Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah calon mitra potensial asal China untuk melanjutkan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).
Namun, perusahaan yang cukup serius dalam mengerjakan proyek ini salah satunya adalah East China Engineering Science and Technology Co.,Ltd.
Baca Juga
"Dari beberapa perusahaan China yang paling serius itu East China Engineering Science and Technology Co.,Ltd. Itu yang sekarang ini yang paling serius kami jajaki untuk DME," kata Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail dalam konferensi pers, Jumat (8/3/2024).
Advertisement
Arsal menambahkan, sata ini perseroan tengah melakukan perhitungan dari sisi keekonomian proyek. Perusahaan juga berkomitmen untuk melanjutkan proyek hilirisasi ini meski sempat ditinggalkan investor.
Sebelumnya, perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Air Products and Chemicals Inc dari konsorsium proyek hilirisasi atau gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). Products and Chemicals Inc bakal mengerjakan proyek DME bersama bersama Bukit Asam dan PT Pertamina (Persero).
Di sisi lain, dalam pemberitaan Liputan6.com sebelumnya Arsal mengaku telah memiliki rencana lain untuk hilirisasi di antaranya menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dengan demikian, ia memastikan proyek ini tidak akan mandek.
"Jadi sampai saat ini pembebasan lahan kami sudah lakukan dan kami siap dari 595 hektare (Ha) mungkin sudah 97 persen kami sudah siap, perizinannya sudah didapat. Jadi kawasan itu nanti benar-benar akan kami gunakan untuk hilirisasi batu bara," kata dia.
Selain itu, hilirisasi ini bukan hanya soal DME, akan tetapi turunan lain dari batu bara. "Hilirisasi ini tidak hanya DME tapi juga turunan lain dari batu bara. Jadi gasifikasi, kemudian bisa jadi methanol, ethanol, atau DME atau turunan lainnya," ujar dia.
Â
Target Produksi 2024
Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara pada 2024 mencapai 41,3 juta ton. Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismail mengatakan, perencanaan perseroan tahun ini dilakukan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis.
"Pada 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, serta angkutan 33,7 juta ton," kata Arsal dalam konferensi pers kinerja perseroan tahun buku 2023, Jumat (8/3/2024).
Sebagai perbandingan, perseroan berhasil meningkatkan kinerja operasional sepanjang 2023. Pada periode tersebut, total produksi batu bara PTBA pada mencapai Rp 41,9 juta ton. Raihan ini tumbuh 13 persen dibanding realisasi produksi pada 2022 yang sebesar Rp 37,1 juta ton.
"Capaian produksi ini berhasil melampaui target sebesar 41 juta ton yang ditetapkan pada adal tahun 2023," ujar Arsal.
Kenaikan produksi itu diikuti dengan peningkatan volume penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton pada 2023, naik 17 persen dibanding tahun sebelumnya. Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau naik 25 persen dibanding 2022.
Â
Advertisement
Penjualan Domestik
Sementara itu, penjualan domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12 persen secara tahunan (year on year/yoy). Tantangan bagi perseroan di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 34 persen dari USD 127,8 per ton pada 2022, menjadi USD 84,8 per ton pada 2023.
Sementara, harga pokok penjualan mengalami kenaikan. Di antaranya pada kompen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan.
"Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan jugakonssten mengedepanjan cost leadership di setiap lini perusahaan. Sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal," imbuh Arsal.
Selain itu, perseroan berharap agar pembentukan mitra instansi pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA.
Kinerja 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan perseroan membukukan pendapatan Rp 38,49 triliun. Pendapatan ini turun 9,75 persen dari Rp 42,65 pada 2022.
Sementara pendapatan turun, beban pokok pendapatan pada 2023 justru naik menjadi Rp 29,22 triliun dari Rp 24,68 triliun pada 2022. Sehingga, laba bruto perseroan pada 2023 turun signifikan sebesar 49,03 persen dari laba bruto pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 17,97 triliun.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/23/2024), perseroan membukukan beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,94 triliun pada 2023. Lalu beban penjualan dan pemasaran Rp 656,36 miliar dan penghasilan lainnya Rp 638,4 miliar.
Pada periode ini, perseroan juga membukukan penghasilan keuangan Rp 584,34 miliar, biaya keuangan RP 204,04 miliar, dan bagian atas keuntungan neto entitas asosiasi dan ventura bersama Rp 571,3 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 sebesar Rp 6,1 triliun. Laba ini turun 51,42 persen dibandingkan laba pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 12,57 triliun.
Aset perseroan sampai dengan akhir 2023 turun menjadi Rp 38,77 triliun dari Rp 45,36 triliun pada 2022. Liabilitas pada 2023 naik menjadi RP 17,2 triliun dari Rp 16,44 triliun pada 2022. Sementara ekuitas pada 2023 susut menjadi Rp 21,56 triliun dari Rp 28,92 triliun pada 2022.
Advertisement