Harga Anjlok, Jack Ma dan Joe Tsai Beli Saham Alibaba

Pembelian saham Alibaba mencerminkan keyakinan Jack Ma dan Joe Tsai bisnis perusahaan dinilai terlalu rendah setelah sahamnya turun tajam dari puncaknya pada 2020

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Jan 2024, 15:24 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2024, 10:09 WIB
Kantor Alibaba Group di Hangzhou, Tiongkok.
Saham Alibaba Group Holding Ltd. melonjak usai dibeli pendirinya, Jack Ma. Ma dan Chairman Alibaba Joe Tsai sama-sama membeli saham dalam beberapa bulan terakhir. (Liputan6.com/Sunariyah)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Alibaba Group Holding Ltd. melonjak usai dibeli pendirinya, Jack Ma. Ma dan Chairman Alibaba Joe Tsai sama-sama membeli saham dalam beberapa bulan terakhir karena harga sahamnya tengah anjlok.

Pembelian saham tersebut mencerminkan keyakinan Jack Ma dan Tsai bisnis perusahaan dinilai terlalu rendah setelah sahamnya turun tajam dari puncaknya pada 2020, saham Alibaba yang diperdagangkan di AS naik sebanyak 8,6 persen, tertinggi sejak Juli lalu.

Harganya telah turun 43 persen selama 12 bulan terakhir karena Alibaba, yang pernah menjadi perusahaan paling berharga di China, kini tertinggal dari kompetitornya seperti Tencent Holdings Ltd. dan PDD Holdings Inc.

Melansir Yahoo Finance, Rabu (24/1/2024), kendaraan investasi keluarga Blue Pool Management milik Joe Tsai membeli hampir 2 juta saham Alibaba yang diperdagangkan di AS pada kuartal IV 2023 senilai sekitar USD 152 juta. Ini adalah pertama kalinya dana Tsai membeli saham Alibaba setidaknya sejak kuartal terakhir pada 2017 lalu.

Sementara Ma, yang melepaskan perannya sebagai ketua eksekutif pada 2019 tetapi masih menjadi pemegang saham utama, membeli saham perusahaan yang diperdagangkan di Hong Kong senilai USD 50 juta atau sekitar Rp 785,97 miliar (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran15.719) pada kuartal yang sama. Ma telah menjual saham Alibaba dalam beberapa tahun terakhir dan kepemilikannya di bisnis tersebut turun di bawah 5 persen.

Dia mengungkapkan rencana untuk menjual 10 juta saham senilai sekitar USD 870 juta pada 21 November melalui dua perusahaan yang dimilikinya, JC Properties Ltd. dan JSP Investment Ltd. Alibaba sedang melakukan perombakan.

Mereka membatalkan rencana untuk memisahkan bisnis cloud-nya pada November, dengan alasan ketidakpastian yang diciptakan oleh pembatasan ekspor AS terhadap teknologi yang digunakan dalam aplikasi kecerdasan buatan. Spin-off ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk membagi bisnisnya menjadi enam unit utama yang mencakup e-commerce, media, dan cloud.

Alibaba Rombak Jajaran Pengurus Usai Terpukul Kesuksesan Pesaingnya

Virus Corona Mewabah, Kota Markas Alibaba Sepi Aktivitas
Seorang wanita berlari di depan kantor pusat Alibaba di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Rabu (5/2/2020). Pemerintah Hangzhou memberlakukan pembatasan pergerakan bagi warganya menyusul mewabahnya virus corona. (NOEL CELIS/AFP)

Sebelumnya diberitakan, Alibaba telah merombak jajaran pimpinan setelah kinerja luar biasa dari pesaingnya menyebabkan kegemparan di raksasa teknologi tersebut.

CEO Alibaba Group Eddie Wu kini juga akan memimpin bisnis e-commerce perusahaan tersebut, menggantikan Trudy Dai, yang telah bekerja di perusahaan tersebut selama lebih dari dua dekade, menurut surat internal dari Joe Tsai, ketua Alibaba Group.

Melansir CNN, dikutip Kamis (21/12/2023), Dai merupakan salah satu dari 18 pendiri Alibaba yang akan mendirikan perusahaan manajemen aset untuk grup tersebut. Saham Alibaba (BABA) pun naik lebih dari 3% di Hong Kong pada Rabu, 20 Desember 2023.

Perombakan ini terjadi beberapa minggu setelah salah satu pendiri sekaligus miliarder Jack Ma menyerukan perubahan di perusahaannya, seiring dengan keberhasilan dramatis pesaingnya, PDD (PDD), kelompok di belakang raksasa belanja online Tiongkok Pinduoduo dan perusahaan ritel baru yang berbasis di AS, Temu, mengguncang industri perdagangan e-commerce Tiongkok.

