Wall Street Semringah, Indeks S&P 500 Cetak Level Tertinggi Baru Usai Rilis Data Inflasi AS

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menghijau pada perdagangan Rabu, 12 Juli 2023 setelah rilis data indeks harga konsumen atau inflasi. Indeks Nasdaq catat penguatan terbesar.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jul 2023, 06:46 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2023, 06:46 WIB
Wall Street
Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak menguat pada perdagangan Rabu, 12 Juli 2023.(AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak menguat pada perdagangan Rabu, 12 Juli 2023. Wall street melesat setelah data baru meningkatkan harapan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS dapat menurunkan inflasi tanpa mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.

Seiring sentimen itu mendorong indeks S&P 500 mencapai level tertinggi baru pada 2023. Dikutip dari CNBC, Kamis (13/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,74 persen ke posisi 4.472,16. Indeks Dow Jones bertambah 86,01 poin atau 0,25 persen ke posisi 34.343,43. Indeks Nasdaq menanjak 1,15 persen ke posisi 13.918,96. Indeks Nasdaq sentuh level tertinggi sejak April 2022.

Saham bank melonjak pada perdagangan Rabu pekan ini. Saham Citigroup dan Goldman Sachs masing-masing naik 1,8 persen dan 1,7 persen. Saham bank regional juga mencatat keuntungan. Hal ini seiring saham Comerica bertambah 3,1 persen, dan saham Zions Bancorporation melompat 2,8 persen.

Indeks harga konsumen naik 3 persen dari tahun ke tahun (year over year/YoY) pada Juni. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi kenaikan 3,1 persen. Month over month (MoM), indeks naik 0,2 persen bulan lalu, juga lebih rendah dari perkiraan. Selain itu, CPI inti yang hapus harga makanan dan energi yang mudah berubah, naik kurang dari yang diharapkan.

“Saya pikir itu laporan yang bagus. Inflasi berjalan sesuai keinginan Federal Reserve. Tapi saya rasa kami belum siap untuk mengatakan mereka akan dapat memangkas suku bunga,” ujar Chief Investment Officer Verdence Capital Advisors, Megan Horneman dikutip dari CNBC.

“Masih ada tiga area inflasi yang diperhatikan Fed dengan sangat cermat, inflasi layanan, inflasi upah dan inflasi perumahan. Ketiga hal itu, meski moderat, masih sangat tinggi,” Horneman menambahkan.

Sementara itu, data Juni untuk indeks harga produsen, pengukur inflasi lain yang diawasi dengan baik akan dirilis Kamis pekan ini.

 

Kinerja Tiga Indeks Acuan di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Dua indeks harga sedang diawasi pada jalur inflasi yang dilihat investor sebagai pertanda potensial bagaimana bank sentral akan menggerakkan suku bunga ke depan. Pasar menilai 92 persen peluang the Fed menaikkan suku bunga pada pertemuan Juli, menurut FedWatch CME.

Indeks S&P 500, Nasdaq dan Dow Transports menyentuh level tertinggi sejak April 2022. Saham menguat seiring gelombang optimisme setelah laporan inflasi Juni mengangkat tiga indeks utama ke level tertinggi lebih dari setahun.

Indeks S&P 500 mencapai level tertinggi dalam 52 minggu. Begitu pula indeks Nasdaq dan Dow Jones Transportation Average pada Rabu pekan ini, dan termasuk level tertinggi untuk rata-rata tiga indeks acuan sejak April 2022. Indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq semuanya berada di jalur kemenangan beruntun tiga hari.

Saham Domino's Pizza Melambung

Saham Domino’s Pizza melonjak 10,1 persen pada perdagangan Rabu pagi setelah perusahaan mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Uber. Kesepakatan itu akan memungkinkan pelanggan memesan item menu Domino melalui Uber Eats dan Postmates di Amerika Serikat, Inggris dan Kanada.

Kemitraan ini akan dimulai di empat di Amerika Serikat pada musim gugur ini sebelum berkembang secara nasional pada akhir 2023.

Wall Street Melesat, Indeks Dow Jones Pimpin Penguatan Jelang Rilis Inflasi AS

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 11 Juli 2023. Wall street melesat seiring pelaku pasar menanti data inflasi utama yang dijadwalkan rilis akhir pekan ini.

Dikutip dari CNBC, Rabu (12/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 317,02 poin atau 0,93 persen ke posisi 34.261,42. Indeks S&P 500 bertambah 0,67 persen ke posisi 4.439,26. Indeks Nasdaq naik 0,55 persen ke posisi 13.760,70.

Saham Salesforce di wall street naik hampir 4 persen setelah perusahaan mengumumkan akan menaikkan harga secara keseluruhan pada Agustus.

Saham Activision Blizzard melompat 10 persen setelah seorang hakim federal menolak permintaan Federal Trade Commission (FTC) untuk perintah awal menolak hentikan akuisisi Microsoft atas perusahaan video game tersebut. Keputusan itu berarti dua perusahaan semakin dekat menyelesaikan kesepakatan mereka.

Laporan indeks harga konsumen pada Juni yang akan rilis Rabu pekan ini, serta indeks harga produsen Juni yang akan rilis Kamis, akan menjelaskan apakah penurunan inflasi terus berlanjut, dan menciptakan arah kebijakan suku bunga ke depan.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi indeks naik 3,1 persen bulan lalu dari year over year (YoY).

Investor telah prediksi kenaikan 25 basis poin pada pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada 25-26 Juli 2023.

Akan tetapi, mereka ragu-ragu tentang apa yang akan dilakukan bank sentral pada pertemuan September setelah data pekerjaan AS yang kuat pekan lalu menimbulkan kekhawatiran pembuat kebijakan akan kembali menaikkan suku bunga setelah pertahankan suku bunga acuan pada Juni pekan ini.

 

Menanti Data Inflasi AS

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

“Saya pikir (pada Rabu) Anda akan melihat bukti lebih lanjut inflasi yang diukur CPI terus menurun. Dan banyak dari itu karena dampak COVID-19. Tapi itu tidak cukup baik untuk the Fed. The Fed khawatir tentang ada harga upah,” ujar Chief Investment Officer Northwestern Mutual Wealth Management Company, Brent Schutte, dikutip dari CNBC.

“Saya pikir akan ada resesi, karena Fed (akan) terus berjalan sampai mereka melihat pasar tenaga kerja dan sampai pertumbuhan upah jauh di bawah 4 persen,” ia menambahkan.

Musim laporan laba kuartal II mulai pekan ini dengan hasil dari lembaga keuangan yang penting secara sistemik yakni JPMorgan Chase, Wells Fargo, Citigroup, dan BlackRock. Selain itu, PepsiCo, dan Delta Air, serta UnitedHealth.

Meski wall street telah antisipasi resesi selama berbulan-bulan, reli pasar pada semester I 2023 telah menunda kontraksi. “Saya pikir apa yang terjadi adalah semakin banyak orang yang menyerah. Dan yang kami lihat adalah pergeseran dari oh, tidak ke FOMO,” ujar Chief Investment Strategist, CFRA, Sam Stovall.

“Orang-orang adalah benar-benar takut tentang apa yang mungkin terjadi dengan pasar, tetapi pasar terus naik,” ia menambahkan.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya