Liputan6.com, Jakarta - Emiten perbankan pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) bakal mengumumkan kinerja keuangan untuk periode kuartal III atau sembilan bulan pertama 2023 pada Rabu, (25/10/2023). Lantas, bagaimana bocoran laba bersih pada periode tersebut?
Direktur Consumer Business BRI Handayani mengaku laba bersih Perseroan bakal lebih besar dibandingkan realisasi pada kuartal sebelumnya. Laba bersih pada kuartal III 2023 ini berpotensi lebih dari Rp30 triliun.
Baca Juga
Mengacu pada laporan keuangan sebelumnya, BRI mencatatkan laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp 39,31 triliun pada kuartal III 2022. Angka itu tumbuh 106,14 persen secara tahunan atau year on year (YoY).
Advertisement
“Bocorannya (laba bersih) harus naik dong. Masa enggak naik,” ujar Handayani saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (24/10/23).
Sebelumnya, manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau disebut BRI membidik laba bersih secara konsolidasi sekitar Rp 58 triliun pada 2023. Target laba bersih ini lebih tinggi dari 2022 sebesar Rp 51,4 triliun.
Direktur Utama Sunarso menuturkan, pihaknya menargetkan laba Rp 40 triliun tahun lalu, kalau meleset bisa Rp 45 triliun. Namun, BRI mampu peroleh laba bersih lebih tinggi dari target 2022.
"Kalau meleset mungkin Rp 45 triliun, tapi ternyata dapatnya Rp 51 triliun (2022-red). Sekarang guidance kita laba sekitar Rp 58 triliun, kalau tidak meleset,” tutur dia pada Selasa, 12 September 2023.
Sunarso menuturkan, hingga semester I 2023,laba BRI secara konsolidasi sudah mencapai Rp 29,56 triliun. Laba BRI tumbuh 18,83 persen year on year (YoY). Sumber laba BRI ditopang sejumlah faktor, salah satunya penyaluran pinjaman. Penyaluran pinjaman BRI tumbuh 8,8 persen menjadi Rp 1.202,13 triliun pada semester I 2023. Penyaluran ini di atas pertumbuhan kredit industri sebesar 7,7 persen pada semester I 2023.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BRI, salah satu terbesar dari segmen mikro yang naik 11,41 persen yoy menjadi Rp 577,94 triliun. Porsi kredit mikro ini telah mencapai 48,08 persen terhadap total penyaluran kredit BRI.
Penyaluran Kredit
Mengutip dari keterangan resmi kinerja keuangan semester I 2023, penyaluran kredit mikro yang tumbuh double digit membuat proporsi kredit UMKM BRI juga meningkat. Hingga akhir kuartal II 2023 sebesar 84,48 persen dari total kredit BRI. Kredit yang disalurkan ke segmen UMKM itu senilai Rp 1.015,54 triliun.
"Hal ini menjadi pertama kalinya kredit UMKM BRI menembus di atas Rp 1.000 triliun, dan BRI berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi kredit UMKM mencapai 85 persen pada 2024,” ujar Sunarso.
Selain itu, penyaluran kredit konsumer naik 12,2 persen menjadi Rp 178,2 triliun hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 158,8 triliun.
Tak hanya itu, dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), BRI meraup total DPK Rp 1.245,12 triliun. Pertumbuhan DPK BRI berasal dari dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 10,13 persen yoy menjadi Rp 815,42 triliun dari sebelumnya Rp 740,41 triliun. Porsi CASA (giro dan tabungan) meningkat dari semula 65,12 persen pada kuartal II 2022 menjadi 65,49 persen pada kuartal II 2023.
Advertisement
Rasio BOPO
Selain itu, dari sisi operasional, business process reengineering yang dilakukan mampu dongkrak efisiensi dalam operasional bisnsi BRI. Hal ini tercermin dari rasio beban operasional pendapatan operasional (BOPO) dan cost to income ratio (CIR) atau rasio biaya terhadap pendapatan yang tercatat membaik ketimbang periode sama tahun sebelumnya.
Rasio BOPO menjadi 66,62 persen pada semester I 2023, susut 2,9 persen dari sebelumnya 69,56 persen pada semester I 2022. Selain itu, CIR turun0,2 persen menjadi 41,79 persen pada semester I 2023 dari sebelumnya 41,94 persen pada semester I 2022.
Selain itu, sumber laba BRI dari fee based income (FBI), Hingga kini, agen BRILink mencapai 666 ribu dan volume transaksi Rp 675,8 triliun. Fee based income tercatat Rp 728,6 miliar.
Tak hanya BRImo untuk ritel, BRI juga memiliki Qlola yang memiliki fasilitas transaksi wholesale.
BRI juga mencatat rasio likuiditas dan permodalan yang memadai pada semester I 2023. Secara konsolidasi, rasio loan to deposit ratio (LDR) mencapai 87,26 persen pada semester I 2023. Pada periode sama tahun lalu, LDR lebih tinggi sebesar 88,45 persen.
Sedangkan dari rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) tercatat 26,76 persen pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya 25,06 persen.
BRI Catat Volume Trade Finance Tembus Rp 341 Triliun
Sebelumnya, layanan keuangan yang unggul terus diperkuat oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui penyediaan berbagai layanan yang prima.
Hal ini dapat dilihat salah satunya melalui transaksi trade finance BRI per akhir Juli 2023 yang tumbuh signifikan dengan volume mencapai Rp341 triliun atau tumbuh double digit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI Agus Noorsanto mengatakan, BRI optimistis dapat menjaga pertumbuhan tersebut hingga akhir 2023.
“Untuk penguatan trade finance BRI, kami akan terus melakukan inovasi digitalisasi produk guna meningkatkan komersialisasi pada nasabah eksisting dan layanan terintegrasi untuk nasabah,” ujar dia dalam keterangan resminya, Senin, 21 Agustus 2023.
Di samping itu, BRI juga optimistis dapat memperoleh Fee Based Income (FBI) dari trade finance yang lebih baik dari tahun lalu. Pada 2022, FBI yang berhasil digenerate dari trade finance mencapai Rp1,7 triliun.
Kemudian strategi bisnis transaction banking secara keseluruhan, akan mengarah ke pengembangan target market baru (expanding new target markets) dan menciptakan value propositions yang tepat bagi kebutuhan nasabah.
Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan wallet share yang lebih mendalam di sektor-sektor agribisnis, manufaktur, energy and mining, e-commerce, serta multinational companies.
Advertisement