Sawit Sumbermas Cetak Laba Bersih Turun 76,58 Persen pada Semester I 2023

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) membukukan penurunan pendapatan 14,62 persen dan laba susut 76,5 persen pada semester I 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 01 Sep 2023, 17:19 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2023, 17:16 WIB
Sawit Sumbermas Cetak Laba Bersih Turun 76,58 Persen pada Semester I 2023
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mengumumkan kinerja perseroan sepanjang semester I 2023. (Foto: Freepik/ pch.vector)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mengumumkan kinerja perseroan sepanjang semester I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penyusutan pendapatan maupun laba bersih. 

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (1/9/2023), Sawit Sumbermas Sarana membukukan penjualan sebesar Rp 2,86 triliun. Penjualan ini menyusut 14,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,35 triliun. 

Beban pokok penjualan hingga akhir Juni 2023 tercatat naik 66,42 persen sebesar Rp 2,33 triliun dari Rp 1,40 triliun pada kuartal II 2022. Sedangkan laba bruto turun 72,91 persen menjadi Rp 526,25 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,94 triliun.

Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga akhir Juni 2023 tercatat sebesar Rp 237,82 miliar, turun 76,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,01 triliun.

Sehingga laba per saham dasar susut menjadi Rp 24,97 dari sebelumnya Rp 106,63. Aset Sawit Sumbermas Sarana sampai dengan akhir Juni 2023 tercatat sebesar Rp 13,16 triliun, susut dibandingkan posisi lahir tahun lalu sebesar Rp 13,96 triliun. Liabilitas turun menjadi Rp 7,2 triliun dari Rp 7,52 triliun pada Desember 2022. 

Bersamaan dengan itu, ekuitas hingga akhir Juni 2023 menurun menjadi Rp 5,96 triliun dari Rp 6,44 triliun pada Desember 2022.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 1 September 2023, saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) ditutup melemah 2,03 persen ke posisi Rp 1.206 per saham. Saham SSMS dibuka stagnan di posisi Rp 1.230 per saham. Saham SSDM berada di level tertinggi Rp 1.240 dan terendah Rp 1.110 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.025 kali dengan volume perdagangan 83.598 lot saham. Nilai transaksi Rp 10,2 miliar.

 

Sawit Sumbermas Sarana Kantongi Pinjaman Sindikasi hingga Rp 4,3 Triliun

Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)
Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Sebelumnya, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) memperoleh fasilitas pinjaman hingga Rp 4,3 triliun. Pinjaman itu berasal dari fasilitas kredit sindikasi konvensional dan syariah yang akan ditandatangani antara perseroan sebagai debitur dan suatu sindikasi bank yang dikoordinir oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai kreditur.

Bank-bank yang termasuk dalam pinjaman sindikasi tersebut yakni; PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Bank Woori Bersaudara Indonesia 1906 Tbk (Bank Woori), PT Jtrust Indonesia Tbk (Bank Jtrust), PT Bank DKI (Bank DKI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank).

"Perjanjian kredit sindikasi sehubungan dengan rencana SSMS untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan dari para kreditur sindikasi sampai dengan sebesar Rp 4,3 triliun," ungkap manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (29/6/2022).

Jumlah kredit awal yang akan diberikan oleh bank adalah sebesar Rp 3,6 triliun. Bunga pinjaman minimal 9 persen dan bersifat reviewable sesuai dengan kondisi pasar dan persetujuan Para kreditur mayoritas. Jangka waktu fasilitas pinjaman yakni delapan bulan.

 

 

Tambahan Fasilitas Pinjaman

Ilustrasi Pinjaman, Pembiayaan, Peer-to-Peer Lending
Ilustrasi Pinjaman, Pembiayaan, Peer-to-Peer Lending. Kredit: pasja1000 via Pixabay

"Penambahan fasilitas pinjaman ini dilaksanakan untuk melakukan tender offer atas sebagian atau seluruh dari obligasi global senilai USD 300 juta yang diterbitkan perseroan pada 2018," tulis manajemen Sawit Sumbermas Sarana.

Tidak ada dampak material dari kejadian, informasi, atau fakta material terhadap kondisi keuangan Perseroan, kecuali adanya kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjaman secara periodik.

Lebih lanjut, transaksi ini merupakan transaksi material karena memiliki nilai lebih dari 50 persen ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, yaitu 58 persen.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya