Astra Otoparts Lebarkan Sayap Bisnis Charging Station, Ini Alasannya

PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mendukung mobil listrik. Salah satunya dengan siapkan produksi charging station.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 05 Jul 2023, 21:25 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2023, 21:25 WIB
Supershop & Drive
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) sedang kembangkan charging station di berbagai tempat. (Foto: Rio/Liputan6).

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) angkat bicara soal potensi pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.

Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya berpendapat isu kendaraan listrik sedang menjadi topik hangat di masyarakat. Di sisi lain, harus diakui populasi kendaraan listrik di Indonesia masih minim jika dibandingkan kendaraan konvensional.

Menanggapi hal tersebut, Astra Otoparts menyiapkan produksi charging station. Hal itu tercermin dari kemampuan research & development Astra Otoparts dalam mendesain maupun memproduksi charging station untuk semua merek EV.

"Jadi kami support semua mobil listrik yang ada tinggal nunggu berapa populasi yang ada," kata Wanny dalam acara Workshop Wartawan Pasar Modal 2023, Rabu (5/7/2023). 

Dia bilang, perseroan juga akan mengembangkan charging station di berbagai tempat, misalnya rest area, mall, termasuk Astra Oto Service. Hingga saat ini, perseroan telah memiliki 7 titik charging station yang berada di Jabodetabek. 

Pada penutupan perdagangan saham Rabu 5 Juli 2023, saham AUTO melemah 1,79 persen ke posisi Rp 2.750 per saham. Saham AUTO dibuka stagnan Rp 2.800 per saham. Saham AUTO berada di level tertinggi Rp 2.870 dan terendah Rp 2.730 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.724 kali dengan volume perdagangan 80.781 lot saham. Nilai transaksi harian Rp 22,4 miliar.

 

Astra Otoparts Tebar Dividen 2022 Rp 530,17 Miliar, Simak Jadwalnya

Astra Otoparts Tambah Jaringan SPKLU di Tol Trans Jawa (Ist)
Astra Otoparts Tambah Jaringan SPKLU di Tol Trans Jawa (Ist)

Sebelumnya, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) memutuskan untuk membagikan sisa dividen sebesar Rp 424,13 miliar. Angka tersebut setara dengan Rp 88 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Kamis (20/4/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 11 April 2023.

Adapun, pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022 sebesar Rp 1,32 triliun dan menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 530,17 miliar atau kurang lebih 40 persen dari keuntungan yang tercatat sebagai laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022 atau sebesar Rp110 setiap saham.

Kemudian, dividen interim Astra Otoparts sebesar Rp 106,03 miliar atau sebesar Rp22 setiap saham yang telah dibayarkan pada 24 Oktober 2022, dan sisanya sebesar Rp 424,13 miliar atau sebesar Rp 88 setiap saham yang akan dibayarkan pada 11 Mei 2023.

Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 1,32 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 8,13 triliun serta total ekuitas senilai Rp 13,05 triliun.

 

Laba Astra Otoparts Melambung 116,99 Persen pada 2022

Astra Otoparts Jadi Distributor Resmi Ban Pirelli
Hal ini diumumkan di booth Astra Otopart pada gelaran Jakarta Fair 2015, Sabtu (6/6/2015).

Sebelumnya, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2022. Pada periode tersebut, Astra Otoparts berhasil mencatatkan kinerja positif, baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan, Rabu (22/2/2023), pendapatan bersih hingga akhir 2022 tercatat sebesar Rp 18,58 triliun. Pendapatan tersebut naik 22,63 persen dibandingkan akhir 2021 sebesar Rp 15,15 triliun. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan pada 2022 naik menjadi Rp 15,89 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 13,29 triliun.

Meski begitu, laba bruto perseroan masih tumbuh 44,53 persen menjadi Rp 2,69 triliun dari Rp 1,86 triliun pada 2021. Pada tahun buku 2022, beban penjualan tercatat sebesar Rp 893,74 miliar, beban umum dan administrasi Rp 852,28 miliar. Kemudian bagian atas laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama setelah pajak tercatat sebesar Rp 696,89 miliar, penghasilan keuangan Rp 81,05 miliar, biaya keuangan Rp 34,08 miliar. Serta penghasilan lain-lain sebesar Rp 83,44 miliar dan beban lain-lain Rp 39,71 miliar.

 

 

Laba Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,47 triliun, naik 132,2 persen dibandingkan akhir 2021 sebesar Rp 634,93 miliar.

Adapun laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 1,33 triliun atau naik 116,99 persen dari Rp 611,35 miliar pada 2021. Sisanya sebesar Rp 147,71 miliar merupakan laba yang diatribusikan kepada kepentingan non pengendali, naik 526,32 persen dibanding 2021 sebesar Rp 23,58 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 18,52 triliun, naik dibanding posisi akhir 2021 sebesar Rp 16,95 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 7,83 triliun dan aset tidak lancar Rp 10,7 triliun.

Liabilitas sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 5,47 triliun, naik dari Rp 5,1 triliun pada Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 4,65 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 817,5 miliar. Sedangkan ekuitas sampai dengan akhir 2022 naik menjadi Rp 13,05 triliun dari Rp 11,85 triliun pada Desember 2021.

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya