Bursa AS Melemah Usai Imbal Hasil Obligasi Tembus 5% Pertama Kali Sejak 2007

Rata-rata Industri Dow Jones kehilangan 286.89 poin, atau 0.86%, berakhir pada 33,127.28, terseret ke bawah di sesi oleh American Express setelah laporan pendapatan beragam.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 23 Okt 2023, 06:33 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2023, 07:00 WIB
Wallstreet 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Wallstreet 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah. Dengan indeks menyelesaikan sesi hari Jumat susut 0,9%. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq berakhir turun masing-masing sebesar 1,3% dan 1,5%.

Penurunan wallstreet memperpanjang penurunan pekan ini. Dow berakhir turun sekitar 1,6% pada minggu ini, sedangkan S&P 500 merosot 2,4%. Nasdaq adalah yang berkinerja terburuk minggu ini, turun 3,2%.

Melansir laman CNBC, pasar saham melemah imbas lonjakan imbal hasil Treasury 10-tahun memicu kekhawatiran yang lebih luas mengenai kondisi perekonomian.

Adapun indeks S&P 500 turun 1,26% menjadi 4,224.16 dan mencatatkan penurunan minggu pertamanya dalam tiga minggu. Komposit Nasdaq turun 1,53% menjadi 12.983,81.

Rata-rata Industri Dow Jones kehilangan 286.89 poin, atau 0.86%, berakhir pada 33,127.28, terseret ke bawah di sesi oleh American Express setelah laporan pendapatan beragam.

Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun yang dijadikan patokan melampaui 5% untuk pertama kalinya dalam 16 tahun pada hari Kamis.

Ini tingkat yang dapat mempengaruhi perekonomian dengan menaikkan suku bunga hipotek, kartu kredit, pinjaman mobil dan banyak lagi. Belum lagi, ia menawarkan investor alternatif yang menarik selain saham.

Imbal hasil 10 tahun mencapai 5,001% sekitar jam 5 sore. ET pada hari Kamis, pertama kalinya diperdagangkan di atas level tersebut sejak Juli 2007. Harga mundur dari ambang batas tersebut hingga hari Jumat.

“Pasar saham memperhatikan pasar obligasi dan tidak menyukai apa yang dilihatnya,” kata David Donabedian, kepala investasi CIBC Private Wealth Management.

“Hasil panen meningkat, bahkan dengan kabar yang relatif baik mengenai inflasi. Inilah alasan utama mengapa pasar saham melemah.”

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Saham Rontok

Wallstreet
Wallstreet

Saham American Express merosot lebih dari 5%. Laba per saham perusahaan mengalahkan ekspektasi, namun pendapatannya sesuai dengan perkiraan. Sementara itu, pendapatan non-bunga meleset dari perkiraan konsensus StreetAccount.

Saham perusahaan tenaga surya juga termasuk yang mengalami penurunan terbesar. Langkah ini dilakukan setelah SolarEdge memangkas panduan pendapatan kuartal ketiga, membuat sahamnya turun 27%.

Kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi membebani pasar selama seminggu ini. S&P 500 kehilangan 2,4% dalam seminggu, sedangkan Dow tergelincir 1,6%. Nasdaq merosot 3,2%, mencatat kerugian minggu kedua berturut-turut.

Nvidia, saham kecerdasan buatan, berada pada minggu terburuk sejak September 2022 dengan kerugian hampir 9%. Ini adalah salah satu dari beberapa saham yang mengalami kesulitan minggu ini setelah Departemen Perdagangan AS mengumumkan rencana untuk memperketat pembatasan penjualan chip kecerdasan buatan canggih ke Tiongkok.

Tesla mengakhiri minggu ini dengan penurunan lebih dari 15%, minggu terburuk sejak Desember 2022. Produsen kendaraan listrik, yang melaporkan pendapatannya pada hari Rabu, meleset dari ekspektasi Wall Street pada kedua lini untuk pertama kalinya sejak 2019.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya