Harga Komoditas Melandai, Sektor Saham Barang Konsumsi Bakal Cuan

Harga komoditas yang melandai telah menahan laju indeks saham. Namun, koreksi harga saham komoditas memberikan keuntungan bagi sektor saham barang konsumsi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Mei 2023, 07:28 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2023, 07:28 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina menilai penurunan harga komoditas akan memberikan keuntungan bagi sektor consumer goods atau barang konsumsi.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina menilai penurunan harga komoditas akan memberikan keuntungan bagi sektor consumer goods atau barang konsumsi.

"Pemilihan sektor dengan penurunan harga komoditas yang terjadi saat ini, jadi dalam beberapa pekan terakhir itu harga komoditas cenderung mengalami penurunan, ini membuat indeks kita juga sangat berat untuk kenaikannya karena memang salah satunya disumbang oleh komoditas," kata Martha saat Media Talks, ditulis Sabtu (13/5/2023).

Menurut ia, ketika harga komoditas turun, salah satu yang diuntungkan adalah sektor consumer goods. Dengan demikian, pihaknya melihat sektor ini tetap jadi menarik untuk pilihan investor selain dari sisi defensif, kemudian juga tetap bisa bertumbuh dan juga tentunya diuntungkan dari penurunan harga komoditas. 

"Dan juga tetap seperti pada umumnya ketika kita merekomendasikan penguatan IHSG tentu saja biasanya diimbangi dengan kenaikan ditopang sektor banking jadi sektor banking itu juga jadi salah satu sektor yang favorable untuk dipilih investor," kata dia.

Di sisi lain, adanya pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang terkendali, dan surplus neraca berjalan, pasar obligasi Indonesia telah bergerak ke arah yang positif dan mengungguli pasar ekuitas.  

Imbal hasil tenor 10 tahun obligasi pemerintah merosot menjadi hanya 6,44 persen pada awal Mei 2023, dari 6,92 persen dan 7,54 persen pada akhir Desember dan Oktober 2022, masing-masing.

Sementara itu, antisipasi perlambatan ekonomi global membuat IHSG tetap bertahan dalam pergerakan yang relatif sideways, dengan hanya kisaran perdagangan 6 persen antara level 6.558 dan 6.972 di lebih dari 70 hari perdagangan sejak Januari 2023.

"Kita prediksi Indonesia akan flat aja sideways, terakhir juga relatively sideways," kata Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Robertus Yanuar Hardy.

 

 

 

Prediksi IHSG

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, ia menuturkan, pihaknya menggunakan pendekatan ekonomi makro top-down untuk menentukan kemungkinan arah pergerakan pasar, dan kombinasi ukuran kuantitatif dan penilaian fundamental untuk memilih saham berdasarkan penilaiannya, profitabilitas, pertumbuhan, dan momentum harga saham.

"Di antara metrik yang kami gunakan adalah P/E, PBV, ROE, EV/EBITDA, laba bersih pertumbuhan, RSI, dan pergerakan rata-rata," kata dia.

Oleh sebab itu, mengingat Mirae Asset Sekuritas memperkirakan IHSG akan melanjutkan pergerakan sideways dengan risiko yang meningkat bergerak ke arah yang lebih negatif, pemilihan saham untuk Mei ini mewakili beberapa perusahaan yang menyediakan risiko penurunan yang lebih rendah mengingat valuasinya yang lebih rendah, hasil dividen yang lebih tinggi, profitabilitas yang lebih baik, pendapatan positif pertumbuhan, dan momentum harga saham yang menguntungkan relatif terhadap rekan-rekan mereka masing-masing.

"BMRI dan BFIN memiliki valuasi yang jauh lebih rendah meskipun profitabilitasnya relatif sama dibandingkan dengan BBCA," ujar dia.

 

Saham Pilihan

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan saham MPMX, INTP, dan TLKM memberikan potensi hasil dividen masing-masing sebesar 4,8 persen, 4,9 persen, dan 3,0 persen, berdasarkan harga penutupan terbaru saham tersebut. 

Selain itu, tekanan jual pada harga saham ASII pasca cum date dividen, menurut pendapat Mirae Asset Sekuritas sudah berakhir. Dengan demikian, investor harus mempertimbangkan fundamentalnya yang menarik, karena Mirae Asset memproyeksikan kinerja yang lebih baik untuk industri otomotif Indonesia tahun ini.  

Adapun, saham MAPI, tidak termasuk keuntungan divestasi Burger King, laba kuartal I 2023 setelah pajak MAPI melonjak 87 persen yoy, menunjukkan kinerja operasional yang jauh lebih baik.  

Laba bersih AKRA melonjak 42 persen yoy pada kuartal I 2023 karena pertumbuhan yang cukup besar penjualan tanah di kawasan industrinya dan peningkatan permintaan bahan bakar dan bahan kimia yang signifikan dari kontraktor pertambangan dan peleburan logam dasar.  

"Meskipun tekanan jual baru-baru ini karena dividen ex-date, bagaimanapun, mempertimbangkan kebijakan pemerintah yang menguntungkan di industri hilir logam tidak mulia dan pedoman penjualan tanah yang jauh lebih tinggi untuk tahun ini, perusahaan berada di jalur yang tepat untuk lebih mempercepat pertumbuhan laba bersihnya," ujar dia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya