluas jaringan distribusi sambil meningkatkan R&D pengembangan ini kita lakukan," kata Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius dalam paparan publik, Rabu (3/5/2023).
Baca Juga
Selain itu, anggaran belanja juga akan digunakan untuk pemeliharaan dan penyelesaian proyek yang sedang berjalan.Â
Advertisement
"Dengan mempertimbangkan arus kas dan kebutuhan dana operasional maupun investasi, perseroan akan mempertahankan kebijakan untuk membagikan dividen sekitar 45-55 persen dari laba bersih," kata dia.
Tak hanya itu, Vidjongtius menyebut, perseroan tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan pendanaan selain dari kas. Menurut ia, perseroan juga bisa mendapatkan pendanaan dari obligasi maupun pinjaman dari bank.
"Kalau pendanaan untuk Rp 1-2 triliun pendanaan dalam kas perusahan masih bisa tapi tidak tertutup kemungkinan obligasi, pinjaman bank, kami membina hubungan dengan bank untuk dapat fasilitas mulai dari modal kerja termasuk investasi," kata dia.
Sementara itu, Direktur Kalbe Farma, Bernadus Karmin Winata menjelaskan, pihaknya tetap optimistis akan potensi pertumbuhan dan memproyeksikan pertumbuhan penjualan maupun laba bersih sebesar 13-15 persen pada 2023.
"Secara total Kalbe menargetkan pertumbuhan 13-15 persen. Kuartal I 2023, 12 persen growth-nya ini sudah menunjukkan satu optimis dan keyakinan kita bisa mencapai target kita full year," kata Karmin.
Â
Â
Â
Ekspor Kalbe Farma
Di sisi lain, Vidjongtius mengklaim ekspor Kalbe Farma ini bisa dibilang nomor 1 di Asean. Sebab, perseroan merupakan perusahaan Indonesia yang bermain di pasar Asean.
Hal itu tercermin dari banyaknya produk Kalbe Farma yang diterima di Asean, salah satunya Mixagrip menjadi nomor 1 di Myanmar.Â
"Mixagrip kita nomor 1 di Myanmar. Woods nomor 2-3 di Malaysia dan Singapura. Diabetasol nomor 1 di Filipina. Extra Joss sangat terkenal di Malaysia, banyak merek kita diterima di Asean. Pertumbuhannya baik sekali," kata dia.
Selain itu, Hydro Coco juga sudah memasuki pasar baru dari Kalbe Farma, yakni Timur Tengah. Bahkan saat ini sudah mulai merambah ke Australia, Jepang dan bakal masuk ke pasar China ke depannya.
Â
Advertisement
Tebar Dividen 2022
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 1,76 triliun atau setara Rp38 per saham. Pembagian dividen tunai telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang digelar pada Rabu, 3 Mei 2023.Â
"Diputuskan pembagian dividen total nilainya Rp 1,76 triliun yang kita bagikan sehingga nilai dividen per lembar saham Rp 38. Secara payout ini meningkat dibanding tahun lalu, ini sekitar 52,5 persen payout ratio," kata Direktur Kalbe Farma, Bernadus Karmin Winata dalam papara publik, Rabu (3/5/2023).
Sementara itu, Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, pemulihan kondisi makroekonomi pasca pandemi menciptakan peluang pertumbuhan. Perseroan pun terus menerapkan strategi untuk menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis perseroan, sambil tetap mewaspadai dampak inflasi serta gangguan rantai pasokan yang berkepanjangan.Â
"Kami senantiasa memperhatikan pentingnya pengelolaan rantai pasok, mengelola kenaikan biaya bahan baku dengan kebijakan kenaikan harga, mengelola portofolio produk, dan menjaga efisiensi biaya operasional. Perseroan juga mempertahankan likuiditas keuangan yang kuat untuk mengelola modal kerja dan melakukan ekspansi," kata Vidjongtius.
Dengan demikian, perseroan terus berfokus melakukan inovasi produk dan layanan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pada 2023, perseroan tetap optimis akan potensi pertumbuhan dan memproyeksikan pertumbuhan penjualan dan laba bersih sebesar 13-15 persen.Â
Â
Susunan Pengurus
Adapun, belanja modal dianggarkan sebesar Rp1 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi dan jaringan distribusi perseroan.Â
"Anggaran belanja juga akan digunakan untuk pemeliharaan dan penyelesaian proyek yang sedang berjalan. Dengan mempertimbangkan arus kas dan kebutuhan dana operasional maupun investasi, perseroan akan mempertahankan kebijakan untuk membagikan dividen sekitar 45-55 persen dari laba bersih," kata dia.
Dalam RUPST, perseroan juga telah memperoleh persetujuan pemegang saham untuk merombak susunan pengurus perseroan.
Berikut ini merupakan jajaran pengurus Kalbe Farma terbaru:
Dewan Komisaris
- Presiden Komisaris: Bernadette Ruth Irawati Setiady
- Komisaris: Santoso Oen
- Komisaris : Ronny Hadiana
- Komisaris: Budi Dharma Wreksoatmodjo
- Komisaris Independen : Lilis Halim
- Komisaris Independen : Rhenald Kasali
- Â
Direksi
- Presiden Direktur: Vidjongtius
- Direktur : Bernadus Karmin Winata
- Direktur : Sie Djohan
- Direktur : Mulialie
- Direktur : Jos Iwan Atmadjaja
- Direktur : Kartika Setiabudy
Â
Advertisement
Kinerja Keuangan Kuartal I 2023
Sebelumnya, emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) telah mengumumkan kinerja perseroan hingga kuartal I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan peningkatan dari sisi penjualan dan laba.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (30/4/2023), penjualan neto pada kuartal I 2023 meningkat 12,12 persen menjadi Rp 7,86 triliun dari Rp 7,01 triliun pada kuartal I 2022.
Sementara, beban pokok penjualan pada periode yang sama naik 13,72 persen menjadi Rp 4,64 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 4,08 triliun. Dengan demikian, laba bruto meningkat 9,93 persen menjadi Rp 3,21 triliun hingga akhir Maret 2023 dibanding periode yang sama 2022 sebesar Rp 2,92 triliun.
Sepanjang kuartal I 2023, Kalbe Farma membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 853,87 miliar naik 0,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 852,66 miliar.
Laba bersih pada kuartal I 2023 naik 2,49 persen sebesar Rp 855,71 miliar dari Rp 834,88 miliar pada periode yang sama 2022.Â
Aset perseroan sampai dengan Maret 2023 naik menjadi Rp 28,23 triliun dari Rp 27,24 triliun pada Desember 2022. Liabilitas naik menjadi Rp 5,31 triliun pada kuartal I 2023 dari tahun sebelumnya Rp 5,14 triliun.Â
Sementara ekuitas hingga Maret 2023 naik menjadi Rp 22,92 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp 22,09 triliun.