Wall Street Lesu Imbas Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell hingga Imbal Hasil Obligasi

Wall street melemah pada perdagangan Kamis 9 November 2023 waktu setempat setelah the Fed beri sinyal tetap berupaya turunkan inflasi.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Nov 2023, 07:08 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2023, 07:08 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Kamis, 9 November 2023. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Kamis, 9 November 2023. Indeks S&P 500 terbenam mengakhiri kenaikan beruntun dalam delapan hari karena lonjakan tajam imbal hasil obligasi sehingga mengguncang investor.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 susut 0,81 persen ke posisi 4.347,35. Indeks Nasdaq merosot 0,94 persen ke posisi 13.521,45. Indeks Dow Jones turun 220,33 poin atau 0,65 persen ke posisi 33.891,94.

Saham mencapai level terendah setelah ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell mengindikasikan upaya lebih lanjut mungkin perlu dilakukan untuk menurunkan inflasi meski perlambatan laju inflasi baru-baru ini merupakan tanda yang menggembirakan bagi pembuat kebijakan.

“Komitmen the Federal Open Market Committee untuk mencapai kebijakan moneter yang cukup ketat untuk menurunkan inflasi hingga 2 persen seiring berjalannya waktu. Kami tidak yakin telah mencapai itu,” ujar Powell dalam sambutannya di Dana Moneter Internasional.

Penurunan harga saham bertepatan dengan kenaikan imbal hasil obligasi. Lemahnya lelang treasury AS pada awal sesi tidak membantu situasi. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik lebih dari 12 basis poin menjadi 4,634 persen. Suku bunga obligasi 30 tahun menguat sekitar 11 basis poin menjadi 4,772 persen.

“Volatilitas suku bunga mendominasi pasar saham. Itulah yang kami lihat,” ujar Michael Arone dari State Street Global Advisors.

“Saya pikir kita sudah siap untuk mencapai kesimpulan positif terhadap tahun yang positif ini. Tapi menurut saya pergerakan suku bunga pada akhirnya akan menentukan arah kita selanjutnya,” ia menambahkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Saham Disney Menguat

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara itu, saham Disney naik 6,9 persen setelah melaporkan laba yang lebih baik dari perkiraan dan memperluas rencana pemotongan biaya. Sedangkan saham Arm susut 5,2 persen setelah laporan kuartal pertama sebagai perusahaan publik. Saham MGM Resorts terpangkas 1,1 persen bahkan setelah membukukan hasil yang kuat dan program pembelian kembali saham baru.

Saham mengalami hari yang tenang tetapi penting di wall street. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 0,1 persen, dan mencatatkan sesi positif terpanjang dalam dua tahun. Indeks Dow Jones tergelincir 0,1 persen dna hentikan kenaikan dalam tujuh hari.

Pada pekan ini, indeks Dow Jones merosot 0,5 persen. Indeks S&P 500 susut 0,3 persen. Indeks Nasdaq bertambah 0,3 persen.

Indeks saham kapitalisasi kecil Russell 2000 dan indeks S&P Small Cap 600 merosot ke zona merah pada perdagangan Kamis pekan. Indeks saham tersebut turun hampir 1,5 persen. Hal ini menunjukkan investor masih khawatir terhadap makro ekonomi yang lebih luas lantaran saham kapitalisasi kecil lebih sensitive terhadap ketakutan perlambatan ekonomi.

Pada 2023 juga merupakan tahun yang sulit bagi perusahaan kapitalisasi kecil dengan dua indeks turun 4 persen pada pekan ini. Sedangkan sepanjang 2023, indeks Russell dan S&P Small Cap 600 masing-masing turun 4 persen dan 4,8 persen. Sedangkan indeks S&P 500 melonjak 13,2 persen.

 


Penutupan Wall Street pada 8 November 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu (8/11/2023). Indeks S&P 500 catat kenaikan selama delapan hari berturut-turut dan perpanjang rekor kenaikan beruntun terpanjang dalam dua tahun.

Dikutip dari CNBC, Kamis (9/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,1 persen ke posisi 4.382,78, dan menyamai kenaikan selama delapan hari yang dicatat pada November 2021.

Indeks Nasdaq naik tipis 0,08 persen ke posisi 13.650,41. Indeks Nasdaq menguat kenaikan dalam sembilan sesi perdagangan. Indeks Dow Jones turun 0,12 persen ke posisi 34.112,27, dan mengakhir kenaikan terbaik sejak Juli.

"Pasar mulai bersiap hadapi the Fed, dan kita mungkin akan mendapatkan soft landing. Saham benar-benar oversold selama beberapa bulan terakhir, dan akhirnya menjadi sedikit rebound,” ujar Chief Market Strategist Ameriprises, Anthony Saglimbene dikutip dari CNBC.

Inflasi dan data ekonomi yang akan datang menjadi faktor kenaikan saham, data terus memberikan sinyal ekonomi sedang melambat. “Namun, tidak jatuh secara drastis,” ujar dia.

Sementara itu, rilis laporan keuangan terus berlanjut. Saham Rivian tergelincir 2,4 persen. Bahkan setelah membukukan hasil lebih baik dari perkiraan. Saham Robinhood terbenam 14,3 persen dalam sehari setelah membukukan penurunan volume perdagangan yang signifikan. Saham Warner Bros Discovery susut 19 persen, terburuk sejak Maret 2021, setelah melaporkan kerugian lebih besar dari perkiraan. Saham Roblox naik 11,8 persen karena kinerja keuangan yang kuat.

Dengan kenaikan perdagangan saham Rabu pekan ini, indeks S&P 500 naik 4,5 persen pada November 2023.  Indeks Nasdaq melambung 6,2 persen. Indeks Dow Jones bertambah 3,2 persen.

Kenaikan indeks saham saat musim rilis laporan keuangan berakhir. Sekitar 88 perusahaan telah melaporkan kinerja keuangan. Lebih dari 88 persen mengalahkan perkiraan laba.

Namun, permintaan yang melambat berarti hanya 62 persen yang melampaui harapan pendapatan dan beberapa perusahaan memberikan pandangan yang hati-hati.  Rilis laporan keuangan berlanjut dengan kinerja keuangan dari Walt Disney, Affirm Holdings, dan MGM Resorts.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya