Liputan6.com, Jakarta - PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk atau Cinema XXI akan semakin mengukuhkan posisi dan komitmen di tengah masyarakat Indonesia dengan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Utama Nusantara Sejahtera Raya, Hans Gunadi menuturkan, industri bioskop di Indonesia memiliki pertumbuhan yang kuat pasca pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari antusiasme masyarakat Indonesia untuk kembali menonton film di bioskop yang sudah berangsur-angsur pulih sepanjang 2022 hingga kini.
Baca Juga
Dalam rangka melanjutkan tren pertumbuhan yang positif ini, Cinema XXI mengambil aksi korporasi IPO sebagai salah satu langkah strategis.
Advertisement
Aksi korporasi ini akan mengukuhkan komitmen Cinema XXI untuk selalu memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menonton film favorit, termasuk dengan membuka bioskop di daerah-daerah yang potensial di seluruh Indonesia.
"Visi kami menjadi bioskop yang terbaik bukan hanya di Indonesia tapi juga dunia,” kata Hans dalam konferensi pers, Jumat (7/7/2023).
Sementara itu, Cinema XXI akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8.335 000.000 saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,0 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Masa penawaran awal dalam rangka IPO PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk akan berlangsung mulai 10 hingga 14 Juli 2023. Adapun rentang harga penawaran saham berkisar Rp270-Rp288 per saham dengan target dana dan penawaran umum perdana saham ini sebanyak-banyaknya sekitar Rp2,4 triliun.
Cinema XXI telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT JP Morgan Sekuritas indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Dana IPO
Perseroan akan menggunakan sekitar 65 persen dari dana hasil IPO untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop di Indonesia, yang akan dilakukan melalui pembangunan bioskop baru, pembelian peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru dan peralatan lainnya untuk meningkatkan kualitas bioskop yang ada saat ini dan kenyamanan penonton.
Sekitar 15 persen akan digunakan untuk modal kerja. Sekitar 20 persen akan digunakan untuk pembayaran kewajiban jangka pendek Perseroan.
"Kami optimistis terhadap perkembangan industri hiburan di tanah air, terutama sektor bioskop. Hal ini didukung oleh budaya menonton film yang kuat di Indonesia serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat besar,” kata dia.
Selain itu, pemilihan lokasi yang strategis di mana mayoritas lokasi bioskop Cinema XXI berada di pusat perbelanjaan terkenal dengan arus pengunjung tinggi juga mendukung pertumbuhan bisnis perseroan.
Adapun survei oleh Euromonitor International di awal 2023 menyatakan, 76 persen masyarakat di Indonesia pergi ke bioskop setidaknya sekali dalam sebulan dan 62 persen masyarakat Indonesia menilai menonton sebagai salah satu kegiatan sosial utama, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga atau sahabat
Advertisement
Industri Film Domestik
Selain itu, Euromonitor juga mencatat indonesia memiliki industri film domestik yang besar dan berkembang. Adapun kontribusi film domestik terhadap gross box office atau GBO Indonesia pada 2023 diproyeksikan sebesar 51 persen
Tidak hanya industri film domestik yang terus berkembang, potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia juga masih sangat besar. Berdasarkan riset Euromonitor, negara maju rata-rata memiliki 84,3 layar per satu juta penduduk (estimasi 2022) sementara Asia Tenggara rata-rata memiliki 30,2 layar per satu juta penduduk.
Di sisi lain, Indonesia baru memiliki 7,6 tayar per satu juta penduduk dengan total layar bioskop dari seluruh operator di Indonesia hingga akhir 2022 diestimasi sekitar 2.107 layar.
Dari sisi keuangan, Cinema XXI mencatatkan kinerja yang solid pada 2022, yakni pendapatan sebesar Rp4,40 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp1,28 triliun pada 2021.
Pendapatan 2022 terutama ditopang oleh penjualan tiket bioskop sebesar 61 persen, penjualan makanan dan minuman sebesar 33 persen, iklan sebesar 3 persen dan digital platform sebesar 3 persen.
"Atas kerja keras dan komitmen seluruh keluarga besar Cinema XXI, kinerja keuangan mengalami pemulihan pendapatan yang kuat menuju level sebelum Covid-19. Pendapatan Rp4,40 triliun tersebut setara dengan 64 persen perolehan pendapatan pada 2019 sebesar Rp6,89 triliun, sementara Cinema XXI baru beroperasi dengan kapasitas penuh pada Mei 2022," imbuhnya.
Kinerja Keuangan
Dengan kinerja solid tersebut, Cinema XXI mencetak laba bersih Rp506 miliar pada 2022, dari sebelumnya rugi Rp354 miliar pada 2021. EBITDA Cinema XXI juga semakin tangguh yakni sebesar Rp1,44 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp329 miliar pada 2021.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Indo Premier Sekuritas Moleonoto The menuturkan, prospek Cinema XXI ke depan masih cerah. Sebab, perseroan merupakan pemimpin pasar di industri bioskop.
Bahkan, Cinema XXI mewakili 58 persen layar bioskop di Tanah Air. Selain itu, Cinema XXI juga selalu menerapkan teknologi terbaru agar penonton mendapatkan pengalaman lebih baik. "Cinema XXI mengadopsi teknologi yang paling mutakhir,” ujar dia.
Advertisement