Saham PDD telah meroket 77% sepanjang tahun ini, memungkinkannya melampaui kapitalisasi pasar Alibaba untuk pertama kalinya pada bulan lalu.

Perubahan manajemen yang mengejutkan ini terjadi hanya tiga bulan setelah Wu menggantikan Daniel Zhang menjadi CEO keempat Alibaba Group dalam 24 tahun sejarahnya.  Dia juga mengambil alih jabatan kepala divisi cloud setelah Zhang keluar dari unit tersebut secara mengejutkan.

"Eddie telah melewati trade-off yang sulit dan membuat keputusan yang sulit namun perlu,” kata Tsai dalam suratnya. 

 "Kepemimpinan Eddie pada Alibaba Cloud dan TTG akan memastikan fokus total dan investasi yang signifikan dan berkelanjutan pada dua bisnis inti kami, yaitu komputasi awan dan e-commerce, serta memungkinkan TTG bertransformasi melalui inovasi teknologi,” sambungnya. 

TTG mengacu pada Taobao dan Tmall Group, yang mencakup platform belanja online Alibaba.

 

Saham Alibaba Melemah

Kantor Alibaba Group di Distrik Binjiang, Hangzhou, Tiongkok.
Kantor Alibaba Group di Distrik Binjiang, Hangzhou, Tiongkok. (Liputan6.com/Sunariyah)

Saham Alibaba telah anjlok 18% sepanjang tahun ini karena perusahaan tersebut berjuang melawan kekhawatiran atas restrukturisasi besar-besaran, perombakan kepemimpinan, dan persaingan yang ketat.

Bulan lalu, Ma mendesak karyawannya untuk membayar berapa pun harga dan pengorbanannya untuk membantu mereformasi perusahaan setelah kinerja PDD menimbulkan kegelisahan.

PDD, yang didirikan pada 2015, telah menikmati tahun yang gemilang.  Perusahaan ini juga menarik perhatian internasional karena peluncuran Temu, superstore online terjangkau yang telah menjadi sangat populer di pasar seperti Amerika Serikat dan Australia.  Temu menjual segala sesuatu mulai dari perlengkapan rumah tangga hingga pakaian dan elektronik.

Jack Ma Kembali Hadir saat Kompetisi Matematika Alibaba di Hang Zhou

Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). Jack Ma mengatakan “pebisnis tak punya rasa takut, kompetitor yang seharusnya takut”.Liputan6.com/Angga Yuniar

Sebelumnya, miliarder sekaligus pendiri grup Alibaba Jack Ma membuat penampilan publik yang jarang terjadi pada Sabtu, 17 Juni 2023 di Hangzhou, China Timur untuk diskusi dengan finalis kompetisi matematika global tahunan yang diselenggarakan oleh unit riset internal perusahaan.

Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Minggu (18/6/2023), berdasarkan pernyataan dari Damo Academy, Ma membahas “pemahaman matematika” dengan finalis Kompetisi Matematika Global Alibaba pada 2023.

Ini menandani kedua kalinya Jack Ma (58) muncul di Hangzhou pada 2023 setelah kunjungan Maret ke sekolah lokal yang didanai bersama oleh mitra Alibaba yang memiliki South China Morning Post.

Keberadaan Jack Ma yang telah mengundurkan diri dari semua peran perusahaannya tetap diawasi dengan ketat sejak dia mulai tidak menonjolkan diri pada 2021, setelah pemerintah membatalkan penawaran umum perdana grup Ant, afiliasi Fintech Alibaba.

Pada Oktober 2020, Ma memberikan pidato kontroversial di Shanghai. Ia mengatakan, bank China yang terbesar dimiliki negara memilki mentalitas pegadaian.

Langkah melawan Ant yang masih belum terdaftar secara publik, kemudian berubah menjadi tindakan keras di seluruh industri terhadap big tech, dan Ma mulai habiskan sebagian besar waktunya di luar negeri.

Pada konferensi VivaTech di Paris pekan lalu, Presiden Alibaba Michael Evans menuturkan, Ma hidup dan bahagia. Hal ini sebagai tanggapan atas pertanyaan dari Maurice Levy, Chairman Publicis, kepada CNBC.

Ma memulai kompetisi global pada 2018 yang menurut dia untuk inspirasi antusiasme publik terhadap bidang tersebut.Sebelumnya Ma menuturkan, ia buruk dalam matematika, hanya mencetak satu poin dari 100 pada ujian masuk perguruan tinggi pada 1982.

Adapun kompetisi Alibaba terbuka untuk semua orang dna telah menarik 250.000 kontestan dengan penghargaan\ tertinggi                  

 

infografis miliarder dunia
Pendatang baru miliarder dunia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya