Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan pertumbuhan produksi dan penjualan batu bara pada 2023. Volume produksi perseroan dan perusahaan-perusahaan anak (Grup Adaro) mencapai 65,88 juta ton pada 2023, setara dengan kenaikan 5 persen dari produksi batu bara 2022.
Dari sisi volume penjualan, terdapat kenaikan 7 persen menjadi 65,71 juta ton, melampaui target volume penjualan yang ditetapkan berkisar 62–64 juta ton pada 2023.
Baca Juga
"Kami senang dengan pencapaian yang melampaui target tahun 2023, dengan skala volume produksi dan efisiensi operasional yang semakin mendukung kemajuan Grup Adaro. Investasi pada bisnis-bisnis non batu bara termal juga memperlihatkan perkembangan yang baik," kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Garibaldi Thohir atau akrab disapa Boy Thohir dalam keterangan resmi, Jumat (1/3/2024).
Advertisement
Namun, seiring harga batu bara kembali normal, pendapatan perusahaan turun 20 persen menjadi USD 6.518 juta karena penurunan 26 persen pada harga jual rata-rata (ASP).
Adapun penjualan batu bara metalurgi melalui perusahaan anak, yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), naik 39 persen menjadi 4,46 juta ton pada 2023. Raihan tersebut melampaui target volume penjualan 2023 yang berkisar 3,8-4,3 juta ton.
"Diversifikasi ke bisnis batu bara metalurgi juga mencapai hasil yang baik, dengan batu bara metalurgi meliputi 17 persen dari pendapatan perseroan 2023. Secara keseluruhan, dengan perkembangan-perkembangan ini, kami tetap optimistis terhadap prospek masa depan Grup Adaro dan keinginan kami untuk mendiversifikasi sumber pendapatan.”
Pengupasan lapisan penutup mencapai 286,35 juta bcm pada 2023, atau naik 22 persen dari 2022. Nisbah kupas mencapai 4,35x, atau naik 16 persen dari 2022 dan lebih tinggi daripada target 4,2x untuk 2023.
Pada 2023, perseroan memulai konstruksi smelter aluminium di kawasan industri di Kalimantan Utara, dan meletakkan batu pertama untuk pembangkit listrik tenaga air di provinsi yang sama.
Terlihat perkembangan yang berarti pada kawasan industri di Kalimantan Utara, di mana perusahaan smelter aluminium, PT Kalimantan Aluminium Industry, telah merampungkan pekerjaan penyelidikan tanah, perataan tanah, dan penimbunan untuk fasilitas tanur pembakaran di lokasi aluminum smelter.
Kinerja 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan kinerja keuangan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023.
Pada periode tersebut, perseroan mengalami penurunan baik dari sisi pendapatan maupun laba. Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/3/2024), PT Adaro Energy Indonesia Tbk membukukan pendapatan usaha USD 6,52 miliar atau sekitar Rp 102,38 triliun (kurs Rp 15.708,00 per USD) pada 2023. Pendapatan itu turun 19,56 persen dibandingkan pendapatan paa 2022 yang tercatat sebesar USD 8,1 miliar.
Sementara pendapatan turun, beban pokok pendapatan pada 2023 naik 15 persen menjadi USD 3,98 miliar dari USD 3,45 miliar pada 2022. Kenaikan ini terutama karena kenaikan biaya royalti kepada pemerintah dari tahun sebelumnya. Biaya penambangan dan biaya pemrosesan juga naik, akibat kenaikan volume.
Walaupun konsumsi bahan bakar naik 14 persen, biaya bahan bakar pada 2023 tetap setara dengan 2022 karena harga minyak lebih rendah. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada 2023 naik 9 persen dari 2022. Dengan demikian, perseroan membukukan laba bruto USD 2,54 miliar pada 2023, turun 45,47 persen dari USD 4,65 miliar pada 2022.
Pada periode ini, beban usaha perseroan turun 8 persen menjadi USD 344 juta dari USD 375 juta pada 2022. Perseroan juga mencatatkan beban lain-lai USD 37,85 juta. Sehingga diperoleh laba usaha USD 2,16 miliar, turun dari USD 4,31 miliar pada 2022.
Advertisement
Aset Perseroan
Sepanjang 2023, perseroan membukukan biaya keuangan USD 109,4 juta, penghasilan keuangan USD 140,42 juta dan bagian atas keuntungan keto ventura bersama USD 107,77 juta.
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,64 miliar atau sekitar Rp 25,78 triliun. Laba ini turun 34,16 persen dibandingkan laba 2022 sebesar USD 2,49 miliar. Total aset per akhir 2023 turun 3 persen menjadi USD 10,47 miliar dari USD 10,78 miliar pada akhir 2022.
Total liabilitas pada akhir 2023 tercatat USD 3,06 miliar, atau turun 28 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pada akhir 2023, ekuitas tercatat sebesar USD 7,4 miliar, atau naik 14 persen karena kenaikan laba ditahan.
Investor Siap-siap, Adaro Energy Tebar Dividen Interim USD 400 Juta
Sebelumnya diberitakan, emiten batu bara milik Boy Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) akan membagikan dividen interim untuk periode tahun buku 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (19/12/2023), Adaro Energy akan membagikan dividen interim sebesar USD 400 juta atau Rp 6,17 triliun (asumsi kurs Rp 15.449,33 per dolar AS). Pembagian dividen tersebut sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 14 Desember 2023.
Berikut ini merupakan jadwal pembagian dividen interim ADRO:
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 28 Desember 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 29 Desember 2023
- Cum dividen di pasar tunai: 2 Januari 2024
- Ex dividen di pasar tunai: 3 Januari 2024
- Recording date: 2 Januari 2024
- Pembayaran dividen: 12 Januari 2024
Sebelumnya, Adaro Energy Indonesia mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan maupun laba bersih pada periode tersebut.
Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan membukukan pendapatan usaha sebesar USD 4,98 miliar per kuartal III 2023. Hasil ini turun 15,76 persen dibandingkan pendapatan usaha per kuartal III 2022 senilai USD 5,91 miliar.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan ADRO membengkak 17,47 persen menjadi USD 2,99 miliar per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai USD 2,54 miliar.
Per kuartal III 2023, ADRO meraih laba usaha senilai USD 1,61 miliar. Angka ini menyusut 48,64 persen dibandingkan laba operasional ADRO per kuartal III 2022 senilai USD 3,15 miliar.
Advertisement